BAB 4

785 88 42
                                    

Vidya dan Kesya tampak bingung melihat sikap Alin. Sedari tadi ia diam saja tanpa bergerak sedikit pun dari kursinya. Ali sendiri dari tadi sibuk mencatat hukum-hukum Newton yang ditulis oleh Pak Alfa dengan sangat rapi di papan tulis. Rommy dan Aan sendiri cuma geleng-geleng melihat kelakuan mereka berdua.

"Mereka kenapa sih?" tanya Kesya kepo. Mulutnya sudah gatal ingin bertanya pada Rommy dan Aan dari tadi.

Rommy mengedikkan bahunya. "Tau tuh! Tanya aja sama pasangan yang baru jadian noh."

Vidya langsung membulatkan matanya shock. "KALIAN UDAH JADIAN?" teriak Vidya heboh membuat seisi kelas termasuk Pak Alfa langsung menatapa kearah mereka berdua dan Vidya. Vidya yang menyadari itu langsung menutup mulutnya dan meminta maaf pada Pak Alfa.

Pak Alfa hanya melihat mereka sebentar, kemudian melanjutkan aktifitasnya.

"Iya"

"Ngga"

Jawab mereka kompak. Alin langsung menatap Ali tajam mendengar jawaban 'Iya'-nya.

"Apaan, sih? Kan gue ga pernah bilang iya sama lo," seru Alin sebal. Mulai sekarang ia putuskan untuk memakai gue-lo ke semua orang.

"Loh! Tadi?" tanya Ali membuat Alin bingung. "Tadi lo bilang 'IYA' ke gue. Jadi, lo setuju buat jadi cewek gue," putus Ali sepihak.

"NO!!!"

"Iya"

"Tidak"

"Iya"

"Arrrgghhhh... Terserah lo, deh!"

Alin tampak frustasi meladeni Ali, sedangkan Vidya dan Kesya hanya geleng-geleng melihat kelakuan mereka. Alin akhirnya memutuskan untuk mendiamkan Ali sampai jam sekolah selesai.

***

Sekolah sudah sepi. Hanya tinggal beberapa orang yang sedang mengikuti ekskul saja yang masih di sekolah. Alin keluar dari kelas, sengaja menunggu sekolah sepi supaya ia bisa pulang dengan tenang. Ia berjalan mengendap-endap di koridor sambil celingukan memastikan tidak ada orang di sekitarnya. Setelah dirasa aman, barulah ia bisa berjalan dengan tenang keluar sekolah.

Saat ia sudah berada di gerbang sekolah, seseorang menarik tangannya dan menyeretnya untuk masuk kedalam mobil. Saat melihat siapa yang menariknya, ia hanya bisa pasrah.

"Lo kenapa sih ganggu hidup gue?" tanya Alin lemah ketika Ali sudah memasuki mobil.

"Kok nada lo kek gitu sih? Kayak habis diapa-apain gue aja," seru Ali.

Alin memutar bola matanya malas. "Terserah loh deh."

Selama perjalanan pulang mereka terus saja diam. Merasa bosan dengan keheningan, Alin pun memutuskan untuk menghidupkan radio tanpa harus izin kepada sang pemilik. Lagu "Secret Love Song" mengalun memecah kesunyian. Ia menggerakkan tangan dan kepala mengikuti tiap-tiap ketukan nada sambil menikmatinya membuat dirinya lupa ia berada dimana.

When you hold me in the street

And you kiss me on the dance floor

I wish that it could be like that

Whay can't it be like that

'Cause I'm yours

Ali diam-diam memperhatikan Alin yang sedang asyik dengan dunianya sendiri.

We keep behind closed doors

Everytime I see you, I die a little more

Stolen moments that we steal as the curtain falls

Remember Rain(bow)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang