40. Nikmat di Balik Derita

4K 78 4
                                    

Nikmat di Balik Derita (lebay amat judulnya wuakakak)

By yanz

Date: 3-6-2012

CATATAN: ini cerita pengalaman dari temanku Jaka

*Jaka POV*

Matahari mulai turun, kegelapan mulai menyelimuti. Aku berjalan di sisi pantai yang berpasir, merasakan sejuknya angin laut menerpa wajahku. Namaku Jaka (15 tahun), aku sangat suka ketenangan sehingga menghabiskan sore ini sendirian di pantai.

Brrrmmm!!!!

Terdengar suara motor dari belakangku dan akhirnya berhenti sejajar denganku, terlihat seorang pria paruh baya melepas helmnya, "Dek mau kemana? Boleh saya antar?"

"Terimakasih, gak usah repot-repot om..."

"Gapapa, ikut aja ya!" katanya sambil menarik paksa tanganku.

"Loh kok maksa gini?" tanyaku sambil berontak namun dia yang memiliki tubuh yang lebih besar dariku menyeretku dengan paksa dan aku tidak mampu melawan. Dia membawa tubuhku ke sebuah pos yang tidak berpenghuni, pantai pun sangat sepi sekarang.

Dia melucuti pakaianku dengan paksa, aku memberontak, "DIAM KAU BOCAH!" teriaknya sambil memukul perutku sangat kuat.

"Ka-kau mau apa?" tanyaku panik. Namun dia tidak menjawab melainkan menciumi seluruh tubuhku yang sudah tidak terbalut kain lagi.

"Emm... Ummmhh... Ssssrrpphh..." pria itu menghisap-hisap dadaku sambil mengocok penisku dengan cepat.

"Aaaaaargghh... Aaaahh... Aaaakkhh..." aku menggerang sejadi-jadinya saat dia menjamahku dengan kasar.

Eranganku tak jua membuatnya iba, dia bahkan mengigit dadaku dengan bringas. Kepalanya turun, menghisap-hisap penisku penih nafsu, aku mulai merasakan nikmat yang luar biasa. Hingga akhirnya isapannya membuatku mengeluarkan cairan sperma untuk pertama kalinya, tubuhku lemas. Tidak cukup membuatku lemas, dia memaksaku menghisap penisnya itu, aku ingin muntah tapi tidak bisa. hanya menurut dengan terpaksa. Dia merebahkan tubuhku yang lemah, aku hanya menurut karena kupikir ini berakhir.

"AAAAAKKHHH... OOOOHHH... SAKITT AAAARRGGHH!" jeritku saat benda besar itu menghentak lubang sempitku. Aku semakin murka saat pinggangnya bergerak maju mundur, tangannya memegang erat kedua pahaku dan memompa lubangku dengan bringas. Aku hanya mampu berteriak dengan tubuh yang terkulai lemah.

Setelah cukup lama mengenjot lubangku akhirnya dia mengeluarkan muntahan larvanya, aku memejamkan mataku erat. Dia kembali merapikan pakaiannya, dilemparnya uang sejumlah Rp. 10.000 sebelum akhirnya dia beranjak pergi.

Aku terisak sendirian di pondok sepi itu. Rasanya sangat sakit dan terhina, apa dia fikir aku pelacur? Shit... Aku langsung menendang uang itu, aku tidak sudi dibayar! Aku tidak serendah itu. Kupakai kembali pakaianku, mencoba berjalan meskipun sakit.

Angin bertiup semakin kencang dan tiba-tiba hujan lebat. Aku tidak bisa kemana-mana, hanya meringkuk di pos kecil yang tak berdinding itu. Kembali kurebahkan tubuhku, dingin sangat menyayat dan membuatku sedikit mengantuk. Saat aku mencoba terlelap, aku merasa ada benda hangat yang menutupi tubuhku, kubuka mata. Ternyata di sebelahku ada seseorang yang menyelimutkan jaketnya ke dadaku, "He-hei... Kau siapa?" tanyaku sambil bangkit dari tidurku.

Dia menyingkap poninya, aku terpesona akan ketampanan yang luar biasa, lampu kecil di pos itu cukup menerangi wajahnya dengan jelas, "Aku Fadly... Maaf, aku numpang berteduh."

"Iya... Tidak apa-apa... Aku Jaka," kataku datar.

Pemuda tadi terus mengajakku mengobrol hingga kami mengenal satu sama lain, ternyata dia orang yang menyenangkan. Dia tau rumahku jauh dari pantai jadi setelah hujan reda dia mengajakku ke rumahnya yang dekat dari pantai. Rumah sederhana dari kayu ulin namun berseni ini cukup membuatku kagum, rupanya dia sendiri yang mendisign rumah ini karena dia berprofesi sebagai arsitek professional.

Kilau Pelangi (Cerpen Gay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang