17. Damn! I Love My Rival

3.6K 131 5
                                    

"Gw bilang hari ini Popy harus duduk sama gw!" teriak cowok bermata coklat itu dengan geram.

"Gak bisa, Reza. Lu kan kemarin sudah duduk bareng Popy, gak adil lu!" balas gw gak kalah geram.

Damn! I Love My Rival

By: Yanz And Zai

Ya... beginilah keseharian gw di sekolah, memperebutkan Popy dari Reza. Popy itu cewek tercantik di kelas ditambah lagi dia ramah dan pintar, cowok mana yang gak suka? Cuma gw dan Reza lah yang paling ngotot buat dapatkan hati Popy dan kami berdua sudah bersaing berbulan-bulan, tapi belum juga dapat kepastian dari Popy karena dia suka kami berdua, shit.

Oiya, nama gw Tian, gw sekarang duduk di kelas 2 SMA, tepatnya XI IPA 1. kata emak gw, gw ini anaknya cakep hehe, asik walau suka nyolot apalagi sama si bajingan Reza, tuh anak sok kecakepan dan gak mau ngalah sama gw, alhasil ribut terus setiap hari.

"Yaudah aku duduk sama Tian, kan kemarin sudah sama Reza," kata Popy lembut.

"Wuhuuu gw menang~ dasar maruk, dimana-mana kebenaran selalu menang," ejek gw.

Reza gak banyak omong, dia Cuma mengacungkan jari tengahnya tanda kekesalannya sama gw. Gak lama kemudian pak Suharjono datang.

"Pagi, anak-anak," Sapa pak Jon.

"Pagi pak," balas kami serentak.

"Minggu depan akan diadakan lomba perkemahan antar kecamatan, masing-masing kelas di butuhkan 3-5 orang buat berpatisipasi, ada yang berminat?"

"Saya pak!" teriak Popy dengan semangat.

Reflek gw juga angkat tangan dibarengi Reza dan beberapa anak lain, Damn! Nih anak selalu saja melombai gw.

"Baiklah, jadi kalian siapkan yel-yel dan kreatifitas kalian untuk minggu depan."

~~~Seminggu Kemudian~~~

"Wew... bisa lebih elit lagi gak kendaraannya?" sindir Reza.

Gw pun langsung terperangah melihat truk dekil dan tua itu sambil menahan tawa, "Hahahaha bercanda nih yaa kita dikasih truk??"

@@@@@@@@@@

Gw fikir tadi bercanda, tapi setelah disuruh masuk ke truk, dan raut wajah gw bisa digambarkan begini (=w=)

Geal geol kanan kiri, serasa gempa bumi, apa lagi saat menabrak bebatuan begitu kerasa, remuk rasanya badan gw, mana gerimis... argh... pulang-pulang bisa langsung sakit. Gw lihat muka anak-anak yang lain pada pucat, kayanya mabuk.. haduh jangan sampai ada yang muntah, bisa-bisa gw ikutan muntah.

"Aah.. gak asik, mual gw," terdengar suara Reza yang mengeluh dari samping gw, rada terkejut dia dekat dengan jarak gw, dempet-dempet pula, huh.

"Berisik lu, dasar ndeso gak pernah naik mobil seelit ini wkwkwkwk," ejek gw.

Dia langsung jitak kepala gw, "Lu yang ndeso, pantes aja lu gak mabuk rupanya kendaraan lu sehari-hari truk toh..."

Gw yang gak enak badan Cuma diam dan malas ngeladeni bacotnya. Haaah... saat gw duduk si Reza juga ikutan duduk terus nyendarin kepalanya di bahu gw, "Eh... enak banget lu nyendar-nyendar," marah gw sambil dorong kepalanya.

"Gw capek, Tian," balasnya yang kemudian kembali rebahan di bahu gw, karena gw punya hati nurani ngelihat wajah pucatnya gw kasihan dan biarin, nih cowok kelakuannya sama persis dengan gw, makanya gak bisa akur karena sama selera dan sama egoisnya, pengen gw getok tapi kasihan.

@@@@@@@@@@@

"Tenda sudah di sediakan panitia, jadi kalian dibagi kelompok setenda dua orang," kata salah satu panitia yang langsung menyambut kami ketika sampai ke lokasi.

Kilau Pelangi (Cerpen Gay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang