Chapter 27

58.4K 3.1K 89
                                    

Bertepatan dengan tiga bulannya SEAM dan My Perfect CEO.... SEAM update nya hari ini 😉

Happy Reading guys 😄

Seminggu sudah semua ini berlalu. Semenjak acara lamaran itu terjadi, semenjak itu juga hari hari Prilly selalu dipenuhi oleh lelaki yang akan menjadi suaminya nanti.

Ali selalu ada dihari Prilly. Kini dia selalu bisa meluangkan waktu untuk bertemu ataupun berkomunikasi dengan gadis yang seminggu lalu dilamar olehnya itu.

Dan tentu hal itu menjadi hal yang membahagiakan untuk kedua insan yang saling mencintai ini.

Seperti halnya hari ini Ali dan Prilly harus benar benar mengosongkan waktu untuk melakukan fitting baju yang akan dipakainya nanti diacara akad dan resepsi pernikahan mereka.

Cukup memakan waktu lama untu mereka selesai melakukan fitting baju. Dan kini mereka sudah keluar dari dalam butik itu.

"Kayanya cuaca hari ini panas banget ya kak." Prilly menyipitkan matanya saat teriknya matahari menyilaukan penglihatannya.

Ali menoleh kearah Prilly. Dengan senyum penuh arti Ali merangkul Prilly sambil berjalan ketempat dimana mobilnya terparkir.

"Seharusnya sih tadi kita berangkatnya agak pagian nih. Biar gak panas-panasan begini." Ucap Ali sambil menghela nafas panjang.

"Hehe....gak papa lah kak. Udah terlanjur juga kan." Balas Prilly dengan kekehannya.

Usai sampai didekat mobilnya yang terparkir, Ali malah menangkup wajah Prilly dan memperhatikan peluh yang membanjiri wajah cutenya.

"Udah keringetan aja." Kata Ali sambil mengusap peluh itu dengan telapak tangannya.

Prilly tak bisa meyembunyikan rona bahagia diwajahnya. Sudah Prilly pastikan pipinya ini memerah. Gimana tidak? Perlakuan lelaki ini benar benar membuat Prilly merasa dispesialkan.

"Ciieee pacalan."

Acara romantis-romantisan mereka jadi terganggu karena adanya anak laki-laki sekitar umur lima tahun melihat apa yang mereka lakukan tadi.

Prilly menepis pelan tangan Ali yang tadi mengusap peluh diwajahnya. Dia merasa malu pada anak kecil itu yang sekarang pun masih meledeknya.

Dengan rasa malunya Ali menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Hufhh... dia benar-benar merasa malu sekarang. Bisa-bisanya dia memperlakukan Prilly seperti tadi ditempat umum seperti ini. Yaa walaupun hanya mengusap peluh diwajah Prilly saja, tapi seharusnya dia tau tempat. Tempat umum seperti ini pasti banyak anak-anak dibawah umur bukan? Dan tentu saja perlakuannya tadi tak seharusnya dilihat oleh anak dibawah umur sepertinya.

"Ihh...kamu ini. Biar aja kakaknya pacaran. Jangan diganggu gitu. Ayo..ayo!" Wanita paruh baya yang bisa Prilly dan Ali tebak kalau itu ibu dari anak tadi, ia membawa anaknya entah kemana.

Ali dan Prilly saling pandang. Wajah Prilly menjadi merah padam saat melihat Ali berekspresi sama seperti dirinya. Sama-sama salah tingkah.

"Seharusnya tadi kita gak usah mempertonton kan hal itu ya kak? Ada anak dibawah umur. Malu yaa." Ucap Prilly dengan seringai menggodanya. Dan memutuskan untuk masuk kedalam mobil terlebih dahulu.

Masih dengan senyum salah tingkahnya Ali mengikuti Prilly. Dia masuk kedalam mobilnya dan duduk dikursi belakang stir. Dan memakai seatbelt nya. Baru setelah itu dia mengendarai mobilnya pergi dari tempat itu.

Selama diperjalanan pulang, Prilly mengalihkan pandangannya pada kaca mobil disebelahnya.

Jujur...

My Perfect CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang