38. Muridku Pemilik Hatiku

5K 81 1
                                    

Muridku Pemilik Hatiku

By: Yanz

SINOPSIS: Hari pertama Yanz sebagai guru magang di suatu SMA malah menyebabkan petaka buatnya, namun itu tidak terlalu berarti, karena petaka itu justru menemukannya dengan cinta.

*Yanz POV*

"Sial, aku terlambat..." desisku kesal. Dengan segera aku menyambar handuk, mandi, merapikan diri dan terakhir memasang kaca mataku sebelum aku berangkat menggunakan motorku.

Mata sipitku memandang liar kearah jalan. Jelas saja moodku rusak berat pagi ini, bukan hanya karena terlambat namun karena cuaca sangat tidak mendukung, gerimis dan aku harus bekerja. Salahkan ibuku yang selalu mendesak agar aku segera mencari pekerjaan, padahal aku masih menempuh masa kuliah di semester tiga. Tapi ibu ada benarnya, pengalaman dan intelektual harus seimbang. Hah... Harus semangat, walau pun banyanganku tentang anak SMA sangatlah menyeramkan.

Aku tersentak melihat sebuah mobil silver membuka pintu mobilnya ke arah jalan, dengan cepat aku menge'rem motorku agar tidak menabrak, kubanting setang motorku dan...

BRUUUK!!!

"Aaaaakkh..." aku memekik keras karena terjatuh dan terseret aspal setelah menyerempet pintu mobil tadi. Walau pun kecepatan motorku sudah kukurangi tetap saja kecelakaan itu tidak bisa kuhindari.

Betis dan tangan sebelah kananku terasa nyeri karena terseret motor, pasti banyak lengsek di sana, belum lagi kemejaku kotor akan lumpur karena jalan habis tersiram hujan.

Aku melirik sinis ke belakang, ternyata si pemilik mobil tidak melarikan diri. Aku bangkit kemudian mendatangi orang tersebut. Dia ternyata seorang pemuda yang mengenakan seragam SMA, dia menunduk dengan bahu bergetar.

"Kau!" ucapku nyaris membentak namun kata-kataku terputus ketika dia mengangkat wajahnya, menampakan mata yang berbinar dan menatapku dengan begitu shock. Aku pun membenarkan posisi kacamataku.

"Aku meminta maaf sebesar-besarnya atas kecerobohanku tadi," lirihnya.

"Apa kau tau, meski pun lukaku tidak seberapa namun aku bisa saja mati terlindas truk atau apapun jika jalan ini ramai. Tindakanmu barusan sangat bodoh dan berbahaya! Anak SMA mambawa mobil, apa kau sudah memiliki SIM hah? Kau juga parkir sembarangan padahal jelas disini daerah larang parkir."

"Jangan laporkan aku ke polisi, aku berjanji tidak akan mengulangi kesalahanku lagi," ucapnya sedikit memelas, dia mengeluarkan dompet kemudian menyerahkan banyak uang yang berlembar merah, "Ini untuk ganti rugi, kau pasti terluka. Berobatlah."

Entah mengapa wajahku langsung memerah menatap senyumannya, "Aku tidak butuh ini."

Dia mengerutkan kening, "Ah ya, aku sering sekali melihat orang miskin yang harga dirinya sangat besar seperti di drama-drama. Kau pasti butuh kata maaf? Aku sangat meminta maaf. Kurasa aku sudah sangat sopan untuk ukuran orang kaya," ucap pemuda itu dengan senyuman tanpa dosa. Cih... pemuda yang berlagak ramah namun sesungguhnya sangat sombong dan memuakkan.

Aku tidak memperdulikannya, kubalikkan tubuh dan membenarkan posisi motorku. Namun aku merasa ada seseorang yang meraih tasku, rupanya pemuda tadi memasukkan sesuatu di dalam tasku, "Apa yang kau masukkan?" tanyaku dengan nada ketus.

Dia tersenyum, "Tidak ada."

Aku memandang curiga, kulepas dan kubuka tasku ternyata isinya uang yang dia serahkan tadi.

"Kau pikir aku pengemis hah? Simpan uangmu bocah kaya!" ucapku sambil menyarahkan uang itu.

Dia masih tersenyum, "Aku Yogi Cristian, siapa namamu?" tanyanya sambil menyarahkan tangan.

Kilau Pelangi (Cerpen Gay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang