Chapter 29. New home

57.7K 3.2K 135
                                    

Vakumnya cepet banget dah.. hahaha

SEAM gak bisa vakum lama lama. Jadi SEAM gak jadi vakum yaaa... tapi slow update aja.

Thanks buat yang udah do'ain SEAM buat ujian T.O nya. Tinggal tunggu ujian2 yang akan datang nantinya. Do'a kalian nyemangatin SEAM

Happy Reading guys :D





Prilly menatap bayangannya di cermin meja rias dengan seulas senyum bahagianya. Sambil menyisir rambutnya, Prilly membayangkan betapa bahagia nya dia sekarang.

Prilly tersenyum hangat saat mengingat apa yang terjadi kemarin. Dimana dia dan Ali sudah resmi menjadi suami-istri. Sungguh ini hal yang membahagiakan bukan?

Prilly merasa bersyukur karena memiliki suami perfect seperti Ali. Suami yang tadi mengajaknya untuk sholat subuh bersama. Subhanallah ini adalah sebuah anugerah terbesar dariMu.

Deg

Prilly rasa kini pipinya memerah. Bagaimana tidak? Lihatlah sekarang! Lelaki yang sudah resmi menjadi suaminya itu kini malah memeluknya dari belakang. Kedua tangannya melingkar di leher Prilly membuat jantung Prilly berdebar tak karuan.

"Udah siap kan? Yuk kita sarapan. Semuanya udah nunggu di bawah." Ucap Ali dengan lembutnya.

Dengan senyum malunya,Prilly mengangguk. Membuat Ali melepas perlakuannya tadi. Perlakuan yang berhasil membuat Prilly diam membeku.

Prilly bangkit dari duduknya. Dihadapkannya tubuh itu ke arah Ali. Tapi dia sama sekali tak berani mendongakan wajahnya untuk menatap Ali. Yang dia lakukan hanya menunduk dengan perasaan malu. Malu karena pasti wajahnya memerah.

Ali terkekeh melihat tingkah istrinya ini. Menyembunyikan wajah meronanya? Ada-ada saja bukan?

Masih dengan kekehannya, Ali menangkup wajah istrinya itu dan mendongakannya agar bisa menatap dirinya.

"Jangan malu malu gitu Prill. Mulai sekarang cobalah untuk terbiasa. Hmm?" Ucap Ali sambil mengelus-elus pipi Prilly.

"Kak Ali mencintaimu." Kata Ali dengan senyum tulusnya dan mendaratkan sebuah kecupan di kening Prilly. Membuat Prilly memejamkan mata,merasakan perlakuan suaminya itu.

"Aku juga mencintai kakak." Balas Prilly masih dengan mata yang terpejam.

Prilly akui,ucapan Ali ada benarnya juga. Mulai sekarang Prilly harus bisa terbiasa dengan perlakuan yang diberikan Ali pada nya. Termasuk perlakuan yang akan membuatnya salah tingkah? Mungkin.

* * *

Prilly POV

Aku membingungkan satu hal sekarang. Usai sarapan bersama tadi, kak Ali malah malah mengajakku dan Alya, entah kemana, aku pun tak tau.

Yang pasti, sekarang aku dan mereka sedang dalam perjalanan menuju tempat yang sama sekali tak ku ketahui.

Sampai-sampai

Lho? Kenapa mobil ini berhenti ditempat yang asing bagiku. Kak Ali berniat mengajak ku dan Alya ke rumah siapa? Temannya? Atau keluarga besarnya?

"Yuk turun."

Lamunanku terbuyar saat kak Ali kini sudah ada diluar mobil dan membukakan pintu untukku.

Tangannya terulur ke arahku membuatku menggenggamnya.

"Kak Ali kita mau ke rumah siapa?" Aku memberanikan diri untuk bertanya saat sudah keluar dari dalam mobil dan kini berhadapan langsung dengan pintu utama rumah.

My Perfect CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang