Backsong : Hatiku memilihmu - Dygta
*belum pernah dngr lagunya. Jadi, nikmati aja ya. Wkwkwk
===========================================================
Alin merentangkan tangannya lebar-lebar, meregangkan otot tubuhnya yang terasa kaku karena duduk selama berjam-jam saat perjalanannya dari Indonesia ke London sekaligus menghirup udara dingin di sana. Memasuki musim dingin, suhu di kota London memang terasa sangat dingin hingga membuatnya beku. Suasana terasa ramai karena beberapa pohon natal dan pernak-pernik mulai terlihat menyambut natal sebentar lagi.Alin menoleh ke kiri dan kanan, mencari Kak Naufal yang katanya sudah tiba beberapa menit yang lalu. Naufal yang memang sudah lebih dulu datang kesini berniat menjemputnya hari ini. Ketika ia merasa ada yang mengambil alih kopernya, ia menoleh dan mendapati kakaknya sedang terkekeh pelan, tidak peduli dengan wajah kagetnya yang mengira ia sedang dirampok tadi.
"Wajahnya tegang amat, neng. Santai aja!"
Bukk...
Alin memukul punggung Naufal kuat karena menghasilkan bunyi membuat Naufal merintih kesakitan sambil mengelus punggungnya yang sakit.
"Ga lucu candaannya. Gimana kalo aku tadi beneran dirampok, heh?" tanya Alin galak.
Naufal hanya cengengesan sambil menggumamkan kata maaf. Tak ingin berlama-lama di sana, ia pun merangkul pundak Alin mengajaknya ke parkiran dan pulang ke rumah.
***
"Mommy, I miss you so much."
Alin langsung berlari ke pelukan mamanya yang sudah menunggu di ruang tamu begitu ia masuk ke dalam rumah, meninggalkan Naufal yang sedang menggerutu di belakang karena Alin dengan sengaja meninggalkan barang-barangnya di mobil sebagai aksi balas dendam tadi di bandara.
"Me too, sweetheart. Bagaimana perjalananmu tadi?"
Fani, mama Alin, menuntun putrinya ke kamar yang berada di lantai dua diikuti Naufal yang tampak kesulitan membawa koper dan tas Alin yang berat. Ingin dia mencaci maki adiknya itu karena membawa barang seberat ini. Memangnya apa sih yang dibawanya? Bom? Batu gunung?
"Capek." Satu kata itu cukup tergambar di raut wajah lelahnya.
Fani tersenyum melihat Alin. Beliau menyuruh Naufal untuk meletakkan tas dan koper Alin di dekat lemari. Kemudian, ia sibuk membuka koper dan menata pakaian Alin ke dalam lemari. Alin ingin membantu Fani membereskan pakaiannya, tapi Fani menolak dan malah menyuruh Alin istirahat.
"Papa dan Kak Bagas mana?" tanyanya saat ia tidak melihat kedua lelaki itu.
"Papa dan Bagas masih sibuk di kantor. Mungkin sebelum makan malam mereka sudah pulang."
Alin mengangguk. Matanya sibuk meneliti isi kamarnya. Tatapannya berhenti di jendela yang tirainya terbuka lebar. Ia berjalan ke jendela dan sibuk melihat pemandangan luar. Di sebelah rumahnya ada taman yang tidak begitu luas, namun tampak asri dan menyejukkan. Lalu di belakang rumah terdapat kolam renang bening bersih baru dibersihkan, tapi ia yakin kolam renang itu pasti tidak akan pernah disentuh karena sebentar lagi air yang ada di kolam itu akan membeku karena musim dingin.
"Apa kamu sudah menemukannya?" Fani bertanya dengan nada hati-hati, tapi ia bisa melihat putrinya menegang saat ia melontarkan pertanyaannya.
"Belum, ma," lirihnya. Walau wajah Alin menghadap keluar jendela, tapi ia bisa menebak ekspresi sedih di wajah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Rain(bow)
Teen Fiction[Revisi cerita setelah selesai] Hujan bisa menciptakan kenangan untuk semua orang Manis, pahit, tangis, tawa Hujan bisa membuat kita teringat Akan semua kenangan yang pernah terjadi Seolah-olah mengulang kembali momen-momen dikala itu Rind...