29. Goal of Love

1.8K 66 5
                                    

Goal of Love (ONESHOOT) like please

By: Yanz

Rate: T

"Bagaimana kamu ini? Dari tadi gawangnya masuk terus kenapa tidak ditangkap dengan benar! Kau benar-benar tidak peka dengan arah bola, sebaiknya lepaskan kaosmu!" omel pelatih. Aku menunduk dalam.

Namaku Cloud, siswa baru di SMA. Begitu masuk SMA aku begitu ingin bergabung dengan ekskul sepak bola terutama menjadi seorang keeper, itu ambisiku. Tapi seperti yang dikatakan pelatih, aku tidak peka dengan arah bola, entah mengapa tangkapanku selalu meleset padahal aku selalu kagum melihat penjaga gawang di TV biasanya dan posisi sekarang ini lah yang aku idamkan, tapi kenyataan pahit harus kuteguk di hari pertama latihan.

"Berikan dia kesempatan pak," kata seorang pemuda yang mengenakan kaos bernomer 10 sambil merangkul pundakku. Dia menatapku dengan menunduk karena aku lebih kecil, "Dia punya bakat, hanya belum terasah," bujuknya sambil tersenyum. Namanya adalah David, dia kakak kelas sekaligus kapten sepak bola yang memiliki tubuh proporsional, kulit kecoklatan, wajah tampan dan sangat mempesona dengan senyuman manisnya.

Pelatih menarik nafas panjang, "Cloud, istirahat dulu. Erik gantikan Cloud!" kata pelatih.

Muncullah seorang pemuda yag sebaya dengan David, namanya Erik. Pemuda tampan berkulit putih namun memancarkan keangkuhan dari balik wajahnya, "Minggir lo, Clown!" bentaknya.

"Nama gue Cloud!" teriakku emosi.

"Mendingan Clown, kan artinya badut... cocok buat lo yang kaya badut haha" katanya dengan senyuman angkuh. Aku geram namun David menahanku.

Aku duduk di pinggir lapangan sendirian, kenapa aku harus melakukan ini? Haah sepertinya aku tidak dianggap. Apa karena tubuhku yang kecil untuk ukuran cowok makanya mereka meragukanku? Ayolah... aku hanya belum tumbuh matang. Aku tidak mau diam, aku pun bangkit dan bergabung dengan mereka yang sedang berlari untuk melatih daya tahan.

Terlihat David memperhatikanku dan tersenyum lebar, aku bertambah semangat dan mempercepat tempo berlariku. Selesai berlari David menghampiriku, "Kaki kecil, larimu begitu lincah.." katanya sambil mengusap rambutku. Aku tersipu malu karena dia.

"Itu tidak seberapa hehe..." kataku sambil menggaruk kepala.

"Lebih baik kau coba menendang bola?" tanyanya.

Aku berpikir sejenak, "Ahaha... aku lebih berminat menjadi penjaga gawang kak.."

Datanglah Erik dengan wajah meremehkan, "Bisa apa lo Clown? Lo gak lebih dari seorang loser haha... gak pantes lo gabung sama Tim Bola."

Aku tidak bisa menahan diri, aku datangi dia, menarik kerahnya dan berjinjit agar sejajar. Dia tertawa gelak dan membalik keadaan dengan kondisiku yang terjepit di keteknya, "Lo... lo tuh payah bocah!" katanya yang kemudian berlalu.

Latihan sore itu berakhir, kami semua pergi ke kamar ganti namun sebelumnya aku pergi ke loker untuk mengambil baju ganti. Aku terkejut ketika melihat sepucuk surat di dalam lokerku yang bunyinya...

Aku tau kamu berbakat

Kau harus semangat

Buktikan kalau kamu bukan pecundang

Aku tersenyum lebar, "Kak David..." desisku pelan sambil menatap surat yang ada dalam genggamanku. Warna surat itu biru, baunya.... Bau cowok! Ya pengirim surat ini cowok, baunya manly. Aku cengar-cengir sendiri karena ternyata Kak David bisa seperduli ini denganku. Ini memang surat kaleng, tapi aku yakin kalau pengirim surat ini David.

"Chiee masih baru sudah dapat surat dari penggemar..." ejek kakak-kakak kelas yang baru lewat, mereka ada 4 orang.

"Bu-bukan!" elakku. Tapi surat itu malah dirampas dan mereka tertawa membacanya.

Kilau Pelangi (Cerpen Gay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang