BAB 39

33K 1.8K 42
                                    

selamat membaca..!!!!!!

Seharian ini Varreno membawa Keluarga kecilnya jalan jalan. Dari mulai mereka pergi ke kidzania yang berada di pacific place mall, disana Attara mencoba segala mainan yang di mau. Kemudian mereka juga pergi ke sky rink. Disana hanya Varreno dan Attara saja yang main. Arena hanya memperhatikan mereka saja dari luar dengan memvideokan suami dan anaknya tersebut. Dia tak mau masuk alasannya dia takut nanti dia jatuh. Karena tidak bias bermain. Cukup dengan melihat Attara dan Varreno yang asyik dengan dunia mereka itu. Varreno mengajari anaknya untuk berseluncur, walaupun tak jarang jagoannya itu terjatuh berulang kali dia tetap sabar mengajari anak semata wayangnya itu. Bahkan Attara tak menangis karena terjatuh, malah kebalikannya dia tertawa bahagia walaupun sering jatuh walaupun tetap dipegang oleh Varreno.

"papa, Attan au coba agi ." pekik girang Attara.

Varreno tertawa melihat kelakuan anaknya. " Attan masih kuat emang?"

"udah berkali kali loh Attan jatuh dari tadi." Goda Varreno.

"ndak Attan ndak papa, Attan cenang papa. Attan au tayak meleka tu, belmain cendili." Tunjuk Attan dengan wajah cemberutnya.

"ok. Sekarang ulang lagi yang papa ajarin tadi ,ok jagoan?"

"ote papa." Teriak Attan yang mengundang sebagian orang-orang disana. Tetapi itu tidak dipedulikannya. Yang penting dia berseluncur tanpa harus di pegang oleh papanya.

"pelan pelan sayang." Nasehat Varreno dengan penuh kasih saying."

"iya papa."

Attan tampak serius dengan bermainnya sambil dipegang dan diarahkan oleh Varreno. Hampir tengah jam kemudian mereka bermain karena Attar yang terus minta berseluncur.

"jagoan udahan mainnya ya, besok besok kita kesini lagi, papa janji deh." Varreno berusaha membujuk anaknya untuk menyudahi bermainnya lantaran dari tadi cacing-cacing di perutnya sudah berteriak minta makan.

"emang Attan ngak lapar nak, coba lihat bunda duduk nungguin Attan dari tadi loh."

Attara melihat kearah pandangan papanya. Disana bundanya melambaikan tangan tersenyum kearahnya.

Attara kemudian menoleh lagi kearah Varreno.

"ayo papa, Attan ndak au ain agi. Attan au unda." Jawab sang anak sambil menarik tangan papanya. Sontak hal tersebut membuat Varreno bernafas lega. Kenapa tidak dari tadi saja dia gunakan istrinya itu sebagai alasan.

"ok let's go." Sambut Varreno langsung menggendong anaknya keluar dari arena permainan tersebut.

***

Arena melihat suami dan anaknya itu berjalan kearahnya sambil tertawa. Arena langsung berdiri saat mereka sudah sampai di depannya.

"udah selesai mainnya saying?" Arena bertanya kepada Attara yang berada dalam gendongan papanya.

"udah unda. Attan ain na lama ya nda?"

Arena tersenyum mendengar pertanyaan anaknya itu. Sebelum menjawab pertanyaan Attara, Arena memandang suaminya dengan senyum bahagia.

"ngak ah, malahan bunda senang lihat Attan keasyikan mainnya tadi." Arena mencium bibir anaknya gemas.

"papa ngak dicium nda?" Varreno bertanya dengan nada polosnya. Dia juga ingin dicium oleh istrinya itu.

Attara melihat tampang polos papanya dan balik lagi melihat bundanya.

"iya papa ndak di cium nda?" Attara bertanya juga.

Arena menghela nafasnya dengan kesal, dia tahu kalau suaminya itu menggodanya dengan memberikan tampang polosnya itu.

"papa mau nya dicium dimana?" Arena balik bertanya dengan suara yang dilembutkan.

MY LOVELY SONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang