Chapter 15. Tak seburuk yang kukira

52.3K 3.3K 9
                                    


Prilly Pov

Parah. Parah. Parah.

Bisa-bisanya aku bangun jam 06.30 . Masuk sekolah jam 07.00 lho ya,dan sekarang aku baru saja selesai mandi?

Dengan cepat aku memakai seragam sekolah. Menyisir rambutku asal dan hanya memoles tipis wajahku .

"Ya Allah semoga Prilly ga telat." Ucapku sambil memasukan asal buku pelajaran hari ini.

Setelah semuanya sudah beres,aku keluar kamar dengan tas yang sudah tersampir dibahuku.

"Neng?ko jam segini baru keluar kamar?" Tanya bi Tati saat aku sudah ada di lantai dasar rumah.

"Prilly bangunnya kesiangan bii." Cemasku lalu mencium telapak tangan bi Tati." Prilly berangkat ya."

"Sarapannya?"

"Ntar ajalah bi di Kantin. Prilly udah telat nih kayanya. Aduuhh.."

Bi Tati terkekeh mendengar ucapanku. "Yaudah . Hati hati dijalan ya neng."

"Iya bi. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

* * * *

Hal bodoh yang kualami sekarang adalah ;aku ga inget kalau hari ini dan beberapa hari kedepan,Pak Aryo cuti mengantarku ke Sekolah.

Jadi,dengan sangat amat terpaksa aku berlari ke arah Halte. Dan menunggu taxi lewat.

Kulirik jam yang melingkar dipergelangan tanganku .

06.50 ?

Sepuluh menit lagi pintu gerbang bakal ditutup,tapi posisiku sekarang? Masih setia menunggu taxi yang tak kunjung lewat.

"Kalau satu menit lagi,tuh taxi ga lewat juga gue harus-Alhamdulillah muncul juga."

Aku melambaikan tangan agar taxi itu berhenti didepanku. Saat sudah berhenti,aku masuk kedalamnya. Tapatnya dibagian belakang.

"SMA Martia Bhakti ya pak." Ucapku pada supir taxi nya.

"Siap neng." Balasnya

Aku menghela nafas lega. Syukurlah kalau sekarang aku udah ada didalam taxi. Dan alhamdulillah taxi berjalan lancar.

"Sepuluh menit dari sini ke Martia Bhakti,kira kira nyampe ga pa?" Tanyaku pada supirnya.

"Kalau ga macet sih bisa neng."

Jangan sampai macet. Jangan sampe macet dan. Jangan-

"Wah neng. Kayanya macet nih. Liat aja tuh didepan."

Astagfirullah

Ternyata hari ini benar-benar hari terburuk untuku.

* * *

" Ga usah lanjut ke Sekolah deh pak." Ujarku pada pak Supir itu. Beberapa menit menunggu,akhirnya selesai juga macetnya. Tapi masalahnya adalah WAKTU. Yang ngaak memungkinkan banget bisa sampai ke Sekolah dengan keadaan gerbang masih terbuka lebar.

"Lho emangnya kenapa?"

"Udah telat. Percuma juga smpe sana tapi gerbangnya udah ditutup."

"Terus jadinya mau kemana atuh?balik lagi?"

Aku mulai berpikir. Kira-kira harus kemana? Kalau pulang lagi ke Rumah kayanya engga deh. Pasti bakalan bosen juga di Rumah.

Ke Toko kue mama? Engga ah bosen juga kalau engga ada mama. Jadi ke..??

"Café aja pak. Café deket sini."

Dan akhirnya taxi ini melaju ke Café. Mungkin aku bisa menenangkan diri disana.

My Perfect CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang