BAB 13

37.1K 1.9K 12
                                    

HELLO!!!! aku datang lagi buat update cerita ini..

selamat membaca!!!

jangan lupa berikan vote dan commentnya ya.

Sinar mentari menyelusup melewati celah celah golden sebuah kamar sepasang suami istri. Sang suami menggerakkan badannya yang semula tidur telungkup. Menggerakkan tangannya berharap dapat memeluk tubuh sang istri namun yang didapatnya hanyalah sebuah bantal guling. Mengerakkan tangannya kesana kemari untuk meraba keberadaan sang istri namun hasilnya nihil.

Perlahan mata sang suami terbuka lalu melihat ke sekeliling kamar tersebut namun tidak menemukan istrinya. Melihat ke dinding yang tergantung sebuah jam dinding yang mahal memperlihatkan jarum pendeknya berada di angka tujuh sedangkan jarum panjangnya berada di angka sembilan.

"Sayang ..." Varreno berteriak memanggil Arena. Namun dia tidak mendengar jawaban dari sang istri.

"Dimana dia? Ahh..mungkin istriku lagi memasak di dapur. Ah dia memang istri idaman." pikir Varreno dalam hati tersenyum.

Varreno bangkit dari tidurnya dan memutuskan untuk mandi untuk menyegarkan badannya. Belum sempat dia melangkah di melihat sebuah kertas tertera di atas nakas.

"Apakah Kallya memberikanku kejutan dengan memberikan kertas ini?" batin Varreno tersenyum.

Varreno memutuskan melihat isi surat. Dia tersenyum melihat tulisan istrinya.

"Aku sangat mencintaimu Hubby. My Lovely Husband. Ich liebe dich Varreno Scarlett Mchilton, cintaku."

Varreno tersenyum dan tertawa seperti orang gila, meloncat kesana kemari sambil mengepalkan tangannya karena terlalu senang dan sekaligus terharu melihat isi surat istri tercintanya.

Sejak mereka memutuskan menikah, Arena jarang sekali mengungkapkan isi hatinya, bahkan Varreno harus merengek untuk meminta sebuah ciuman dari Arena. Bahkan untuk mengatakan isi hatinya, Varreno harus memaksanya terlebih dahulu.

"Aku juga sangat-sangat mencintaimu sayang," ucap Varreno dengan kencang.

"Apakah Kallya mendengar teriakanku?" gumam Varreno geli.

" Aku berharap Kallya mendengar jawaban cintaku untuknya di bawah. Aku harus segera bersiap-siap menemui istriku itu." ucap Varreno dengan girang sambil melangkah masuk ke dalam kamar mandi.

***

Varreno sudah siap dengan pakaian santainya. Hari ini, Varreno memutuskan tidak ke kantor. Varreno ingin menghabiskan waktunya sepanjang hari dengan istri tercintanya. Varreno menuruni tangga dengan cepat dan melangkah menuju dapur menemui istrinya seperti biasa sedang memasakkan sarapannya sebelum Varreno pergi ke kantor.

Tiba di dapur, Varreno terdiam melihat keadaan dapur yang bersih seperti tidak disentuh oleh pemiliknya.

Varreno bingung kemana istrinya itu pagi-pagi begini?

Kenapa istrinya tidak memasak?

Varreno bertanya-tanya dalam hati. Atau istrinya di ruang tamu sedang menonton?

Varreno menelusuri ruang tamu tapi nihil, istrinya tidak ada. Varreno mulai panic karena tidak menemukan istrinya. Dia mengelilingi seluruh penthousenya mencari Arena.  Tapi, tidak bertemu. Varreno mencoba menelpon Arena.  Namun, jawaban dari operatorlah yang menjawab ponsel Arena tidak aktif. Varreno panik dia berpikir apakah istrinya diculik?

Tapi siapa yang akan menculik istrinya?

Jantung Varreno bertalu-talu di dalam sana. Varreno gelisah memikirkan keberadaan istrinya.

" Sayang.. kamu dimana?" teriak Varreno di penthousenya. Namun, tidak ada jawaban apa-apa. Varreno kemudian menelpon orang tuanya menanyakan keberadaan Arena.

Ddrt...ddrtt..

"Hallo " jawab Nyonya Hilton di seberang.

"Mom, ini Varreno, Mom. Apa Kallya ada di sana, Mom?" tanya Varreno panik.

"Kallya? Tidak,  Arena tidak ada disini. Memang Arena kemana sayang?" tanya Nyonya Hilton lagi.

Apa jangan-jangan Arena pergi. Apa karena ucapanku kemaren? pikir Nyonya Hilton.

"Kallya nggak ada di penthouse, Mom. Aku udah cari-cari tapi nggak ketemu." jawab Varreno frustasi sambil mengacak rambutnya.

"Varreno kamu tenang dulu, oke.  Jangan panik begitu. Mungkin,  Arena sedang belanja kali di supermarket. Kamu cari dulu Arenanya." ucap Nyonya Hilton menenangkan. Sebenarnya dirinya juga panik kalau apa yang dipikirkannya benar-benar terjadi.

"Oke,  Mom. Varreno cari Kallya dulu. Mungkin benar dia belanja. Varreno tutup dulu, Mom. Kabari Varreno kalau ada informasi tentang  Kallya ya, Mom." pinta Varreno lemah.

Varreno memutuskan sambungannya dan melangkah keluar penthouse mencari arena.

Varreno tidak menemukan Arena di supermarket tempat Arena biasanya belanja keperluan rumah tangga. Kemudian Varreno mencari Arena ke tempat-tempat yang pernah mereka datangi bersama. Namun, Varreno tidak menemukan keberadaan Arena.

Varreno memberhentikan mobilnya di tepi jalan dan menelungkupkan kepalanya di setir mobil frustasi krena tidak menemukan Arena. Teringat dengan teman-teman Arena,  Varreno mencoba menelpon semua teman  yang di kenalnya tapi tidak ada yang mengetahui keberadaan Arena seorang pun.

"Sayang, kamu dimana?"

"Aku harus cari kamu dimana lagi, Sweetheart," ujar Varreno lirih. Varreno mencoba menelpon ponsel Arena namun masih tidak ada aktif.

Varreno melihat jam pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul delapan malam. Varreno menghela nafasnya dengan lelah. Tak terasa hari sudah malam saja. Sudah seharian Varreno mencari Arena tapi tidak bertemu. Varreno memutuskan pulang ke penthouse dan berharap semoga Arena ada di penthouse.

Setelah memarkirkan mobilnya di basement, Varreno menaiki lift dan menekan passwordnya lalu membuka handle pintu. Varreno menemukan penthousenya dalam keadaan gelap pertanda Arena tidak ada. Kemudian,  dia melangkah dengan pelan menuju sofa dan merebahkan dirinya di sana berharap sakit kepala dan rasa lelahnya berkurang.

Varreno menelpon semua sahabatnya dan meminta pertolongan mereka. Tak lupa Varreno juga menghubungi detektif untuk mencari keberadaan Arena.

Varreno tak lupa menghubungi Alvan temen istrinya juga tapi jawaban yang didapatnya masih sama. Alvan juga tidak mengetahui keberadaan Arena.

Varreno terduduk di lantai penthousenya. Dia memegang kepala dan mengacak-acak rambutnya lalu berteriak dengan kencang.

"Aaarrrrggghhhh........."

"Hiks .., kamu dimana sayang?

Kenapa kamu ninggalin aku?

"Hiks...kenapa.?" Varreno berujar lirih dan menangis dalam gelapnya malam.

TBC........

please vote dan commenya ya..!!

MY LOVELY SONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang