Chapter 48. Inikah Akhirnya?

41.2K 2.4K 307
                                    

Belum tanggal 13 kok udah di update aja?😁😁😁

Alhamdulillah, masih dikasih waktu luang meskipun otak yang ngetik nya lagi ngebul sama hapalan



Selamat membaca kawan😘😘😘😘




Takdir telah mempertemukan kita, mengikat kita dengan cinta. Tapi apa itu artinya takdir akan menjerumuskan kita ke sebuah permasalahan yang tak berujung bahagia?

* * *

Hari itu telah tiba. Hari yang biasanya selalu membawa kebahagiaan serta keceriaan bagi keluarga Ali dan Prilly. Pasalnya ini lah hari jadi mereka sekaligus hari kelahiran ketiga anak kembar yang begitu pintar dan menggemaskan.

Jika di tahun-tahun yang lalu mereka bisa berbahagia di hari ini. Apakah kebahagiaan itu akan datang kembali?

Mungkin itu akan menjadi pertanyaan besar untuk kalian. Disaat hubungan Ali dan Prilly sedang dalam tahap mengguncangkan, apakah bisa mereka berbahagia ?

Jika Prilly bisa menerima Ali kembali, mungkin kebahagiaan itu akan terjadi. Tapi jika belum bisa menerima maaf dari Ali, bagaimana?

Memang, tutur kata Daehan saat itu berhasil masuk ke hati Prilly. Seperti mencoba untuk membuka pintu hati nya yang sedang terkunci rapat. Tapi, apakah pintu hati itu berhasil Daehan buka sepenuhnya?

Entahlah

Karena fakta nya walaupun sikap Prilly pada Ali mulai ada sedikit perubahan yang cukup baik, tetapi tetap saja jika Ali bertanya 'Apakah kamu sudah memaafkanku?' .

Disaat itu Prilly kembali terdiam. Terkadang mengalihkan pembicaraan, namun bisa juga menghindar.

Entah apa yang sebenarnya ada dipikiran Prilly saat ini. Yang Ali harap, semoga Prilly nya baik-baik saja. Karena bagi Ali, mungkin dirinya belum melangkah sampai finish dan harus lebih bersabar lagi agar bisa meraih kebahagiaan itu.

Duduk bersandar pada kepala ranjang masih dengan menggunakan peci dan sarung nya, Ali terdiam menjulurkan tangan mengusap rambut Prilly yang masih saja nyaman dalam tidur nya.

Hal seperti ini memang seperti peluang besar bagi Ali. Jika dirinya rindu, hanya saat-saat seperti ini lah yang bisa Ali lakukan. Tentunya tanpa sepengetahuan Prilly.

"Bismillah.. Ya Allah tenang kan lah hati hamba. Dan mudahkan lah hamba untuk membuatnya bahagia di hari ini."

Matanya terpejam sambil menghirup oksigen dalam-dalam. Itu dilakukannya untuk menenangkan pikiran yang entah kenapa menjadi gelisah.

Bahkan karena sangat gelisah nya pikiran dan perasaan Ali, di tengah malam ia terbangun menunaikan shalat tahajud. Hingga tidak bisa tertidur lagi sampai sekarang.

Ali juga merasa bingung dengan keadaannya sendiri. Dan tak ada yang bisa Ali lakukan, selain berdzikir menenagkan hati serta pikirannya.

Mata yang tadi terpejam kini kembali terbuka. Menatap lekat wajah istri nya dengan guratan rindu yang sangat besar disana. Hingga tangan nya tak berhenti mengusap lembut rambut istrinnya.

Bahkan kini perasaan rindu itu mempengaruhi hati dan pikirannya untuk mendekatkan wajahnya dengan Prilly.

Semakin didekatkan, pikiran Ali semakin jelas mengingat kenangan-kenangan indah antara dirinya dan Prilly dulu. Apalagi saat senyum istrinya itu mengembang dalam ingatan, disitu ingin rasanya Ali memberikan kecupan hangat pada kening istri nya.

My Perfect CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang