BAB 24

42K 2.2K 18
                                    

selamat membaca semuanya!!!!

Setelah selesai makan malam varreno menemani attara bermain di ruang tamu. Varreno kemudian menidurkan attara setelah menemaninya bermain. Varreno menemani attara sampai tertidur lelap di kamar. Varreno mencium kening attara, memperbaiki selimutnya lalu memutuskan keluar untuk mencari arena. Varreno melihat arena di ruang tamu sambil menonton televisi. Varreno kemudian menghampiri arena dan duduk di depan arena.

"hemmm." Varreno berdehem untuk menyadarkan arena dari lamunannya

Arena yang sedari tadi melamun duduk di ruang tamu terkejut melihat kedatangan varreno. Arena memperbaiki duduknya dan duduk dengan tegang. Varreno duduk diam memperhatikan arena dengan intens. Arena yang di tatap seperti itu gelisah di tempat duduknya. Setelah beberapa menit keheningan melanda mereka berdua, arena memutuskan untuk mencairkan suasana dengan terlebih dahulu berbicara kepada varreno.

" hhmm mau minum coffe?" tawar arena

"boleh." Jawab varreno dengan singkat.

Arena berdiri lalu melangkah ke dapur untuk membuat coffe untuk varreno. Arena bingung harus bagaimana berhadapan dengan varreno. Arena masih belum siap untuk berbicara berdua dengan varreno. Ia tidak menyangka kalau varreno ada di Indonesia. Dan bagaimana bisa varreno mengetahui keberadaan arena yang ada di bandung.

"apa yang harus aku lakukan. Aku belum siap berhadapan dengan varren." Gumam arena kepada dirinya sendiri. "aku bahkan ngak menyangka kalau varren bisa berada di Indonesia. Oh tuhan apa yang harus aku lakukan. Tolong aku.." mohon arena.

Setelah selesai membuat secangkir coffe untuk varreno arena kembali ke ruang tamu dimana varreno sedang menonton tayangan berita seputar politik.

"ini silahkan diminum." Arena meletakkan gelas yang berisi coffe itu dihadapan varreno.

"iya terima kasih." Jawab varreno yang masih menonton televise bahkan ia tidak menengok kea rah arena yang sudah duduk di sampingnya sekarang. Arena menunggu varreno selesai menonton tayangan tv tersebut. Ia sibuk dengan pikirannya sendiri yang berkelana kian kemari dan menyiapkan jawaban apa yang akan di tanyakan oleh varreno nanti. Arena tidak menyadari kalau varreno sudah mematikan televise dan memperhatikan dirinya yang menunduk.

"masih tidak berubah. Bahkan kamu masih mengingat bagaimana cara membuat coffe kesukaanku." Ujar varreno tiba-tiba membuyarkan lamunan arena.

"uuh.., aku hanya membuatnya seperti yang biasa aku buat." Jawab arena lirih. Setelah menjawab pertanyaan varreno arena kembali diam. Varreno yang sudah tidak tahan dengan keheningan yang terjadi di antara mereka memulai percakapan lagi.

"bagaimana kabarmu kallya?"

"a..aku baik."

"Ya aku bisa melihat dari kehidupanmu disini. Kamu sangat bahagia menjalaninya tanpa ada kesedihan sedikitpun dalam hidupmu, bukan?" sindir varreno.

"ya aku saat ini memang bahagia."

"ya aku bisa melihatnya. Apakah tidak ada kesedihan dalam dirimu ketika pergi dari hidupku?" varreno bertanya apa yang ada dalam pikirannya.

"maaf, aku tidak ingin membahas masa lalu." Jawab arena singkat dan padat. Seakan akan ia memang bahagia selama ini dan tidak pernah memikirkan masa lalu yang membuatnya terpisah dari varreno. Varreno yang mendengar jawaban dari arena mengepalkan tangannya menahan amarah. Rahangnya pun mengeras menahan emosi yang berkecamuk dalam dirinya.

"apa tidak ingin membahas heh? Apa kamu tidak mempunyai perasaan bersalah telah meninggalkanku kallya?" vareno masih bertanya dengan tenang. Ia tidak mau meluapkan emosinya yang akan membuat arena takut kepadanya.

Arena bisa merasakan amarah yang berusaha ditahan oleh varreno. Tapi seakan tidak tahu arena menjawab pertanyaan varreno dengan santai juga.

"tidak aku bahkan bahagia karna pergi dari hidupmu. Bahkan sekarang hidupku jauh lebih bahagia. Dan aku pun tidak punya alasan membuat diriku mempunyai rasa bersalah karena telah meninggalkanmu." Arena menjawab dengan lancar tanpa ada keraguan di depan varreno. Tetapi jauh di dalam lubuk hatinya dia merasa sedih karena mengatakan yang sebaliknya.

Varreno tidak menyangka kalau arena akan berkata seperti itu kepada dirinya. Ini jauh dari ekspetasinya selama ini. ia berharap kalau arena akan menjawab pertanyaan dengan jujur. Tapi apa yang di dapatkannya malah sebaliknya.

"jadi apa alasanmu meninggalkanku. Jawab dengan jujur kallya." Tekan varreno.

"aku tidak mempunyai alasan apapun. Aku hanya ingin peergi darimu. Aku tidak ingin hidup bersamamu. aku tidak bahagia menghabiskan hidupku hanya untukmu." Varrenno benar-benar emosi mendengar jawaban arena.ia tidak percaya dengan jawaban yang diberikan arena. Ia tahu kalu arena berbohong kepadanya itu terbukti dari cara arena menjawab pertanyaannya karena arena pada dasarnya tidak bisa berbohong. Apalagi di depan varreno. Tapi kali ini varreno akan mengikuti permainan arena.

arena benar-benar gugup melihat kebungkaman varreno. Ia melihat rahang varreno yang mengeras menahan mareh. Bahkan buku-buku jarinyapun tampak memutih karena kepalan tangannya.

"maaf..,maafkan aku suamiku..,aku terpaksa melakukannya." Ucap arena dalam hati.

'bailkah kalau itu alasanmu. Aku sudah mengetahui alasan kamu pergi dariku." Varreno berusaha meredakan emosinya.

"kali ini tolong jawab pertanyaanku dengan jujur arena kallya utami Mchilton..." arena menahan nafasnya mendengar jawaban yang akan di lontarkan oleh varreno.

"apakah attara anakku."

tbc..

jangan lupa vote dan commenya ya!!

15/06/20

MY LOVELY SONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang