Prilly Pov
" Baiklah anak-anak, pelajaran bapak cukup sampai disini. Lusa PR nya tolong dikumpulkan. Assalammu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam"
Bersamaan dengan keluarnya pak Dodi dari kelas ini, semua siswa yang ada di kelas juga ikut berhamburan keluar. Tapi, tidak denganku yang masih terfokus mencatat catatan apa yang ditulis pak Dodi di papan tulis tadi.
" Yaelah Prill... bisa kan kalau dilanjutnya nanti aja? Cepetlah ke kantin! Nanti kagak kebagian tempat duduk gimana?"
"Iya Kinal,sebantar lagi,sebentar lagi." Balas ku sambil mempercepat tulisanku.
" Gue itung sampe 10 luu. Gak selesai? Gue duluan"
"Ishh jangan! Satu baris lagi kok"
"Yaudh cepetan PRILLYYY" ucapnya penuh penekanan
"Dahhh selesai" pekik ku girang saat menutup buku itu. Kulihat Kinal tersenyum senang.
"Yuk!" Kinal berjalan mendahului ku.
Sesampai di depan kelas,kita berjalan beriringan. Langkah kami dipercepat agar cepat sampai di kantin.
"Eittsss Kinal" kutahan langkahnya
"Apaan Prill?"
"Aduhhh... ikut gue!!" Aku berlari sambil menggandeng tangannya.
"Lahh? Kemana Prill?"
"Ke toilet"
"Ngapain?"
"Gue kebelet Nall..."
"Ampuun dahh Prilll ada-ada aja loe"
* * * *
Masih dengan nafas yang terengah-engah, kami sampai di kantin. Kedua mata kami sama-sama menjelajah mencari salah satu tempat yang kosong. Namun hasilnya? NIHIL. semua sudah penuh.
"Tuh kaaan... kita kagak kebagian" keluh Kinal "loe sih Prill. Pake nyatet-nyatet segala. Terus-terus pake kebelet lagi" gerutunya menyalahiku.
"Yaelah Nal maaf" jujur aku merasa bersalah padanya
"Iya iyaaa gapapa. Tapi Prill masalahnya gue LAPER"
"gue jugaaa" haruskah kita menunggu jam istirahat kedua?
"Kak Prilly!" Ada yang memanggilku. Ku tolehkan kepalaku ke arahnya. Aku tersenyum melihatnya . Dia mengisyaratkan ku untuk mendekatinya.
Tanpa mengajak Kinal,aku berjalan menghampiri gadis manis itu.
"PRILLY!" Tanpa ku ajak Kinal pasti mengikutiku. "Heyy..loe mau kemana??"
"Ke Alya." Jawabku singkat.
"Hai Alya" Sapaku padanya.
"Hai kakak. Hmm.. kakak gak dapet tempat duduk ya? Disini aja kak,bareng Alya ." Bisa ku lihat disini Alya memang sendiri bersama dua kursi yang tak terduduki oleh siapapun.
Kulirik Kinal yang sedang menatap Alya bingung. " Itu Alya Nal." Bisiku padanya.
"Siapanya Eluu ?" Balasnya dengan bisikan juga.
"Adek kelas. Gue akrab kok sama dia. Gabung aja yukk."
"Yuk ahh. Gue udh laper."
"Alya?" Panggilku.
"Iya kak?"
"Ini sahabat kakak,namanya Kinal. Boleh gabung kan?" Tanyaku padanya.
"Boleh kak. Salam kenal ya kak Kinal. Aku Alya." Kulihat Alya menjulurkan tangan kananya pada Kinal yang dibalas juga oleh sahabatku ini. " Kinal."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect CEO
FanfictionSeorang CEO dengan sejuta pesonanya -Aliand Praditya- Garis takdir Prilly membuktikan jika dirinya akan akrab dengan Alya. Dan lewat Alya, Prilly bisa mengagumi sosok lelaki yang dimatanya begitu sempurna. Tapi,, Hukum alam selalu mengatakan jika di...