BAB 10

619 61 7
                                    

Backsong : Famous - Nathan Sykes

Hai semuaaa... Maaf jarang update. Kemarin lagi fokus ke sesuatu yg lebih penting mengenai mati hidup dan matiku *lebay deh*

Hehehe...

Ok, sbg gantinya minggu ini bakal double update, tapi ga tau kapan. Diusahakan secepatnya.

Okay, reader(s)!!! Happy reading this story :*

***


"Ya Allah, diantara sekian banyak orang yang ada di kelas hamba yang dapat 100, kenapa harus makhluk astral ini, Ya ALLAH... Hamba salah apaaa..." Alin menengadahkan tangannya seraya memohon ampunan.

Bug! Ali menghadiahinya satu pukulan keras di kepalanya. Ia langsung mengelus-elus kepalanya yang sakit.

"Sakit tau," protesnya. Sekarang ini mereka berada di rumah Ali. Tadi laki-laki itu memaksanya ke rumahnya untuk belajar fisika. Dan disinilah mereka berada.

Ali mengambil tempat duduk di sofa dekat Alin. Ia fokus pada buku yang sedang ia baca sambil berkata, "Jangan berisik bodoh! Cepat selesaikan soal ini dan cepat istirahat."

Alin mendengus sebal. Ia kembali berfokus pada lembaran soal yang ada di depannya. Ia membalikkan halamannya sampai ke belakang dengan pandangan tidak percaya.

"Yang benar saja, aku harus menyelesaikan 50 soal esai ini?" tanya Alin sambil mengerjapkan matanya berharap ini semua tidak nyata. 10 soal saja sudah membuatnya pusing apalagi 50.

"Yup!" jawab Ali santai, sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca. Anak rajin memang beda.

"Dasar gila," gumam Alin kesal. Ia pun melanjutkan soal-soal tersebut. Tak sampai 10 menit, Alin beranjak dari duduknya.

"Mau kemana?" tanya Ali saat Alin melangkah ke dapur.

"Cari makan," jawabnya sambil melengos. Ia membuka setiap lemari dan kulkas seolah-olah itu rumahnya, namun ia tidak menemukan apapun selain buah. Mana kenyang ia makan begituan?!!?

"Aliiii... Keluar gih cari makan buat aku. Laper nih," pinta Alin saat ia kembali dari dapur.

Laki-laki itu kembali melirik Alin sekilas dan kembali fokus pada bukunya.

"Ogah! Keluar aja sendiri."

Mulut gadis itu menganga mendengar jawaban yang keluar dari Ali. Yang benar saja ia disuruh mencari makan sendiri.

"Tapi aku laper, Ali. Jangan males dong!!!" pintanya manja.

Kini Ali mengalihkan pandangannya menatap Alin. "Kalau gitu kamu selesaikan dulu soalnya. Nanti baru aku kasih makan."

"Seriously? Aku baru ngerjain 5 soal aja udah mual dan kamu suruh aku nyelesain semuanya?"

"Jangan banyak alasan," kata Ali tidak suka.

Amarah Alin sudah memuncak, ditambah rasa lapar, pusing, dan lelah yang sudah menjalar di sekujur tubuhnya membuat emosinya begitu mendominasi.

Bukk!!!

Alin melempar bukunya tepat ke kepala Ali. Laki-laki itu terkejut dan menoleh ke arah Alin yang kini sudah dipenuhi oleh air mata.

"Dasar jahat! Aku cuma minta makan, dan kamu malah mementingkan buku itu ketimbang aku. Aku capek tau. Tapi kamu malah narik aku kesini buat belajar tanpa ngasih waktu buat makan dan istirahat. Kamu bukan siapa-siapa aku, dan harusnya kamu tidak punya hak untuk memaksaku. Hikss..."

Remember Rain(bow)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang