Arena dan Attara sudah sampai di depan gedung kantor varreno. Mereka memakai baju couple sehingga ibu dan anak itu mendapat perhatian dari pegawai kantor.
" duh lihat deh istri sama anak bos bikin aku iri aja".
"iya aku juga. Istri nya cantik. Anaknya pun ganteng. Gemes deh".
" aku juga mau dong punya anak seganteng itu."
Arena mendengar bisikan bisikan karyawan kantor tentang dia dan anaknya. Arena mengulum senyumnya dan berlalu dari lobby kantor.
Arena langsung masuk ke dalam lift yang dapat mengantarkannya ke ruang varreno berada.
" nda tenapa olang-olang tu liat nda ama attan?".
" itu karena anak bunda hari ini ganteng banget." arena mencium gemas pipi Attara.
"betul unda?"
" iya dong sayang".
"ayo nda cepat. Attan au temu papa". Attara menarik narik ujung baju Arena.
" iya sabar dong sayang. Bentar lagi kita sampai di ruang papa."
Arena tersenyum melihat tingkah Attara. Dia bahagia melihat binar kecerian di mata anaknya. Arena rasa rasanya tak sanggup jika harus melihat kecerian pudar pada wajah Attara.
"Aku sudah memutuskan akan memulainya dari awal". Arena berkata dalam hatinya.
Ting, lift berhenti dan terbuka, Attara langsung berlari ke ruang Varreno. Arena menggelengkan kepalanya tersenyum.
" sayang jangan berlari nanti jatuh." teriak Arena yang tidak di dengar Attara.
" duh anak itu." omel Arena.***
Pintu ruangan Varreno terbuka lebar.
"papa..." Attara langsung berteriak ketika masuk ruangan.
Varreno mengangkat kepalanya dari dokumen yang sedang dipelajarinya.
Varreno tersenyum melihat anaknya berlari kearahnya.
Varreno langsung menangkap tubuh Attara ke dalam gendongannya.
" hap..., oow beratnya jagoan papa." varreno langsung menciumi pipi gembul Attara.
" hehehe..., udah papa, udah."
" abis papa gemas sama Attan."
" tenapa? Papa Attan danteng ya?" tanya nya dengan mata bulat yang berkedip kedip.
"hahahaha..., " Varreno tertawa dengan keras membuat Attara langsung diam.
Melihat raut wajah anaknya yang langsung diam sontak membuat tawa Varreno berhenti.
" heem,, pasti dong anak papa itu gantengnya sedunia. Papa aja ganteng pasti anaknya ganteng juga dong. Ngak ada yang bisa mengalahkan kegantengan anak papa." jelas varreno. Attara langsung tersenyum mendengar jawaban papanya.
" betul papa?"
"iya dong."
"yeeyyyy Attan danteng tayak papa." heboh Attara.Arena bisa mendengar suara tawa dari dalam ruangan Varreno. Saat sampai di pintu ruang suaminya. Arena melihat Varreno yang tertawa lepas. Sedangkan Attara ada dalam gendongannya. Arena bahagia melihat pemandangan seperti ini. Dua orang kesayangan dalam hidupnya yang tak dapat diganti oleh apa pun.
"sayang, kamu kok ngak masuk malah berdiri di pintu?" varreno memutuskan untuk menghampiri Arena sambil menggendong Attara.
"kayak orang lain aja sih, harus di jemput dulu baru mau masuk." lanjut varreno dan membawa istri cantiknya itu duduk di sofa dan menurunkan Attara dari gendongannya.
"aku ngak mau mengganggu keromantisan antara ayah dan anaknya. dan kamu tahu aku sangat bahagia melihat pemandangan seperti tadi." varreno dapat melihat binar bahagia pada pancaran mata Arena.
"aku akan buktikan kalau pemandangan yang kamu lihat tadi akan kamu lihat tiap harinya sayang." ujar varreno lembut kemudian mengecup puncak kepala Arena.
"aku menunggu untuk itu." lirih Arena yang diangguki oleh Varreno.
"sekarang mari kita makan, bunda udah masakkin sambal kesukaannya papa sama Attan sesuai dengan permintaan." Arena membuka kotak kotak tempat makanan yang dibawanya dari rumah dan menghidangkannnya di meja.
"papa mau disuapin bunda, boleh ya?" rayu Varreno dan mengedip ngedipkan matanya.
"ok. sekarang bunda lagi senang. dan berbaik hati untuk menyuapkan makanan untuk bayi kecil dan bayi besar kesayangan bunda ini."
"bayi becal ciapa nda?"
tiba-tiba Attara langsung merespon ucapan Arena. Varreno dan Attara sontak menghadap kearah anaknya yang memasang muka polos menggemaskan itu."ha? bayi besar?" ulang Arena
"a ah".
Varreno langsung mengambil tubuh Attara dan memangkunya. " bayi besar yang dibilang bunda itu papa sayang. dan bayi kecilnya itu Attara anak nya papa Varreno."
Attara masih diam dan memikirkan ucapan ayahnya.
"iihhh ndak au. Attan butan ayi tecil papa. Attan udah becal." Attara memekik kecil karena tak mau dianggap bayi kecil oleh orang tuanya.
"masa udah besar sih?" goda Varreno dengan menahan tawanya. sedangkan Arena mendelik kesal kearah suaminya itu.
"iya. Attan udah becal, ni iyat tubuh Attan becal". Attara menunjukkan bagian bagian tubuhnya yang gempal.
"ahahahahhahahha..............".
hal tersebut sontak mengundang tawa dari kedua orang tuanya. Attara memandang orang tuanya yang belum juga berhenti tertawa.
"sayang, bayi besar itu kayak papa ini. coba lihat tubuh papa besar, tinggi, nih liat tangan papa juga besar banyak otot-ototnya juga. coba lihat tubuh attan, bandingkan sama yang punya papa, besaran yang mana coba?" Arena menjelaskan hal tersebut kepada anaknya.
"papa".
"nah itu jagoan mama tau. nati kalau udah kayak papa ini, tinggi Attan juga sama kayak papa. itu artinya Attan udah besar. sekarang Attan masih kecil, masih jadi baby nya bunda sama papa. jadi Attan harus banyak makan supaya cepat besar seperti papa, ok jagoaan?"
"ote unda. Attan mau cepelti papa, bial bica jaga unda. lindunin unda ya tan pa?" Attara meminta dukungan papanya."
Varreno mengangguk kepalanya dengan haru mendengar perkataan anaknya.
"iya sayang. tentu jagoan memang harus bisa jagain bunda kalau nanti papa ngak ada . janji sayang?"
"iya papa". varreno langsung memeluk tubuh anaknya. Air mata itu langsung mengalir di pipi mulus Arena. tak mau ketahuan oleh suami dan anaknya, Arena langsung berujar, " udah dong pelukannya, sekarang kita makan ok?, nanti masakan bunda ngak enak lagi keburu dingin. sekarang bunda suapin siapa dulu?"
"Attan nda". Attara berteriak dengan mengangkat tangannya. Varreno tersenyum dengan aksi anaknya itu.
"ok duluan Attan, baru papa." jelas Arena.
"aak, ayo buka mulutnya." Attara membuka mulutnya lebar lebar. Arena beralih kearah suaminya dan tersenyum lembut memandangi suaminya itu. Varreno balas memandang istrinya
"aak, ayo papa buka mulutnya juga, bunda udah pegal ini tangannya mengantung."
"eh oh iya, bunda cantik." Arena blushing mendengar pujian dari Varreno.
"e eh, unda emang cantik." timpal Attara.
"hhem bunda memang cantik. sekarang ayo buka mulutnya lebar-lebar." titah Arena yang dipatuhi oleh keduanya.
mereka makan bersama dan diselingi dengan godaan Varreno untuk Arena. jangan lupakan tawa anaknya yang jug membahana.
***
25/06/20

KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY SON
RomanceGuys.., ebook nya udah tersedia ya. Bisa di download di google playbook/playstore. Silahkan klik link nya di bio /profil wattpad aku ya guys... *** kesalahpahaman di masa lalu membuat sepasang suami istri ini berpisah tanpa adanya kata perceraian da...