BAB 16

39.3K 2K 7
                                    

Varreno sekarang berada di jalan menuju penthousenya. Jam mahal merek bvlgari magsonic sonnerie tourbillonnya menunjukkan pukul 20.45 WIB. Varren mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. saat ini mobil varren sudah memasuki area tempat tinggalnya selama di Jakarta. Ia memarkirkan mobilnya di basement dan menaiki lift untuk sampai di lantai penthousenya.

Varreno melonggarkan dasinya dan menggulung lengan bajunya sampai siku, rambut hitam legamnya yang berantakan menambah kesan sexy pada dirinya. Orang-orang yang melihatnya terpesona melihat ketampanannya bahkan di saat wajahnya tampak kusut pun tidak mengurangi kadar ketampanannya.

"wow... apakah dia malaikat yang turun ke bumi ini." Kata salah satu gadis yang berpapasan dengannya.

"aku juga berpikir seperti itu. Lihatlah dia benar-benar makhluk tuhan yang paling sexy." Jawab gadis yang satu lagi.

"ya kamu benar."

Varreno yang mendengar bisikan-bisikan it uterus melangkah tidak memperdulikan perkataan gadis-gadis tersebut. Sampai di lantai penthousenya, varreno memasukkan kode passwordnya dan membuka handle pintunya.

Varreno langsung masuk ke dalam, melepaskan sepatunya asal, melemparkan tasnya ke sofa yang ada di ruangan itu, membuang dasinya sembarangan lalu merebahkan tubuhnya di ranjang kamarnya yang luas itu.

Varreno menutup matanya karena lelah bekerja seharian ini.

Sebelum varreno memasuki dunia tidurnya, ponselnya berdering tanda ada yang menelponnya.

"ya hallo."

"hallo son, bagaimana keadaannmu disana." Tanya seseorang dari seberang.

"hhm ya dad, aku baik." Jawab varren masih menutup matanya.

"kenapa suaramu terdengar lelah seperti itu."

"aku terlalu lelah karena bekerja seharian ini dad."

"dan juga memikirkan keberadaan arena" jawab varreno dalam hati.

"oh begitu, baiklah kau istirahtlah! Jangan terlalu memikirkan pekerjaan." Jawab tuan hilton.

"yes dad."

"baiklah daddy tutup dulu."

"hmm." Jawab varren mengakhiri sambungannya.

Varreno kemudian bangkit dari tidurnya lalu memutuskan untuk menyegarkan tubuhnya.

***

Arena selesai memeriksa pekerjannya kemudian memutuskan untuk melihat attara di lantai bawah. Arena menuruni tangga lalu melihat stella yang sedang melayanni tamu.

"dimana attara." Pikirnya. Arena melangkah menuju tempat stella.

"stella dimana attar."

"oh attara lagi di dapur mba. Tadi dibawa sama andre." Jawab stella.

"oh yaudah. Aku lihat dia ke dapur dulu ya, kamu lanjutin aja pekerjaannya."

"iya mba."

Arena menuju dapur tempat para pegawainya membuat berbagai macam kue. Arena mempunyai lima orang pegawai di toko kuenya ini.dua orang laki-laki dan tiga orang perempuan. Arena melihat para pegawainya yang sibuk membuat kue tapi dia tidak melihat tanda –tanda keberadaan attara.

"andre kamu lihat attara ngak?" Tanya arena kepada andre yang sedang membuat toping kue.

"attara tadi ada di sini, tapi kok ngak ada ya." Kata andre

" salsa kamu liat attara ngak.? Tanya andre kepada temannya yang sama-sama pegawai di sini.

"oh attara itu dia sama keyra lagi buat adonan." Tunjuk gadis yang bernama keyra kearah belakang.

Arena langsung melihat ke belakang tempat pegawainya yang lagi buat adonan. Arena memang mempunyai dapur yang lumayan besar dan di batasi oleh sekat.

Arena melihat attara yang sedang duduk di kursi kecil sedang mengaduk-aduk adonan kue dan tubuhnya sudah dipenuhi dengan tepung. Bahkan wajah dan rambutnya juga sudah memutih karena tepung. Arena tidak terkejut lagi melihat keadaan anaknya, karena tiap kesini kadang attara memang suka memainkan adonan kue yang sudah dipisahkan untuknya.

"attara.." panggil arena.

Attara pun yang merasa namanya di panggil melihat kearah bundanya. Attara hanya melihat bundanya sekilas lalu melanjutkan permainannya yang membuat bulat-bulatan dari adona kue.

"attara ngak dengar bunda panggil?" Tanya arena yang sudah berjongkok di depan attara.

"dengal nda." Jawabnya tanpa melihat bundanya.

"kalau dengar ko ngak dijawab ?"

"attan cibuk nda." Ucap anaknya denggan tampang yang serius membuat bulat-bulatan dari adonannnya.

"oh jadi kalau attarnya sibuk ngak mau ya jawab panggilan bunda?"

Attara mengangguk-anggukan kepalanya menjawab pertanyaan bundanya.

"berarti attar ngak sayang dong sama bunda." Ucap arena dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat.

"attan cayang kok cama nda." Ucap attar melihat bundanya dan meninggalkan permainannya.

"kalau gitu cium bunda dulu!" arena memajukan bibirnya agar dapat ciuman dari anak tercintanya.

"cup.."

"iish bunda makin sayang deh sama attar." Jawab arena gemas dan membalas mencium wajah attara berulang-ulang.

"hehe..udah nda."

"yaudah kita pulang ya sayang. attar juga harus mandi nih attar bau telor." Arena mengendus-endus tubuh attara.

"iih attan ndak bau, attan wangi nda." Kesal attar mengerucutkan bibirnya.

"coba baunin dulu bajunya attar, wangi ngak?" Tanya arena

Attara menciumi bajunya dan mengernyit tidak suka. " ih attan kok bau nya ngak enak nda?" Tanya attar polos.

Arena tersenyum " itu karena attar bau adonan kue ini, lihat nih baju attar wajah rambutnya juga udah penuh dengan tepung."

"he..he iya nda." Cengir attara.

"yaudah kita pulang sekarang, besok mainnya kesini lagi ya?"

"iya nda."

Arena dan attara kemudian pamit kepada pegawainya.

"semuanya mbak pulang dulu ya, ini udah sore juga, takutny nanti sampai di rumah kemaleman, takut kena macet." Ujar arena

"eh iya mbak hati –hati ya mbak."

"iya, attar pamit dulu sama om dan tantenya nak."

"om ante attan pulang dulu ya, becok attan cini lagi." Ucap attara dengan gaya cadelnya yang menggemaskan.

" iya sayang attar hati-hati ya pulangnya, besok attar main lagi ke sini ya." Jawab keyra.

"iya."

"yaudah mbak pulang dulu ya."

"iya mbak, hati-hati di jalan mabak."

Arena mengangguk dan melangkah keluar dari dapur dan berpamitan kepada stella pegawai nya yang sedang melayani tamu tokonya.

MY LOVELY SONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang