BAB 14

39.7K 1.9K 9
                                    

HAI..HAI.. malam semuanya!!!!

happy reading!!

jangan lupa vote dan commentnya guys..!!!

Setelah tiga bulan dari hilangnya arena keadaan varreno tampak menyedihkan. Bahkan Varreno tidak peduli dengan keadaan dirinya, penampilannya, bahkan tubuhnya pun mengurus memikirkan keberadaan istrinya. Kerjaannya hanya mencari arena di setiap sudut kota dan berakhir dengan minuman alcohol karena frustasi.penthousenya pun tidak lagi seperti keadaan semula yang bersih, wangi, dan nyaman karena sentuhan istrinya. Dan lihatlah sekarang bahkan semua itu hilang digantikan dengan pakaian kotor yang bertebaran, minuman kaleng berserakan sepanjang ruangan, bungkusan snack, botol botol alcohol pun menemani keadaan penthousenya, jangan lupa keadaan dapurnya juga terlihat tumpukan pring,gelas, dan sebagainya berserakan bahkan baunya menguar memenuhi penjuru penthouse mewah tersebut.

Memasuki kamar sang tuan rumah juga tidak ada ubahnya dengan keadaan ruang tamu dan dapurnya.bau pengap pun tercium ketika membuka kamar pemiliknya, gelap tidak ada cahaya sedikitpun,golden jendela pun ditutup serapi mungkin seakan menghalau masuknya sinar matahari. Baju berserakan tidak peduli mana yang bersih dan kotor. Bahkan mungkin ada yang bercampur antara yang kotor dan bersih. Lantainya pun di penuhi dengan bungkusan snack, kaleng-kaleng minuman, pecahan kaca, kertas-kertas pun bertebaran di sana -sini. Diatas kasur terlihat tubuh seorang pria dewasa yang tegap dahulunya sekarang tubuh tersebut sangat rapuh. Tubuhnya kering dan mengurus, wajahnya sudah ditumbuhi dengan rambut-rambut halus yang tidak pernah dicukur, mata yang cekung dengan lingkaran hitam pekat dibawah matanya, dan rambut yang sudah memanjang sampai ke tengkuknya.

"ting..tong..ting..tong.." terdengar suara bel memenuhi ruang penthouse sampai kekamar sang pemilik.

"ting..tong..ting..tong.." suara bel terdengar sekali lagi. Tapi sang tuan rumah tidak peduli dengan suara bell dan masih tidur dengan telungkup di atas kasurnya.

"ting...tong..bbrruukkk..braakkk." bahkan bukan suara bel saja yang terdengar, suara orang yang menggedor pintu pun terdengar.

"Varreno buka pintunya..Varreno" teriak sahabat Varreno.

Door..dorr..Varreno..ting..tong.." teriak dave dan Alger yang ingin melihat keadaan Varreno.

"ahh..kenapa dia tidak membuka pintunya?" Tanya Alger kepada dave.

"apakah dia tidur?" tanyanya lagi.

"ah .tidak..tidak..mungkin saja dia sudah mati membusuk di dalam sana." Kata Alger kepada dirinya sambil menggelengkan kepala.

"auukkh..shit, kenapa kau memukul kepala ku sialan ?" teriak Alger kepada dave.

"kau brisik, kuping ku sakit mendengar ocehanmu. Lebih baik kau tunggu disini aku akan kebawah meminta meminta password penthouse sialan ini." Jawab dave tenang.

"oohh yeah..kenapa kau baru mengatakannya bro?" Tanya Alger senang.

"aku baru mengingatnya." Jawab dave melenggang pergi sambil memasukkan tangan ke dalam saku celananya.

"aiishh..lihatlah pria dingin kembaran Varreno itu bahkan dia menjawab pertanyaan ku dengan tenang seperti itu..menjengkelkan." Alger berkata kepada dirinya sendiri.

Dave datang menghampiri Alger yang sedang bersandar bersedekap di pintu penthouse.

"minggir, aku mau membuka pintunya." Ucap dave

"apa kau mendapatkan passwordnya? Bagaimana kau bisa memintanya? Bukankah keamanaan penthouse ini sangat ketat." Tanya Alger berbondong.

"tidak ada yang tidak bisa kudapatkan." Dave menjawab dengan nada angkuhnya sambil menekan tombol pin .

MY LOVELY SONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang