Shannon terbangun di pagi hari, lukanya berangsur sembuh. Sementara lukanya belum sembuh, ia tidak boleh kemana mana agar tidak di curigai. Karena bosan, shannon keluar dari kamarnya dan hendak mampir ke kamar dean. Di depan pintu, ia sangat ragu untuk masuk ke dalam kamarnya. Hubungan mereka merenggang belakangan ini, karena insiden jatuh dari kuda.
"Putri, apakah putri ingin main ke kamar pangeran??" Tanya sherina. Ah iya, shannon mendapat dua pelayan baru, sherina dan junita,untuk menemaninya. Karena, keluarga kerajaan merasa kasihan karena shannon jarang bisa bertemu dengan temannya.
"Weh, ayolah. Kita seumuran, jangan panggil gue putri" ucap shannon
"Oke, tapi kalau depan yang lain harus tetep putri ya" ucap junita, shannon memberikan tanda oke.
"Gue gak liat pangeran sih dari semalem" ucap junita, sherina juga mengangguk.
"Masa sih? Kemana tuh bocah ya" ucap shannon, ia pun memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamarnya. Kali pertama shannon masuk ke kamar dean, ya, benar benar pertama kalinya.
"Dean.." Panggil shannon, ia pun berjalan mengelilingi kamar dean.
Tapi, nihil.. Tidak ada orang sama sekali. Shannon pun keluar dari kamarnya, dan berjalan menuju kamarnya kembali. Junita dan sherina ikut ke kamarnya, mereka bertiga biasanya curhat curhatan.
Mereka bertiga mengobrol samapai jam menunjukan pukul 6 sore dari jam 3 sore. Shannon kembali ke kamar dean, dan dean bahkan masih belum pulang. Shannon mencari dean keliling istana, temapt olahraga, dapur, perpustakaan, ruang kerja, raung belajar, ballroom, hall pertemuan dan lainnya. Tapi, ia masih belum menemukan dean juga.
"Putri, kalau saya bisa membantu, apa yang putri cari?" Tanya sella, yang merupakan asisten dean. shannon menarik nafasnya.
"cici tau dimana dean kan pasti?? Dia dimana??" Tanya shannon dengan panik, mukanya sangat menunjukan kalau dean sangat khawatir.
"Maaf, tapi pangeran meminta untuk tidak memberi tahu" ucap sella, shannon paham betul dari eksprsi muka sella. Kalau, sella berusaha melindungi dean tapi merasa bersalah dengan shannon.
"Apapun itu, mau baik atau buruk, aku gak akan marah" ucap shannon dengan muka memelas.
"maaf, tapi saya tidak bisa beritahu" ucap sella, shannon mengacak rambutnya karena frustasi. Shannon diam seketika. Ia kembali ke kamarnya, shannon mencoba untuk menelpon dean, tapi handphonennya benar benar tidak aktif.
"Apa dia berusaha menghindar dari gue ya??" Tanya shannon, ia kemudian membanting badannya ke ranjang.
"Awwww" lirih shannon, punggungnya sedikit sakit karena jatoh kemarin. Ia memegang punggunya dan merintih. Sejujurnya, shannon agak sedikit takut akan luka dalam karena kejadian kemarin, masalahnya saat terjatuh, ia herjalan sedikit kencang.
Shannon akhirnya tertidur karena ia sangat lelah.
Keesokan paginya, shannon terbangun dan segera mandi. Di kamar mandi, shannon melihat punggungnya, ada beberapa darah beku disana, shannon sebal sendiri melihatnya. Kemudian ia mandi dan setelah itu memakai bajunya.
Shannon berjalan untuk menemui para tetua, siapa tahu dean sudah kembali? Shannon pun masuk keruang keluarga, tapi dean tidak ada disana.
"selamat pagi akong, ama, papa, mama" ucap shannon, kemudian duduk di tempatnya.
"Dean sedang pergi ke bali, ia bilang ada urusan sedikit. Jadi, kamu tidak perlu khawatir dan mencari lagi ya" ucap ama, shannon bernafas lega. Akhirnya, ia tahu kemana dean pergi.
"Rose lega mendengarnya, rose kira dean kabur dari rumah" ucap shannon
"Kabur? Apa itu kabur??" Tanya ama dan akong. Shannon menutup mulutnya, ia merasa malu. Ia lupa, kalau tidak boleh menggunakan gaul di istana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Love Story
Romance[ C O M P L E T E ] +Rochealine's first story+ Kisah cinta itu, tidak semuanya berawal indah. Tapi, yang berawal dengan sedih, bukan berarti berakhir dengan sedih. Percintaan pangeran dan putri kerajaan terutama, yang paling disorot oleh massa. Sela...