BAB 21

359 22 0
                                    


Bunyi bel pulang adalah hal yang paling ingin didengar oleh Alin saat ini. Kepalanya sudah hampir pecah karena terus dijejali dengan rumus-rumus fisika oleh Pak Alfa. Matanya sudah sakit karena terus memelototi soal-soal latihan. Dan harapannya segera terkabul.

Semua orang yang ada di kelas hampir bersorak gembira, jika guru fisika mereka tidak berada di delam kelas. Ternyata mereka semua sama saja dengan Alin. Vidya dan Kesya yang duduk di depannya juga sudah mengeluh sejak tadi. Orang-orang yang berada di kelas sudah merasa sangat lelah karena dari pagi mereka sudah mengadakan kuis matematika dan Bahasa Inggris. Mereka sudah tidak kuat lagi jika harus mengerjakan soal fisika. Ditambah lagi, ini hari terakhir mereka sekolah dan minggu depan mereka libur untuk persiapan UAS semester ganjil.

"Habis ini jadi jalan, kan?" tanya Vidya memastikan.

Alin mengangguk semangat. Mereka bertiga jarang kumpul bersama. Terkadang mereka hanya sebatas mengobrol di kelas atau ke kantin bersama, atau belajar bersama. Itu pun jarang mereka lakukan. Hampir setiap hari mereka dijejali latihan dan pr sehingga sangat dikit waktu bermain mereka. Sebagian lagi ikut ekskul dan mereka harus pandai-pandai mengatur jadwal ekskul dan belajar mereka supaya tidak terganggu.

Setelah selesai membereskan peralatan belajarnya, Alin memakai tasnya dan berjalan beriringan dengan Vidya dan Kesya keluar kelas.

"Eitss, kalian mau kemana?" tanya Ali entah sejak kapan sudah berdiri menghalangi pintu.

"Jalan," jawab Kesya singkat.

Lelaki di depan mereka tampak sedang menimbang-nimbang, sebelum tiba-tiba menjetikkan jarinya sambil terkekeh.

"Gue ikut."

Alin melotot,"Ngga!" tolaknya. Kenapa laki-laki itu harus ikut? Ini kan girls time.

"Aku takut kamu kenapa-kenapa," alibinya.

Vidya memutar bola matanya malas. Sejak kapan Ali jadi overprotektif seperti ini terhadap Alin?

"Ga usah lebay lo. Kita cuma mau kumpul cewek-cewek aja sekalian mau belanja. Emang lo tahan keliling mall bareng kita?"

Lelaki itu terlihat ragu. Cewek kalo belanja pasti lama dan membosankan. Mending dia tidak usah ikut, tapi sangat membosankan di rumah sendiri karena Alan kembali ke rumahnya di Bekasi dan kakaknya sibuk mengurusi pernikahannya lusa.

"Kamu main aja sana sama Rommy sama Aan daripada ikut kita-kita," kata Alin.

Ali menghela napas. "Ok. Tapi kalian jangan pulang malam. Sebelum jam 7 udah harus sampe di rumah," titahnya.

"Siap! Pokoknya Alin bakal kita balikin sehat wal 'afiat tanpa kekurangan apapun sebelum jam 7. Kalo gitu kita duluan. Bye!"

Ali balas melambai. Vidya menarik Kesya dan Alin berjalan melewatinya begitu saja. Padahal niatnya tadi mau berduaan dengan Alin. Mungkin ia bisa menyiapkan kencan romantis di rumah Alin sambil membunuh waktu dan menunggu cewek itu datang.

***

Vidya, Kesya dan Alin berhenti di salah satu meja di lantai food court. Diatasnya sudah tersedia tiga piring nasi goreng, satu mangkuk bakso dan tiga gelas jus jeruk yang baru saja diantar oleh pelayan. Jika ada yang tanya siapa pemilik satu mangkuk bakso itu, jawabannya adalah Alin. Hampir saja Alin meneteskan liurnya melihat makanan-makanan yang mengoda perutnya. Setelah berkeliling mall mencari baju dan sepatu yang akan dipakai saat acara pernikahan Kak Anin nanti, perutnya tidak berhenti berbunyi minta untuk segera diisi.

"Kamu laper banget Alin? Makannya banyak amat," celetuk Vidya sambil memposisikan nasi goreng dan jus jeruknya di hadapannya. Alin sendiri sudah menyantap lebih dulu baksonya yang terlihat menggodanya dari tadi.

Kesya yang duduk di sebelah Alin hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Alin.

"Baca doa dulu sebelum makan," kata Kesya dan dibalas Alin dengan anggukan tanda ia sudah melakukannya.

Ketika mereka sedang asyik menyantap makanan mereka, dua orang perempuan berjalan melewati mereka tanpa menyadari kehadiran mereka. Alin yang lebih dulu melihatnya menyenggol lengan Kesya karena gadis itu tepat di sebelahnya.

"Itu Lita bukan?"

Kesya mendongak dan melihat ke arah pandang Alin. Vidya yang mendengarnya pun ikut menengok ke belakang karena orang yang dimaksud Alin memang berada agak jauh di belakangnya. Vidya dan Kesya menyipitkan mata mereka berusaha menajamkan penglihatan.

Seketika mereka membeku ketika menyadari siapa dua orang tersebut. Alin yang menyadari perubahan dari temannya langsung bertanya tanpa suara. Tapi, tak satu pun dari mereka yang menanggapi. Masing-masing sibuk dengan pemikiran mereka sendiri.

"Siapa?" Mulut Alin sudah gatal ingin bertanya dan ia butuh jawaban untuk menjawab rasa penasarannya. Siapa cewek yang mereka lihat dan mengapa respon kedua temannya seperti itu.

Vidya dan Kesya saling menatap dan memberi kode seakan-akan menentukan apakah mereka harus menjawab sekarang atau nanti. Namun, sikap mereka membuat Alin gemas dan menuntut jawaban.

"Iya, itu Lita," jawab Kesya. Alis Alin terangkat menandakan ia belum puas hanya sekedar iya. Jika hanya melihat seorang Lita, respon mereka tidak akan sebegitunya walau ia sendiri tahu kalau cewek itu amat sangat menyebalkan dengan dirinya.

"Dan sebelahnya adalah Vita, kembarannya," tambah Vidya.

Alin mengerutkan keningnya. Iya baru tahu kalau Lita punya kembaran, dan ia sendiri belum pernah melihat cewek itu di sekolah. Tapi, yang menjadi pertanyaannya saat ini adalah 'Ada apa dengan cewek yang bernama Vita?'

***

Lagi baik hati nih, makanya double update!

Wkwkwkwk...

Engga juga, sih! Ini laptop sering error akhir-akhir ini. Jadinya kepengen update cepet cerita yang udah dibikin biar ga kelamaan. 

Bulan depan kayaknya udah fokus bgt ke penulisan lain *read: skr*ps*i*

*curhat dikit*

Aku ingin mengakhiri cerita gaje ini. Jujur, kayaknya ceritanya melenceng dari ide awal. Pengen revisi lagi ceritanya, tapi kalo udh selesai skripsinya. Mau fokus, trs habis itu mau lanjut ke story baru aku yg udh lumutan di draft laptop krn udh lama juga ga kesentuh. Hiks.

Buat yg udh request mnta dibaca, maaf ga smpt mampir. Lagi sibuk. Serius. Buka wp cuman kalo lagi bosen. Nah, kalo udh keluar semua, mudah2an bs mampir2 deh.

Makasih byk buat kalian yg udh repot2 mau baca, vomment, dan nunggu ceritaku. 

I love you for all the readers  :*

Remember Rain(bow)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang