BAB 30

56.4K 2.5K 82
                                    


Happy teading.!!!

***
Dua minggu telah berlalu. Attara semakin lengket kepada varreno, tidak mau jauh dari jangkauan papanya. Setiap hari varreno selalu di rumah arena untuk melihat istri dan anaknya tersebut. Bahkan pekerjaannya pun dibawanya ke bandung demi istri dan anaknya. Jika ada pertemuan yang memang mengharuskannya untuk hadir, maka barulah dia kembali ke jakarta, selebihnya asistennya yang mengurus. Dia hanya memantau lewat emailnya saja.Bahkan arena sudah mulai bisa menerima kehadiran varreno di sekelilingnya. Tak bisa menampik hatinya yang juga merasakan kebahagiaan yang membuncah di dadanya.

Seperti pagi ini attara sudah heboh dengan tingkahnya sejak bangun pagi tadi. Tidak berhenti berceloteh sendiri atau terkadang bertanya kepada arena.
" papa mana nda?"

"Tok papa belum datang nda?"

"Ishh papa na lama. Attan capek nunggu na."

"Nda papa na mana? Papa ndak boong tan nda?"

Ya dari tadi itulah yang dibicarakan attara sejak pagi. Dia tidak berhenti berjalan mondar mandir dari ruang tamu ke jendela melihat apakah varreno sudah sampai apa belum. Attara takut kalau papa nya tidak menepati janjinya yang akan mengajak attara pergi jalan-jalan.

Arena menggelengkan kepalanya melihat tingkah attara dari pagi tadi. Jelaslah varreno belum datang waktu saja masih menunjukkan pukul setengah tujuh, varreno saja biasanya datang jam tujuh. Attara aja yang bangunnya terlalu pagi. Mungkin attara tidak bisa menutupi rasa bahagianya yang ingin pergi sama varreno, makanya dia cepat cepat bangun.

"Attan duduk di sini nak. Attan ngak capek mondar mandir terus?"

"Attan nunggu papa nda."

"Iya nanti papa pasti datang sayang. Sini duduk dekat bunda dulu." Arena menyuruh attara mendekat di sofa. Attara mendekat dengan tampang seperti baju yang belum di setrika. Bibirnya maju kedepan pertanda dia kesal. Wajahnya sudah menunjukkan kesedihan yang tidak bisa di tutupi.

Arena mengangkat tubuh attara dan mendudukkan di pangkuannya. " hei lihat bunda nak. Kok mukanya di tekuk begitu?"

" papa boong nda. Papa ndak datang."

"Sayang dengerin bunda. Papa pasti datang. Attar lihat jam nya .sekarang aja masih jam setengah tujuh nak.masih pagi sayang. Orang orang aja mungkin ada yang belum bangun. Attar nya cepat banget sih bangunnya."

"Tapi nda tan papa udah janji bawa attan jalan."

" iya attan tunggu aja ya. Papa ngak mungkin boong ma attan."

" hiks..hiks..attan mau papa nda. Nanti papa pelgi agi nda .attan ndak au ditinggal  papa agi nda hiks..attan au papa."

Arena merasakan hatinya yang perih mendengar perkataan anaknya. Ternyata anaknya takut ditinggal papanya.  Arena tidak bisa membayangkan bagaimana kalau varreno kembali ke jerman lagi dan meninggalkan mereka lagi. Teruttama attra yang sangat bergantung kepada varreno sejak dia datang kedalam kehidupan mereka.
Arena tidak terpikirkan sampai kesana, suatu saat varreno pasti kembali kepada istrinya dan anaknya di jerman sana.
Memikirkan hal seperti ini ikut membuat arena sedih.

***
Varreno memarkirkan mobilnya di depan rumah sederhana itu. Dia turun dari mobilnya dan membuka pintu rumah yang ternyata tidak terkunci. Ya biasanya varreno seperti itu kalau datang ke rumah ini. Dia terlalu malas mengetuk pintunya. Toh dia juga sudah sering ke sini akhir akhir ini .bisa dikatakan setiap hari.
Varreno kemudian menutup pintunya kembali. Saat memballikan baddannya dia bingung melihat attara yang menangis dalam pelukan arena. Varreno mendekat kemudian menunduk di hadapan attara.sedangkan arena masih terduduk diam dengan pandangan ke arah televisi di depannya.

MY LOVELY SONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang