BAB 11

37.7K 1.9K 6
                                    

Sebelum berangkat menemui seseorang yang ditelponnya tadi, Arena menelpon Varreno.

"Hallo sayang." Jawab Varreno di seberang.

"Halo hubby. Umm, kamu nanti ada lembur, nggak?" tanya Arena.

" Kayaknya nggak sih, emang ada apa sayang?"

"Aku mau masak makanan yang special buat kamu, kamu cepat pulang ya?"

"O oww. What happened My Wife? kamu jarang –jarang loh kayak gini , mau kasih aku kejutan ya?" tanya Varreno tersenyum memikirkan kejutan apa yang akan diberikan istrinya itu.

"Ada deh, yang penting jam delapan kamu harus ada di penthouse!" sahut Arena mutlak.

"Oke. oke. Aku  bakal cepat pulang hari ini. Aku udah nggak sabar liat kejutan kamu." ucap Varreno riang.

"Yaudah aku tutup telponnya ya, sayang."

"Oke sugar. Muuuaacchhhh.." Varreno memberikan ciuman lewat telponnya.

Semoga apa yang aku lakukan ini memang benar dan bisa membuat mommy bahagia, aku berharap semoga Varreno juga bahagia dengan keputusanku ini.

***

Sekarang Arena sudah berada di direstoran die stube yang terkenal dengan makanan whole roasted pork knucklenya. Ia memperhatikan orang yang ada di restoran ini dan melihat ada seorang pria dengan postur tubuh yang tegap, dengan wajah tampan dan berwajah asia melambaikan tangan kepada aren.

"Hai, udah lama nunggunya?" tanya Arena sambil duduk di depan pria tersebut.

"Jhm nggak juga, sekitar lima belas menit lah. Aku udah pesenin kamu apfelschorle, kamu kan suka sekali dengan jenis minuman yang terbuat dari campuran jus apel dan soda ini, right?" tanya pria itu kemudian.

"Yes of course, thanks Alvan, kamu memang tau aku banget." Jawab Arena sambil tersenyum

"Itulah gunanya teman, bukan?" jawab teman Arena yang bernama Alvan tersebut.

Alvan ini adalah teman Arena satu universitas di Ludwig Maximillians Universitat (lMU) sama dengan Varreno. Alvan dan Aren sama-sama berasal dari Indonesia yang mendapatkan beasiswa kuliah di jerman. Dan di sanalah mereka bertemu dan memulai pertemanan yang berlanjut sampai sekarang.

"So..., kenapa kamu ingin bertemu dengan aku. Kamu tau kan jadwal ku sangat sibuk . jadi kamu harus membayar waktuku ini." ujar Alvan bercanda.

"Ya. Ya. terserahmu sajalah. Aku ngikut aja. Alvan aku meminta kita bertemu karena aku butuh bantuanmu." Jawab Aren serius.

"Bantuan?"

"Bantuan seperti apa, Aren?" tanya Alvan.

"Aku ingin kamu memesankan tiket untukku ke Indonesia, dan aku mohon cari cara agar kepulanganku ini tidak diketahui oleh suamiku, bagaimanapun caranya!"

"Wait...wait.. apa maksudmu Aren?" tanya Alvan bingung

"Ya, aku ingin ke Indonesia . dan memulai hidup baru sendirian di Indonesia. Aku ingin pergi jauh dari Varreno." Jawab Arena pelan

" Kenapa kamu ingin pergi dari Varreno?"

"Apa kamu ada masalah dengan Varreno?" Tanya alvan lagi.

"Ya."

Arena menceritakan permasalahannya yang dihadapinya kepada Alvan mulai dari Ibu mertuanya yang menginginkan seorang cucu, dan dia yang tidak bisa memberikan Varreno seorang anak dan cucu untuk mertuanya.

Alvan terdiam sejenak memikirkan masalah arena.

" Apa kamu udah yakin Arena, apa kamu tidak akan menyesal? Saranku mending kamu cari solusinya bersama Varreno. Jangan memutuskan masalah ini sendirian Arena. Aku nggak mau kamu terluka. Aku udah anggap kamu sebagai adik ku sendiri. Jadi tolong pikirkan lagi perkataanku ini!" Jelas alvan

"Aku udah memikirkannya Alvan . aku nggak mau buang –buang waktu lagi. jadi aku mohon tolonglah Aku!"

Arena berkata sambil memohon kepada Alvan dengan air mata yang udah mulai menetas dimata cantiknya.

"Baiklah. Aku akan menolongmu. tapi, ingat kamu jangan menyesal karena telah mengambil keputusan ini." ungkap alvan.

"Ya, terima kasih Alvan . Aku menyayangimu." jawab Arena dan langsung bangkit memeluk Alvan. Arena memang dekat dengan Alvan jadi mereka tidak canggung kalau hanya sekedar berpelukan.

"Iya. Sama-sama.  Aku juga menyayangimu. Kamu udah aku anggap adikku sendiri." ucap alvan membalas pelukan Arena.

Revisi 4 juni 2020

MY LOVELY SONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang