Chapter 33. Kabar Bahagia Dan Demi Semangkuk Bakso

64.4K 3.1K 96
                                    


Temanya masih slow update ya. Bisa jadi updatenya seminggu sekali, sebulan dua kali, atau bahkan sebulan sekali. Tergantung sibuk atau engganya SEAM hehehe...

Thanks vomment ya

Happy Reading Guys ♥

Jantung Ali terus saja berdetak cepat. Dia merasa cemas sekarang. Bagaimana tidak, keadaan Prilly kemarin-kemarin saja sangat memprihatinkan, apalagi sekarang saat Prilly pingsan didekapannya. Tentu itu semakin membuatnya khawatir tak karuan.

Sudah yang kedua kalinya hal seperti ini terulang. Masih didalam kamarnya, Ali memperhatikan dokter yang datang untuk memeriksa kondisi istrinya. Sambil duduk disamping Prilly yang belum sadar dari pingsannya, Ali mengusap tangan mungil istrinya itu, berusaha memberinya kehangatan.

"Bagaimana kondisinya dok?" Tanya Ali cemas saat melihat dokter yang tadi memeriksa Prilly, kini malah menunjukan senyum yang entah apa maksudnya, Ali pun tak tau.

"Pak Ali tidak usah khawatir, istri bapak baik-baik saja. Dia hanya kelelahan." Ujar dokter itu.

Ali menghela nafas lega. Jadi Prilly hanya kelelahan saja? Kelelahan karena mengurus rumah sebesar ini sendirian. Ya, Ali tau itu. Dan mulai sekarang, Ali tak akan membiarkan hal seperti ini terulang lagi. Karena pasti itu akan membahayakan diri Prilly sendiri nantinya.

"Saya harap, mulai saat ini tolong jaga baik-baik kondisi istrinya pak. Jangan terlalu melakukan pekerjaan yang berat-berat karena hal ini bukan hanya membahayakan buk Prilly sendiri, tapi..." Dokter itu menggantung kalimatnya membuat Ali penasaran.
.
"Tapi?"

Sambil tersenyum penuh arti, dokter itu mengulurkan tangannya kearah Ali. Membuat Ali mengernyit kebingungan. Sungguh, Ali tidak mengerti maksudnya. Andai ada Alya disini, pasti Alya tau apa maksud dari uluran tangan itu. Sayangnya, Ali tak sepeka Alya.

Tangan dokter yang terulur tadi, kini bergerak-gerak. Membuat Ali baru memahaminya, jika beliau ingin berjabat tangan dengannya.

Lho? Tapi kan dokter tadi belum selesai melanjutkan ucapan yang membuat Ali penasaran. Tapi sekarang, apa dokter ini ingin pulang dan berniat meninggalkan tanda tanya dipikirannya?

Argh...kenapa pikiran Ali jadi buntu begini?

Ali membalas uluran tangan dokter itu. "Terim-" ucapan Ali terpotong.

"Bukan hanya membahayakan buk Prilly sendiri, tapi...tapi juga bayi kalian. Selamat ya, saat ini istri bapak sedang mengandung. Bayi nya sehat, dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Usianya kini masih terbilang sangat muda. Jadi saya harap, tolong jaga istri nya baik-baik ya pak."

Deg

Detakan jantung cemasnya kini tergantikan oleh perasaan bahagia dan keterkejutannya. Sebuah senyum terukir diwajahnya.

'Ya Allah, benarkah ini? Prilly hamil? Sebentar lagi kami akan menjadi orang tua? Alhamdulillah, terima kasih ya Allah, engkau begitu mempercayai kami untuk menjaga apa yang kini engkau titipkan dirahim istriku. Semampu yang kubisa, aku akan menjaga mereka.' Batin Ali bahagia.

Ini lah kebahagiaan Ali sekarang dia benar-benar merasa tak sabar menunggu Prilly sadar dari pingsannya dan berbahagia bersama saat kabar ini terdengar.

My Perfect CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang