Sebelumnya saya mau minta maaf karena notif yang baru muncul sebelum ini. Saya sedang revisi ceritanya, ga semua. Soalnya lupa juga udah baca sampe mana. Suka luput juga dari penglihatan karena hamba hanyalah manusia biasa yang penuh dosa *elah, malah curhat
Ya udah, berhubung saya baru selesai UTS, jadinya saya update satu.
Check it out!!!
*Don't forget to VOMMENT, guys! :D
***
Backsong : The woman I love - Jason Mraz
Aku tidak terlalu percaya dengan yang namanya kebetulan.
Di dunia yang seluas ini, di jarak ribuan kilometer, diantara ribuan orang yang pernah kutemui, bagaimana bisa aku bertemu denganmu di tempat seperti ini?
***
"Maaf, sepertinya aku salah rumah."
Alin langsung menunduk dan merutuki dirinya sendiri karena sudah berbicara seperti itu. Untuk menghilangkan rasa malu dan gugup sekalipun, ia berbalik meninggalkan rumah itu. Dalam hati ia mulai berpikir. Apa benar ia salah rumah?
Bentuk dan tatanan dari satu rumah ke rumah yang lain memang agak mirip, tapi rumah Ali punya karakteristik tersendiri yang membedakan rumahnya dengan rumah yang lain. Besar namun terlihat minimalis dengan air mancur kecil di tengah taman depan rumahnya. Ia kembali menoleh ke belakang. Laki-laki yang membukakannya pintu tadi masih berdiri di depan, memandangnya dengan tatapan tak bisa diartikan. Alin jadi ragu untuk kembali kesana. Namun kakinya seolah berjalan sendiri untuk kembali ke depan pintu.
"Siapa?" tanya seseorang dari dalam. Alin mengenal suara khas laki-laki ini. "Kok orangnya ga masuk?"
Yang ditanya hanya mengedikkan bahunya keluar seolah menunjukkan tamunya masih berada di luar. Ali mendongak dari balik pintu melihat siapa yang datang.
"Alin," panggil Ali. Ia heran kenapa gadis itu tidak langsung masuk ke dalam.
Alin terkesiap dan langsung menatap Ali. Seketika ia jadi bingung dan gugup. Ntahlah apa yang sedang ia pikirkan sekarang. Melihat laki-laki lain yang membukakan pintu untuknya tadi membuatnya tidak bisa berpikir jernih.
"Masuk, woy! Malah ngelamun di luar. Al, ajak masuk gih tuh anak," perintah Ali pada cowok yang dipanggil Al. Laki-laki itu hanya mengangguk dan kembali menatap Alin.
"Mau pengen di luar atau masuk?" tanyanya dengan nada sedikit kesal.
Alin cemberut mendengarnya. Tanpa menunggu pertanyaan yang kedua kali, ia pun melangkah masuk tanpa menoleh sedikit pun ke arah Al. Ini pertemuan pertama mereka setelah tidak lama ketemu, tapi begitu responnya?
***
Mereka semua sudah berkumpul di ruang tamu Ali. Vidya dan Kesya sibuk bertanya satu sama lain tentang rumus-rumus yang... Ah, tak perlu dijelaskan. Rommy dan Aan sibuk berlomba siapa yang paling cepat menyelesaikan soal latihan yang ada di buku cetak Fisika. Ali baru saja balik dari dapur sambil membawa sandwich dan puding coklat susu buatannya. Alin hanya mengetuk-ngetuk pulpennya di buku catatannya sambil sesekali melihat pintu kamar yang dimasuki Al tadi.
"Lo kenapa sih, Lin? Dari tadi muka lo ditekuk mulu kayak belom disetrika," celetuk Aan.
Alin berdecak sambil menatap Aan sengit. "Kenapa? Ga suka?" ketusnya.
Aan jadi merasa takut melihatnya. Yang lain hanya geleng-geleng.
"Lo PMS?" tanya Vidya.
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Rain(bow)
Teen Fiction[Revisi cerita setelah selesai] Hujan bisa menciptakan kenangan untuk semua orang Manis, pahit, tangis, tawa Hujan bisa membuat kita teringat Akan semua kenangan yang pernah terjadi Seolah-olah mengulang kembali momen-momen dikala itu Rind...