Prolog

118K 1.8K 2
                                    

*
*
*

Cerita ini hanya ditujukan untuk yang berusia 21 tahun ke atas, karena memuat content dewasa. Nama dan tempat hanya fiksi belaka.

*
*
*


Aku dengan cepat melangkahkan kakiku masuk ke ruang rapat. Semua orang di ruangan itu tampak terkejut melihat penampilanku yang berubah. Aku tidak heran jika Nina--yang sedang memberikan presentasi tentang omset penjualan, ikut terhenti dan mematung melihatku.

Baju terusan putih, membalut pas di tubuhku hingga di atas lutut, alih-alih menggunakan kemeja dan celana bahan seperti biasanya. Rambut panjangku kubiarkan terurai di punggungku. Aku pun mengubah riasan wajahku. Ellen yang dulu sederhana dan seadanya, kini berubah menjadi Ellen yang modis. Hanya kacamata saja yang tetap setia menghiasi wajahku.

Sebenarnya, bukan sekali dua kali aku berpenampilan seperti ini. Hanya di kantor saja aku tidak menunjukkan kepribadian asliku. Kupikir akan sulit bekerja jika aku terlalu mencolok. Dan tentu saja aku tidak ingin orang-orang kantor mengetahui duniaku di luar sana.

"Kenapa berhenti, Nina? Lanjutkan." Aku membuka salinan presentasi di hadapanku. Aku sudah terbiasa dengan semua tatapan heran yang tertuju padaku, jadi tidak sulit untuk mengabaikannya.

Di sudut hatiku, aku mengkhawatirkan satu hal dan berharap tatapan-tatapan itu tidak menyadarinya. Aku bisa merasakan sentuhan langsung kain dari terusan pas badan ini di payudaraku. Kulirik sedikit dadaku selagi membalikkan halaman kertas di depanku. Kedua puting coklat tampak tercetak jelas di bajuku.

Sejujurnya, aku sangat tidak nyaman berpenampilan seperti ini ditambah dengan tanpa bra. Ukuran payudaraku sangat tidak mendukungku untuk melakukan braless seperti ini. Belum lagi jika aku harus berlari-lari di sepanjang kantor jika sedang tergesa-gesa. Cepat atau lambat seisi kantor akan tahu.

"Ya, Nina, silahkan dilanjutkan," kata seorang pria yang duduk di sampingku ketika Nina masih terdiam. Kemudian, dia tersenyum menatapku, lalu mengalihkan pandangannya ke arah payudaraku.

Aku tidak mengacuhkannya. Dia yang sudah membuat semua seperti ini. Permainan ini. Entah apa lagi yang akan dia lakukan setelah ini.

Sex Games with A StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang