BAB 22

43.3K 2.1K 18
                                    


jangan lupa vote dan comment!

 Setelah kepergian varreno dan attara, arena langsung menuju ke dapur untuk memasak makan malam. Arena kemudian membuka isi kulkasnya dan melihat bahan-bahan yang terdsedia di dalamnya Ada ayam, kentang, wortel, dan kol. Arena memutuskan untuk membuat sop ayam yang mudah dan praktis. Sebelumnya arena sudah memasak pepes ikan gurame dan kentang goreng sebelum pergi bermain ke taman tadi sore dan sekarang arena hanya tinggal memanaskan masakannya.

Selesai memasak aren menghidangkan masakannya di meja makan. Arena kemudian menyiapkan peralatan makan, ia melangkah ke dapur untuk mengambil piring tetapi ia terkejut mendengar suara jeritan attara dari atas, arena langsung menaiki tangga dengan cepat yang ada dipikirannya sekarang hanya attara.

"apa yang terjadi di atas?" arena sibuk memikirkan apa yang sedang terjadi. Saat arena memasuki kamarnya ia tidak mendengar suara attara lagi, kemudian arena memutuskan untuk melihat kea rah kamar mandi kebetulan pintunya juga terbuka. Arena melangkah dengan pelan saat sampai di pintu ia terdiam melihat pemandangan yang ada di depannya sekarang.

Arena melihat attara yang sedang di peluk erat oleh varreno dan attara yang berusaha meminta di lepaskan karena merasa sesak akibat pelukan papanya. Arena mendengar ucapan vareno yang sangat tulus di pendengarannya.

"maafkan papa nak.maafkan papa.." ujar Varreno dengan lirih yang masih memeluk attara.

"papa..attan ndak bisa nafas pa..papa." Attara mencoba untuk melepaskan pelukannya dari sang ayah karena pelukannya yang erat.

"papa.." teriak attara yang merasa tercekat dalam pelukan papanya.

Varreno yang mendengar teriakan attara langsung melepaskan pelukanny.

"kenapa sayang? kok teriak?" Tanya attara yang memeriksa seluruh badan telanjang anaknya.

"attan cucah nafas papa. Papa tencang peluk attannya." Jawab attara dengan kesal.

"oh.hehe maaf kan papa sayang. papa terlalu senang bisa ketemu sama attar."

"papa cenang temu attan.?" Tanya attara dengan tampang yang sangat menggemaskan sehingga membuat varreno langsung menghadiahi wajah anaknya itu dengan ciuman sayang.

"iya papa seeenaangg banget ketemu sama attar."

"attan uga cenang bica ketemu ma papa.. ndaa bilang papa kerjanya jauh ndak bica pulang temu ma attan." Attara mencebikkan bibirnya pertanda sebentar lagi ia akan menangis.

"maafkan papa nak, maafkan papa. Papa janji ngak akan ninggalin attan lagi."

"hiks..hiks jan..ji papa..attan au cama papa telus ama ndaa uga.." Varreno membawa tubuh anaknya itu ke dalam pelukannya. Hatinya merasakan sakit yang sangat karena melihat tangis anaknya.

"iya nak papa janji ngak akan ninggalin attar sama bunda." Janji Varreno kepada anaknya.

Varreno melepaskan pelukan attara lalu menghapus air mata anaknya itu.

"udah sayang. attan ngak boleh nangis lagi. Anak laki-laki ngak boleh nangis. Anak laki-laki itu ngak boleh cengeng."

Arena terharu melihat pemandangan yang ada di depannya saat ini. Tanpa di sadarinya air matanya pun membasahi pipi mulusnya. Arena menutup mulut agar isak tangisnya bisa teredam dan tidak terdengar oleh mereka. Arena kemudian menyembunyikan dirinya di balik dinding kamarnya ia tidak tahan melihat percakapan antara dua orang yang sangat di cintainya itu.

Arena rasanya tidak akan sanggup untuk memisahkan ayah dan anaknya lagi. Ia tidak ingin melihat kesedihan di mata attara lagi ketika menanyakan papanya, kapan papanya pulang, apa papa sayang attar. Arena tidak ingin mendengar perkataan itu lagi dari mulut anaknya. Ia tidak ingin kehilangan kebahagian anaknya . arena tidak sanggup lagi melihat air mata attara.

MY LOVELY SONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang