BAB 21

45.7K 2.5K 40
                                    

Hallo selamat malam semuanya....

Author kembali lagi update cerita nya my love child.

Happy reading senmuanya

Sekarang Varreno berada dirumah Arena. Setelah pertemuan yang mengharu biru di taman sore tadi, Attara merengek minta pulang karena perutnya yang keroncongan merasa lapar habis bermain dan menangis bahagia karena pertemuannya dengan sang ayah. Tidak ingin kehilangan sang ayah lagi Attara mengajak Varreno ke rumah mereka, Arena yang tidak bisa berkata apa-apa hanya mengikuti permintaan anaknya itu.

Sesampainya di rumah mungil mereka Attara kembali merengek kepada Varreno meminta untuk dimandikan.

"papa Attan au mandi, papa mandiin attan ya..ya?" rengek Attan yang berada di gendongan varreno. Sejak dari taman sampai berada di rumah attara tidak melepaskan pelukannya dari sang ayah hanya di dalam mobil saja ia mau duduk di pangkuan arena itupun dipaksa oleh arena sendiri.

"sayang, attan mandinya sama bunda aja ya nak." Ujar Arena.

"ndak au attan ma papa mandinya. Ndak mau ama nda." Attan menggerakkan badannya dalam gendongan varreno menolak perkataan bundanya.

"attan ngak boleh gitu nak, kasihan pa....pa nya kan capek baru pulang dari kerja nak." Arena menoleh kepada Varreno dengan gugup.

Varreno berdiri sambil menggendong Attara dan di depannya ada Arena yang meminta Attara untuk dimandikan oleh Arena. Ia diam melihat interaksi antara ibu dan anak itu. Ia merasakan kehangatan yang menjalar di hatinya. Ia yakin kalau anak kecil yang sedang di gendongnya itu adalah anak kandungnya. Dan ia akan memastikannya dan menanyakannya kepada arena nantinya.

"attan ngak boleh gitu nak, kasihan pa....pa nya kan capek baru pulang dari kerja nak." Varreno terkejut bukan kepalang mendengar perkataan arena yang menyebutkan dirinya papa. Ia melihat arena yang menoleh dengan gugup kepada dirinya. Dan ia tambah yakin kalau yang namanya attara itu memang anaknya.

"ngak papa biar aku aja yang mandiin attara." ucap Varreno kepada arena dengan lembut.

"tap..." belum selesai arena berbicara attara sudah menyelanya langsung.

"yayy..yey..ayo pa..mandii." sorak attara girang.

"ok boy..let's go." Ucap Varreno yang menyambut sorakan dari attara.

varreno dan attara yang masih berada di gendongannya melangkah meninggalkan arena yang masih berdiri di tempatnya. Varreno menghentikan langkahnya lalu menengok kearah arena.

"dimana kamar mandinya." Tanya Varreno.

"eh.. itu ada dalam kamar, masuk aja." Jawab Arena yang masih gugup sambil menunjukkan kamarnya. Ia gugup karena tidak bisa mengontrol jantungnya yang masih berdegup dengan kencang.

Varreno menaiki tangga untuk sampai di kamar arena. Kemudian melangkah kedalam kamar mandi yang ada dalam kamar tersebut.

"ok jagoan, kamu harus buka bajunya dulu." Ucap Varreno sambil menuruni attara dari gendongannya.

"iya papa.."

Varreno kemudian melepaskan jas yang melekat di tubuh atletisnya kemudian menggulung kemejanya sampai ke siku. Varreno mengisi baskom tempat pemandian attara. Setelah airnya penuh attara langsung memasukinya.

"papa ayo mandi ma attan pa.." ujar Attara yang sudah meloncat-loncat dalam baskomnya.

"ngak sayang, attara aja yang mandi ya, biar papa yang mandiin." Jawab varreno sambil berjongkok di tepi basom. Ia merasakan kebahagian membuncah di hatinya karena menyebut dirinya sendiri dengan sebutan papa.

"ya.. papa..attan ndq pelnah mandi ma papa." Attara berujar sendu.

"jangan khawatir jagoan besok kita mandi bersama ok?" Varreno mencoba untuk menghibur attara yang terlihat sedih.

"benelan pa..ndq boong? Papa ndq pelgi lagi?" Attara kembali tersenyum

"iya papa janji nak." Varreno mengelus kepala attara dengan sayang.

"papa boleh bertanya jagoan.?"

"boleh papa."

"nama panjangnya attar apa ?"

"nama attan panjang papa. Valleno attala digta." Varreno terdiam mendengar jawaban attara.

"siapa sayang ulangi lagi nak?" Varreno menyuruh attara mengulanginya lagi

"ih papa ni..valleno attala digta papa.." kesal attara yang di minta mengulangi jawabannya.

Varreno langsung memeluk attara yang sudah basah. Ia tidak memerlukan kalau pakaiannya ikut basah juga. Tak terasa air mata mengalir di pipi varreno karena mendengar jawaban dari attara. Ia tidak menyangka kalau namanya ada dalam nama anaknya. Ia tambah yakin kalau attara memang anak kandungnya. Walaupun ia belum mendengar kepastiannya dari arena ia yakin kalau attara memang anaknya.

"maafkan papa nak.maafkan papa.." ujar Varreno dengan lirih yang masih memeluk attara.

"papa..attan ndak bisa nafas pa..papa." Attara mencoba untuk melepaskan pelukannya dari sang ayah karena pelukannya yang erat.

"papa.." teriak attara yang merasa tercekat dalam pelukan papanya.

Varreno yang mendengar teriakan attara langsung melepaskan pelukanny.

"kenapa sayang? kok teriak?" Tanya attara yang memeriksa seluruh badan telanjang anaknya.

"attan cucah nafas papa. Papa tencang peluk attannya." Jawab attara dengan kesal.

"oh.hehe maaf kan papa sayang. papa terlalu senang bisa ketemu sama attar."

"papa cenang temu attan.?" Tanya attara dengan tampang yang sangat menggemaskan sehingga membuat varreno langsung menghadiahi wajah anaknya itu dengan ciuman sayang.

"iya papa seeenaangg banget ketemu sama attar."

"attan uga cenang bica ketemu ma papa.. ndaa bilang papa kerjanya jauh ndak bica pulang temu ma attan." Attara mencebikkan bibirnya pertanda sebentar lagi ia akan menangis.

"maafkan papa nak, maafkan papa. Papa janji ngak akan ninggalin attan lagi."

"hiks..hiks jan..ji papa..attan au cama papa telus ama ndaa uga.." Varreno membawa tubuh anaknya itu ke dalam pelukannya. Hatinya merasakan sakit yang sangat karena melihat tangis anaknya.

"iya nak papa janji ngak akan ninggalin attar sama bunda." Janji Varreno kepada anaknya.

Varreno melepaskan pelukan attara lalu menghapus air mata anaknya itu.

"udah sayang. attan ngak boleh nangis lagi. Anak laki-laki ngak boleh nangis. Anak laki-laki itu ngak boleh cengeng."

Attara menganggukkan kepalanya mendengar perkataan papanya.

"yaudah sekarang attar mandi ya, biar papa yang mandiin anak papa yang ganteng ini."

"he he attan ganteng papa..?" Tanya Attara

"iya anak papa ganteng banget ngalahin papanya." Jawab Varreno dengan senyum yang benar-benar sampai ke matanya. Tak pernah ia tersenyum seperti ini sejak kejadian itu.

Varreno menyabuni tubuh anaknya dengan sayang. senyum tak pernah lepas dari wajahnya.

jreng...jreng..gimana guys...udah panjang belum ceritanya?

dapat ngak feelnya?

jangan lupa vote and comment ya!!!!

MY LOVELY SONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang