Chapter 25

57.2K 3.2K 108
                                    

Alhamdulillah...ada waktu juga buat update. Mumpung SEAM lagi pada ngumpul.. hehe

Happy Reading Guys :)



Sedari tadi tangan Ali terus menggenggam jemari Prilly. Berharap pemilik tangan mungil ini bergerak dan membalas genggaman nya.

Sungguh. Ali merasa bersalah. Dia menyesali perbuatannya tadi siang yang dengan bodohnya tidak menghampiri Prilly. Tapi... tapi ketahuilah, dalam hati Ali sangat ingin menghampiri gadis yang kini terbaring pingsan. Sangat ingin memeluknya dan menunjukkan betapa rindunya dia.

Hufhh....

Lagi lagi dia harus menghela nafas lelah. Sekarang lihat lah dia. Dengan penuh penyesalan dia menatap Prilly tanpa berpaling kemana pun. Berharap gadis yang ditatapnya ini bisa membalas tatapannya juga.

Lihat saja nanti....

Hari ini. Dia akan berjanji. Berjanji untuk memberi penjelasan tentang masalah 4 tahun belakangan ini. Juga kejadian tadi siang yang menyebabkan gadis yang dicintainya ini menangis karena rasa kecewanya.

Dan dia tidak akan pergi. Sebelum semua ini benar benar selesai.

"Kinal? Prilly kenapa bisa kaya gini sih?" Sedari tadi Ully selalu bertanya seperti itu pada Kinal. Padahal Kinal sudah berulang kali menjawabnya.

"Aduuuh tante. Kan tadi Kinal udah bilang berulang kali. Mungkin ini efek dari nangisnya tadi. Abisnya dia dari tadi siang sampe malem gini gak pernah berhenti ngeluarin air mata. Dan dia sama sekali belum nelen makanan tan. Terakhir nih ya, dia cuma minum minuman pesanannya waktu di café tadi." Lagi lagi Kinal harus menjelaskan.

"Tapi.... tapi kenapa Prilly bisa nangis? Ada masalah apa Nal?" Tanya Ully masih dengan cemasnya.

"Gar- "

"Ini karena Ali tan. Ali minta maaf." Ali memotong ucapan Kinal dengan lirihnya.

Baru saja Ully ingin bertanya lagi. Tapi dia kembali mengurungkan niatnya saat melihat putri semata wayangnya itu mulai mengerjap-ngerjapkan matanya.

Raut kesedihan diwajah Ali kini berganti kebahagiaan. Tangannya semakin kuat menggenggam tangan Prilly. Dan tangan yang satunya terulur mengusap lembut rambut Prilly.

Matanya menatap mata hazel yang sedari tadi terus mengerjap ingin terbuka sempurna.

Prilly Pov

Awshh...

Aku merasakan pusing di kepalaku. Sampai sampai untuk membuka mata saja terasa sulit.

Arghh...

Memangnya apa yang terjadi? Seingatku..

Astagfirullah

Aku pingsan kah? Ya. Kurasa aku memang pingsan. Pingsan didekapannya. Di dekapan lelaki yang terakhir kali memelukku sebelum akhirnya aku merasakan kegelapan.

Kurasa kan ada tangan yang mengusap rambutku dengan penuh kelembutan. Hmm... kenapa rasanya sangat nyaman?

"Prill? Hey... ayo..buka matamu."

Deg

Suara ini. Ya Allah benarkah ini?

Kucoba membuka mataku untuk memastikan kalau lelaki yang memberi ku rasa nyaman ini adalah dirinya.

Yap...

Dan benar saja. Itu memang dia, lelaki yang memberiku rasa cinta dan juga kecewa. Dengan datarnya aku menatap dia. Menatap mata yang mengisyaratkan kesedihan? Umm benarkah itu?

My Perfect CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang