Prilly Pov
Dengan tak semangat aku berjalan ke halte bersama Kinal, sambil menjinjing sebuah tas kecil yang didalamnya terdapat 'sesuatu' untuk Alya. Tapi entah kenapa hari ini aku tak melihat Alya, mau itu di kantin atau di koridor.
Sebenarnya Alya kemana? Dia enggak sekolah kah? Dan kak Ali. Apakah kak Ali enggak kasih tau soal ini ke Alya? Huffhh....
"Loe kenapa sih? Perasaan dari tadi gak ada semangat-semangatnya." Keluh Kinal. "Cuma waktu kaki loe napak di kelas kali ya, loe senyum senyum gak jelas. Setelahnya bad mood."
"Gapapa." Entahlah. Aku pun bingung sendiri dengan mood ku hari ini.
"Kak Prilly!!"
Suara itu. Alya? Ya itu Alya. Ku tolehkan kepalaku kearahnya. Dan... ya! Benar. Itu Alya.
Sambil tersenyum dia berlari kearah ku. Dan... memelukku. Ini kebiasaan Alya :)
"Maafin Alya soal semalem. Abang udah jelasin semuanya kan? Ini semua gara-gara hp Alya low. Tapi seharusnya Alya kasih tau kak Prilly, kalau nomor yang Alya pake semalem itu bukan nomor Alya. Cumaaa karena Alya keasikan. Jadi yaa..gini deh. Maafin Alya ya kak."
Aku melepas pelukannya. "Iya gapapa Al. Kak Prilly ngerti kok. Lagi buat apa kak Prilly marah? Ini kan bukan salah Alya sepenuhnya juga." Ujarku.
"Makasih kak. Kakak mah,emang baik."
Aku menarik kedua sudut bibirku keatas. Lihat lah mood ku? Kembali lagi bukan? Moodku yang tadi pagi sangat baik. Apa ada hubungannya sama kak Ali yang ku telepon tadi? Dan moodku rusak apa karena Alya yang tak terlihat batang hidungnya?Entah.
"Alya. Tadi pagi, abang kamu kasih tau satu hal ke kamu tentang kak Prilly gak?" Tanyaku to the point.
Alya menganggukan kepalanya antusias. "Disuruh temuin kak Prilly kan? Katanya kak Prilly mau kasih Alya sesuatu ya?"
Berarti kak Ali amanah dong ya. Dia benar-benar manyampaikan pesanku pada Alya. Tapi, kenapa Alya gak datang menemuiku?
"Maafin soal Alya yang gak datang kak" ucapnya. Kenapa?
"Kenapa Al?"
"Sebenarnya tadi pas jam istirahat, Alya pengen nemuin kak Prilly. Tapi, Alya gak bisa. Soalnya abis jam istirahat nanti, ada ulangan harian mendadak. Jadi, karena Alya belum belajar ya mau gak mau Alya harus belajar dulu. Bahkan Alya gak sempet ke kantin." Tuturnya yang membuatku paham.
"Kalau pagi kan bisa Al"
"Gak bisa kak. Karena Alya harus piket. Ditambah lagi tadi abang agak lama keluar kamar" ucapnya. "Abisnya tadi pagi ada yang nelpon sih." Mendengar nada godaannya Alya dan merasa mengerti apa maksudnya. Membuatku tersenyum malu.
"Tapi gapapa sih. Berarti ada untungnya juga ya 12 angkanya disimpen di kontak bang Ali. Jadi kak Prilly bisa teleponan deh"
"Alya ahhh..." Rengekku
"APA PRILLY? NOMOR HP MAKSUDNYA? NOMOR HP, LOE KASIH KE KAK ALI? DEMI APA PRILL?" Pekikkannya benar-benar menjengkelkan moodku. 'Kinalll' geramku.
"Kinal ayo!" Hufhh..untung Rizky datang.
"Utang penjelasan loe" ketus Kinal lalu berlari kearah Rizky. Menaiki motor itu dan tak lama motor itu berjalan meninggalkan halte sekolah. Sepertinya besok Kinal akan menanyakan masalah ini.
'Tind' - 'Tind'
'Tind' - 'Tind'
Isshh...siapa sih itu berisik banget. Ngapain coba tuh mobil pake berhenti segala di depan nii halte.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect CEO
FanfictionSeorang CEO dengan sejuta pesonanya -Aliand Praditya- Garis takdir Prilly membuktikan jika dirinya akan akrab dengan Alya. Dan lewat Alya, Prilly bisa mengagumi sosok lelaki yang dimatanya begitu sempurna. Tapi,, Hukum alam selalu mengatakan jika di...