Chapter 28. Aku dan Dia Menjadi Satu

60.6K 3.3K 95
                                    


Inilah hari dimana aku dan dia ditakdirkan untuk menjadi satu

* * * * * *


"Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan anak saya yang bernama Prilly Adara dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan perhiasan seberat 26,15 gram dibayar tunai."


"Saya terima nikah dan kawinnya Prilly Adara binti Rizal dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."


"Bagaimana para saksi? Sah?"



"SAH..."

"Alhamdulillah.."


Jantung Prilly terus berdebar tak karuan. Wajahnya memencarkan rona kebabagiaan. Dia begitu terharu mendengar ucapan keseriusan papanya yang tadi menjadi wali untuk menikahkan lelaki itu dengan dirinya. Ditambah lagi dengan lelaki itu yang mengucapkan satu lafal kalimat dengan satu tarikan nafas penuh keseriusan.


Benarkah jika hari ini memang terjadi? Ya Allah...engkau memang merestui hubungan mereka, sampai-sampai engkau mendatangkan hari ini dengan begitu cepat.


"Prilly ayo turun"


Prilly menatap mamanya dengan tatapan bahagia. Dengan kebahagiaan yang dirasakannya, dia memeluk mamanya erat.


"Sekarang, kamu udah jadi tanggung jawabnya. Surgamu bukan hanya ada di mama Prill, tapi juga ada di suami mu. Patuhilah apa pun yang dia pinta selagi itu positif." Ujar Ully lalu melepas pelukan nya itu.


"Ayo temui suami mu dan cium tangannya." Ucap Ully dengan senyum bahagianya.


Prilly mengangguk mengiyakan. Ully dengan santainya berjalan mendampingi putrinya untuk ke bawah dan menemui suaminya.


Suami? Prilly sudah memiliki suami?


Satu kebahagiaan yang Prilly nanti-nantikan dengan orang yang dicintainya yaitu adanya hari ini. Hari dimana dirinya sudah resmi menjadi istri dari seorang Aliand Praditya.


Jantung Prilly semakin berdebar tak karuan saat dia sudah ada didekat suaminya. Didekat seorang Aliand Praditya yang kini menatap Prilly takjub dengan aura kecantikan yang terpancar.


Dan yang ditatapnya pun kini tersenyum malu. Pasalnya bukan cuma Ali lah yang memperhatikan Prilly dengan penuh keterpesonaan, tapi juga Prilly. Prilly akui wajah lelaki itu kini lebih bersinar. Dan tentu hal ini membuat lelaki itu terlihat semakin tampan.


Prilly duduk disebelah Ali. Dan Ali meliriknya dengan penuh kehangatan. Sebagai kewajiban nya seorang istri, dia mencium tangan Ali. Menciumnya dengan penuh kelembutan. Setelah akhirnya Prilly menyudahi itu.

My Perfect CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang