BAB 18

38.7K 1.8K 9
                                    

happy reading!!!

Arena sampai di rumah langsung mendudukkan attara di sofa, arena mengambil kotak p3k untuk mengobati luka goresan di tangan attara.

"lukanya bunda obatin dulu ya sayang." ucap arena. Attara menganggukkan kepalanya menjawab perkataan bundanya. Arena mengambil alcohol lalu membersihkan luka goresannya. Kemudian mengoleskan obat merah di tanggan attara dan membalut lukanya dengan perban.

"udah selesai. Attan kok bisa luka begini nak?" Tanya arena.

Attara menundukkan kepalanya lalu menangis kembali. Arena kemudian memegang pipi anaknya.

"attar kok diam aja bunda Tanya hm?"

"hiks.., tadi attan nen..dang bolanya avin nda."

"avin..?" siapa avin sayang.

"yang punya bolanya nda..".

"terus kok attan bisa luka begini?" arena mencoba untuk mencari jawaban dari anaknya.

"attan di dorong ama avin nya nda, hiks.. tuss attannya atuh." Attara masih sesegun menjawab pertanyaan bundanya.

Arena menghapus air mata attara yang masih membasahi pipinya.

"oow jadi begitu ceritanya. Nih bunda kasih tau attara ngak boleh kayak gitu lagi ya. Attar ngak boleh nendang bola yang bukan punya attar lagi. Itu ngak boleh nak. Sekarang attar berhenti nangisnya besok kita beli bola yang bagus buat attar .ok?" arena menasehati attar sekaligus menghibur anaknya agar berhenti menangis.

" huuu attan ndak mau bola nya.." arena bingung melihat sikap anaknya yang tidak menginginkan bola tersebut.

"kok attar ngak mau bola nya, terus attar mau nya apa sayang ? bunda akan nurutin semua permintaan attar." Arena masih mencoba untuk menghibur attara.

"janji..nda." attara memberikan jari kelingkingnya tanda bundanya mau berjanji.

"iya bunda janji.apa sih yang ngak buat anak bunda yang ganteng ini." Jawab arena sambil mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari mungil attara.

"attan au papa.., attan au papa." Arena terdiam mendengar perkataan anaknya. Ia tidak menyangka kalau permintaan attara adalah hal yang sangat tidak diinginkan keluar dari mulut anaknya itu. Arena bungkam tidak menjawab perkataan anaknya.

"nda..nda..attan au papa..hiks..attan au papa nda." Rengek attara yang mengguncang bahu ibunya.

Arena masih saja bungkam tidak menjawab sepatah kata pun . suaranya tertahan di tenggorokan. Matanya berkaca-kaca melihat attara. Tanpa menahan laju air matanya arena menangis tanpa bersuara.

Arena menghapus air matanya lalu menatap anaknya dengan sayang. " attar lapar ? bunda buatin makanan kesukaan attar ya?" arena mengalihkan pembicaraan.

"ndak au...., atttan au papa...,hiks papa nda..pa..pa" tangis attara semakin kencang saat mengetahui bbundanya tidak menjawab pertanyaannya. Arena yang melihat air mata anaknya pun tak tahan menahan iar matanya, ia menangis dan langsung memeluk attara dengan erat.

" attan jangan nangis lagi nak, bunda juga sedih lihat attarnya gini." Arena berkata dengan suara seraknya karena menangis.

"hey..sayang..attan liat bunda!" arena memegang pipi anaknya agar bisa menatap mata yang sudah dibanjiri air mata itu.

"papa attar sedang bekerja sayang buat beli mainan untuk attar, buat beli makanan kesukaan attar. Sekarang papa tempatnya jauuuh benget dari kita. Nanti kalau uang papa udah banyak papa pasti pulang ketemu attar dan membawa banyak mainan untuk attar. Jadi sekarang attar ngak boleh nangis lagi. Nanti kalu attar sedih papa pasti juga sedih di sana. Attar mau buat papanya sedih nak?"

"ndk au papa ndk oleh cedih nda." Jawab attar setelah mendengar perkataan bundanya.

"anak baik. Jadi attar ngak boleh cengeng lagi. Ok?"

"iya, nanti papa pulang ya nda, beli mainan buat attan , kayak pecawat gede ya bun?" Tanya attar yang sudah melupakan kesedihannya.

" he.he iya sayang papa nanti pulang dan bawa pecawat yang gede buat attan." Arena mencoba tertawa walaupun hatinya di liputi dengan kesedihan telah mengatakan hal yang mustahil kepada anaknya.

" yaudah sekarang attar bobo dulu ya sayang .attar harus istirahat karena terlalu lelah."

"iya nda,,,attan nantuk nda, au bobo." Attara menguap dengan lebar di depan sang ibu pertanda dia kelelahan dan mengantuk sehabis menangis.

"ok. Sekarang kita ganti baju dulu ya, cuci kaki, gosok gigi dulu, baru bobok. Yaudah sini nak bunda gendong." Arena menggendong attar dan melangkah menuju kamarnya .

TBC.....

vote and comment!!!

Revisi10/06/20

MY LOVELY SONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang