BAB 40

29.9K 1.8K 27
                                    


selamat membaca guys...!!!!

Arena dan Varreno terkejut melihat orang tua nya sedang berdiri di depannya. Begitu pun sebaliknya orang tua Varreno terkejut melihat anak bersama dengan menantunya itu.

Varreno dapat merasakan aura ketegangan yang berasal dari tubuh Arena. Arena berdiri di sampingnya dengan diam dan kaku menatap pasangan paruh baya di depannya. Arena belum siap untuk bertemu dengan kedua orang tua Varreno atau mertuanya oh tidak bukankah mereka sudah tidak menganggap Arena menantu mereka lagi. Walaupun sudah berdiskusi dengan Varreno tentang masalah ini namun tetap saja dia belum siap menerima keadaan seperti ini.

Arena belum menyiapkan mentalnya untuk bertemu orang tua Varreno. Dia tidak tau apa yang akan dijawabnya jika mereka bertanya tentang anaknya. Tersadar tentang Attara, sontak mengembalikan kesadaran Arena.

Arena melihat anaknya itu sedang berdiri dengan bingung melihat sepasang paruh baya di depannya.

"oma dan opa siapa?"

Sepasang paruh baya itu sontak melihat kearah Attara. Mereka masih syok melihat wajah bocah kecil itu. Mereka seperti melihat Varreno kecil sedang berdiri dengan tampang lucunya.

Dengan sekali lihat saja mereka sudah mengetahui kalau bahwa bocah kecil yang menggemaskan itu adalah cucu mereka.

"kamu lucu sekali sayang. Anaknya siapa sih." Mommy Varreno berjongkok untuk menyamai tingginya dengan sang cucu.

"anaknya bunda Alena dan papa Valleno oma." Jawaban sang cucu membuat sepasang paruh baya itu masih terkejut dan syok walaupun mereka sudah menduga kemungkinan kalau bocah kecil itu memang cucu mereka.

"nama kamu siapa jagoan?"

Tidak ketinggalan daddy Varreno juga menyamakan tingginya dengan sang cucu.

"Valleno Attala Mchilton opa."

Sang opa kemudian tersenyum kearah cucunya. Bahkan Nama anaknya ada dalam nama sang cucu bahkan nama keluarganya juga.

Menantu kesayangannya itu bahkan mau menyematkan nama keluarganya dalam nama cucunya walaupun kejadian tiga tahun yang lalu istrinya mengusir sang menantu.

Arena menahan nafasnyadengan tegang saat mommy Varreno bertanya kepada sang anak. Varreno yang menyadari hal itu langsung memeluk Arena untuk menenangkan istrinya itu.

" ngak usah takut sayang. Semuanya akan baik-baik saja percaya sama akau." Bisik Varreno mengetatkan pelukannya.

"Aku takut,, Aku belum siap." Arena berujar lirih. Air matanya menetes tanpa di perintah.

"tenang sayang. Jangan berpikir yang macam-macam. Kamu hanya perlu berada di samping aku. Hm? " Varreno melepaskan pelukannya dan memegang pipi Arena.

"kamu percaya sama aku kan?"

Arena mengangguk dengan air mata yang masih mengalir. Varreno tidak tahan jika melihat air mata istrinya itu mengalir di pipi halus istrinya.

"jangan nangis lagi ya. Kita sama –sama menghadapinya. Oke?"

Arena menganggukkan kepalanya lagi.

"kalian mau sampai kapan membuat mommy dan daddy di luar dan menonton drama ini?"

Perkataan sang mommy membuat Varreno dan Arena langsung terkesiap. Mereka tidak menyadari jika dari tadi mereka masih di lorong apartement.

Arena melihat Attara berada dalam gendongan daddy Varreno dan tertawa bersama. Entah apa yang mereka bicarakan sehingga Attara terlihat tertawa lepas seperti itu.

MY LOVELY SONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang