BAB 6

41.5K 2.4K 16
                                    

Hai hai selamat sore semuanya author balik lagi ..

Semoga cerita ini bisa menemani malam anda .

vote and comment!!!!

Selamat membaca!!!!!!!!!

***

Attara......,

Aku berlari menghampiri Attara yang jatuh tersungkur.

"ya allah sayang, Attar nggak papa nak? Apanya yang sakit? Coba lihat bunda mana yang sakit nak!". Tanya Arena bertubi-tubi sambil membawa Attara ke pelukannya, lalu memeriksa tubuh Attara mana tau ada yang luka.

"hiks...hikss...nda...hiks..atit nda...". Jawab Attar yang yang menangis sambil memeluk leher bundanya.

'uusshhh....uusshhhh..cup ..cup .. mana yang sakit nak, coba liatin sama bunda". Arena mencoba menenangkan tangis Attara, dan menanyakan lagi mana yang sakit kepada anaknya".

"hiks.....ini nda, tangan Attannya atit hiks..". Adu Attar tersedu-sedu sambil menunjukkan luka yang ternyata ada di siku tangannya".

"Ya allah, nak kok bunda nggak liat ya tadi, yaudah kita obatin dulu ya lukanya di ruang bunda, nangisnya udahan ya sayang, kan jagoan nggak boleh nangis". Ujar Arena tenang sambil menggendong Attara ke ruangannya. attara mengangguk mendengar perkataan bundanya dan menyembunyikan kepalanya di cerukan leher bundanya. Arena sampai di ruangannya lalu mendudukkan Attar di sofa dan mengambil kotak P3K di lemari kaca yang ada diruanganya itu.

"sshhhh atit nda, tanan attanya atit, pelan-pelan aja nda". Attara meringis menahan sakit di sikunya.

"iya ini bunda pelan-pelan kok ngobatinnya nak, Attar tahan bentar ya. Nah udah selesai kan, nggak sakit kan nak, Attar harus hati-hati, nggak boleh lari-lari lagi. Attar mau jatuh kayak tadi lagi terus badannya luka-luka semua lebih dari ini, Attar mau hm?" Tanya Arena

"iya nda, Attan ndak lali-lali ladi".

"Nah, itu baru anak bunda. Harus dengar apa yang bunda katakan, nggak boleh diulangi lagi". Peringat Arena pada attara. Attara mangangguk mendengar peringatan bundanya.

"yauda, sekarang bunda mau ke kelas dulu, Attan ikut bunda?" Tanya Arena sambil meletakkan kotak  P3K nya ketempat semula.

"iya, Attan itut nda, tapi Attan ndak mau belajalnya". Jawab Attar berdiri dari sofa dan menggandeng tangan ibunya keluar ruangan.

"ok,  Attar boleh nggak belajar sekarang, tapi sampai tangannya sembuh, kalau tangan Attar udah sembuh attar harus belajar, ok?". arena mencoba untuk bernegosiasi dengan Attara.

Attara terdiam sebentar, lalu menjawab "iya, bunda".

"good boy".

***

Di kantor Varreno,  Brian sedang menunggu jawaban Varreno.

"dia ada....

"kalau dia ada, terus sekarang dia dimana, lalu apa kau sudah punya anak?". Brian yang tidak sabar mendengar jawaban Varreno bertanya lagi.

"dia ada tapi dia pergi meninggalkan aku". Jawab Varreno dengan sedih, terlihat dari matanya ada luka dan kekecewaan yang mendalam tersimpan di dalamnya.

Brian terkejut mendengar pernyataan dari Varreno. "lalu, kenapa kau tidak mencarinya?."

"aku sudah mencarinya kemana mana, aku juga sudah menyewa para detektif untuk melacak keberadaannya, tapi sampai sekarang dia belum juga ditemukan, rasanya aku benar-benar gila karena tidak menemukannya." Jawab Varreno frustasi sambil menjambak rambutnya sendiri.

" wah, berarti istrimu benar-benar pandai menyembunyikan dirinya agar tidak bisa kau temukan." Kata brian dengan kagum sambil berdecak.

"tapi, kenapa dia pergi darimu?"

"aku juga tidak tau kenapa dia memutuskan pergi dari hidupku dan dia hanya meninggalkan sepucuk surat, yang berisikan kalau dia mencintaiku."

"aneh, kalau dia mencintaimu kenapa dia memutuskan untuk pergi?" kata Brian dengan bingung sambil mencoba untuk berpikir ada masalah apa gerangan.

"apakah sebelum istrimu pergi, kau ada masalah dengannya? Atau kau pernah bertengkar dengannya?" Brian mencoba untuk mengingatkan Varreno, mana tau masalah di antara mereka sehingga istrinya memutuskan pergi.

Varreno mencoba mengingat kenangannya bersama istrinya, apakah ada permasalahan yang membuat istrinya memutuskan untuk pergi. tapi tidak ada yang dapat diingatnya kenangan terakhir dia dengan istrinya, apalagi masalah yang terjadi.

"Brian aku mengingatnya" jawab Varreno berteriak sampai-sampai membuat Brian tersedak minumannya.

"oh shit, apakah kau tidak bisa berbicara dengan tidak berteriak? Kau membuat bajuku basah sialan". Umpat Brian yang kesal dengan sikap Varreno.

"hehe maaf, aku tidak sengaja".

"hm baiklah, ceritakan apa yang kau ingat?" Ujar Brian yang sudah meredakan kekesalannya.

Varren menceritakan kejadian yang membuat istrinya pergi meninggalkannya.

Jreng...jreng..., akhirnya selesai juga update nya,,jangan lupa VOTE AND COMMENTYA YA?

Bagi yang suka membaca cerita ini, tolong hargai tulisan ini, jangan hanya jadi silent readers aja, karena itu sangat menyakitkan buat saya.

TBC

Revisi
2 Juni 2020

MY LOVELY SONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang