Baru sempet update :'( lagi banyak masalah soalnya.Makasih yaa buat vote di chapter sebelum nya :)
Happy reading guys :D
Ali masuk ke dalam kamar Alya dengan nanpan berisi semangkuk bubur,air mineral dalam gelas dan juga obat untuk diminum Alya.
"Makan dulu ya Al. Abis itu minum obat,terus istirahat." Kata Ali sambil berjalan mendekati Alya.
Ali menarik kusri ke dekatnya. Dia menduduki nya.
Nampan tadi dia taruh diatas nakas. Yang diambil hanya semangkuk bubur juga sendok .
"Alya makan dulu ya." Tangan Ali terulur menyuapi Alya sesendok bubur.
Alya menerima nya. Dia mengunyah nya pelan pelan. Karena rasa lemas masih menjalar di tubuhnya.
Prilly. Gadis cantik itu menatap kedua kakak-adik ini dengan kagum. Bagi Prilly,persaudaraan mereka bisa dibilang berbeda dengan hubungan adik-kakak diluar sana. Karena yang Prilly tahu,jarang-jarang sekali hubungan adik-kakak terlihat selalu harmonis tanpa percekcokan. Benarkan?
Tatapan Prilly membeku.
Saat mata hazel nya bertatapan langsung dengan mata hitam legam milik Ali.
Ali tersenyum ke arah Prilly. Membuat jantung Prilly kembali berulah." Alya? Liat tuh,kak Prilly nya diem aja." Ujar Ali masih dengan menyuapi Alya.
"Kak Prilly jangan diem aja. Mending kita cerita cerita hal yang seru. Iya kan bang?" Ucap Alya sambil menunjukan senyum diwajah pucat nya.
"Aayo. Gimana kalau kita ceritain masa kecil Alya?" Balas Ali.
"Kayanya seru juga. Kak Prilly setuju sama ide nya kak Ali." Ucap Prilly menimpali.
"Yahhh..." Alya menghela nafas kecewa." Yaudah deh." Ucap nya dengan ekspresi pasrah nya.
Ali dan Prilly sama-sama tertawa melihat ekspresi Alya.
Dengan raut wajah bahagia nya. Ali mulai berbagi kisah,tentang masa kecil nya Alya.
Prilly menyimaknya
Dan Alya terseyum malu.
* * *
Usai menyuapi Alya. Ali meminta Alya untuk meminum obat nya. Dan setelah nya,Alya diminta Prilly untuk beristirahat.
Ali dan Prilly menuruni anak tangga rumah ini. Tangan Ali yang akhir-akhir ini selalu menggenggam tangan mungil Prilly,membuat Prilly mulai terbiasa dengan keadaan ini. Justru hal itu membuat Prilly merasa senang.
Ali mengajak Prilly ke ruang makan untuk makan siang bersama-sama. Awalnya Prilly menolak dengan alasan tak enak hati . Tapi dengan keinginan Ali yang terus mengajak Prilly,membuat Prilly mengiyakan saja.
"Jenguk Alya nya udah Prill?" Tanya Marissa yang sudah duduk dikursi sekitar meja makan ini.
"Udah tan. Alya nya juga kan harus istirahat." Balas Prilly sambil tersenyum.
Prilly duduk di salah satu kursi,tepatnya disamping Ali.
"Makasih ya udah mau jenguk Alya." Ucap Marissa tulus.
"Iya tante." Balas Prilly dengan senyum tulus nya.
Yudha . Lelaki paruh baya dengan kemeja dan jas kantor nya,baru saja menapaki kaki nya di ruang makan. Inilah kebiasaannya,lebih suka makan siang masakan istri nya.
"Assalamu'alaikum. Eh? Ada Prilly?" Sapa Yudha dan menghampiri mereka.
"Wa'alaikum salam."
Marissa mencium telapak tangan suaminya. Dikiuti Ali juga Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect CEO
FanficSeorang CEO dengan sejuta pesonanya -Aliand Praditya- Garis takdir Prilly membuktikan jika dirinya akan akrab dengan Alya. Dan lewat Alya, Prilly bisa mengagumi sosok lelaki yang dimatanya begitu sempurna. Tapi,, Hukum alam selalu mengatakan jika di...