Kehidupan Ali dan Prilly sampai detik ini, masih menginjak jalur yang aman-aman saja. Semuanya masih berangsur baik, walaupun terkadang terselip sedikit masalah. Tapi itu hanyalah masalah kecil, dan tak membutuhkan banyak waktu untuk memperbaikinya.Kini, usia kandungan Prilly sudah masuk bulan ke-4. Tak terasa bukan? Memang. Bahkan, tanda-tanda adanya kehidupan dirahim Prilly pun semakin terlihat jelas dengan perubahan bentuk perut Prilly yang mulai membuncit.
Entah apa lagi yang diidamkan Prilly sekarang. Bayangkan saja, sudah pukul delapan pagi, Prilly sama sekali tak berniat membangunkan Ali dari tidurnya. Yaa walaupun biasanya Ali bangun jam 5 sih. Tapi kini, sepertinya Ali begitu lelah. Sampai-sampai sudah jam delapan pagi pun dia belum bangun.
Dan Prilly tak menakutkan satu hal sekarang, tenang saja! Prilly yakin Ali tak akan marah karena tidak dibangunkan untuk berangkat ke kantornya. Mau tau buktinya? Lihat saja nanti saat Ali sudah terbangun.
Ya Allah...
Cepat sekali doa Prilly dijabah.
Sekarang, Ali mulai menggeliat dan membuka matanya perlahan. Dengan jahilnya, Prilly pura-pura tertidur dan menyelusupkan wajahnya di dada Ali. Dalam hati, dia menanti-nanti reaksi apa yang akan Ali keluarkan saat menyadari dirinya baru terbangun pukul 08.00 pagi?
"Astagfirullah...ini udah jam? Jam delapan?"
Prilly malah cekikikan sendiri mendengar reaksi Ali yang pasti sangat terkejut.
Ali menyadari jika Prilly lah yang merencanakan ini. Tak berniat membangunkannya padahal Prilly sudah terbangun lebih dulu. Ditambah lagi dengan kepura-puraan Prilly yang tertidur di dada Ali.
"Kok kamu bandel sih? Kenapa gak bangunin kak Ali? Kak Ali jadi ketinggalan sholat subuh..." Nada yang Ali keluarkan tak ketus namun lembut. Membuat hati Prilly bersorak senang.
Benarkan, jika Ali nya tak akan marah...
"Hayo bangun. Kanapa kamu jadi pura-pura tidur gini hm?" Ucap Ali sambil menahan tawanya.
Perlahan Prilly mendongakkan kepalanya menatap Ali. "BAAA.." Prilly menunjukan wajah tak bersalahnya. Bukannya marah ataupun kesal Ali malah menenggelamkan kembali Prilly ke dalam pelukannya.
"Kamu ini haha..."
Lihatlah Ali, tak ada raut kesal justru tawalah yang dikeluarkannya. Wanita mana yang tak senang, jika mendapat lelaki seperti Aliand Praditya?
"Kak Ali, aku mau hari ini kak Ali gak usah kerja yaa..." Ucap Prilly masih dalam dekapan Ali.
"Lho,kenapa?" Tanya Ali lembut sambil mengusap rambut Prilly penuh kelembutan.
"Aku mau ngerasaain full day bareng kak Ali, tapi bukan di hari weekend kaya biasanya. Pengennya dihari ini kak...kakak mau?" Ucap Prilly dan beralih menatap Ali.
Ali berpikir. Sebenarnya kalau dipikir-pikir tak masalah juga jika mengiyakan keinginan Prilly. Lagipula hari ini kan Ali tak berangkat ke kantor. Toh, ini sudah pukul delapan juga.
"Yaudah, kak Ali mau. Kita full day hari ini, bareng-bareng, dan terserah kamu mau apa aja, kemana aja. Kak Ali turutin." Jawab Ali akhirnya.
"Yeayyy...makasih kakak." Seru Prilly dengan antusiasnya. Dan hal ini tentu membuat Ali gemas. Hanya hal sederhana yang Ali lakukan, namun bisa membuat Prilly bahagia.
"Yaudah, kak Ali mau bilang ke sekretarisnya kak Ali dulu, buat kosongin jadwal hari ini." Ucap Ali dan hendak mengambil ponselnya di nakas.
"Eitss..." tapi Prilly mencegahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect CEO
FanfictionSeorang CEO dengan sejuta pesonanya -Aliand Praditya- Garis takdir Prilly membuktikan jika dirinya akan akrab dengan Alya. Dan lewat Alya, Prilly bisa mengagumi sosok lelaki yang dimatanya begitu sempurna. Tapi,, Hukum alam selalu mengatakan jika di...