Thanks for vomment and happy reading all 💙
Hari minggu ini, untuk kali pertamanya Ali dan Prilly mengajak anak-anak berkunjung kerumah Yudha dan Marissa. Anak-anak sangat antusias saat tau jika mereka akan menemui Alya. Alya yang kini sudah masuk kuliah. Cepat sekali bukan? Gadis yang dulunya anak kelas satu SMP, kini sudah menjadi mahasiswi.
Saat dalam perjalanan menuju rumah orang tua Ali. Ali dan Prilly sesekali menikmati celotehan anak yang duduk di bagian belakang.
Hingga tak terasa, kini mobil itu telah berhenti di depan rumah yang pernah menjadi saksi kehidupan Ali sebelum menikah dengan Prilly.
"Kita udah sampe." Ucap Ali.
"Holee... Ke rumah kak Aya." Seru Zidan antusias.
Diantara ketiga anak-anaknya, Zidan lah yang paling dekat dengan Alya. Dan paling senang jika sudah bertemu dengan Alya.
Sambil menggendong Zidan, Prilly berjalan dan beriringan dengan Ali yang saat itu juga menggendong Daehan dan Ando. Seulas senyum selalu terpancar di wajah mereka.
"Assalamu'alaikum." Ali dan Prilly mengucapkan salam saat memencet bel di dekat pintu utama rumah.
"Wa'alikum salam... Waduuhh ada cucu-cucu kakek."
Yudha yang membuka pintu langsung menyeru senang saat melihat anak, menantu, dan cucunya datang kerumah ini. Kali pertama untuk Daehan, Zidan, dan Ando menginjakkan kaki di rumah kakek neneknya.
"Sini-sini, kakek gendong." Ucap Yudha sambil mengambil alih Ando dari gendongan Ali.
"Eh ada kesayangan nenek, sini-sini aduuh. Nenek kangen banget." Tak lama berselang Marissa datang menghampiri mereka.
Jika dilihat dari umur, Yudha dan Marissa masih terbilang muda untuk dipanggil kakek nenek. Tapi yaa mau gimana lagi mereka sudah diberi cucu, sekaligus tiga lagi. Dan itu adalah peringatan, jika sudah sewajarnya mereka dipanggil kakek nenek.
Tangan Marissa ikut mengambil alih cucunya dari gendongan Ali. Dan Daehan lah yang digendongnya. Dengan senang hati Daehan mengiyakan itu.
"Nenek, kak Aya mana?" Tanya Zidan pada Marissa dengan mata kesana-kemari mencari Alya.
"Haha... Kak Alya ada tuh di dalem. Masuk dulu yuk!" Balas Marissa sambil terkekeh gemas menatap ekspresi bingungnya Zidan.
Dan dengan perasaan bahagia, mereka masuk kedalam rumah. Rumah yang pernah menjadi saksi atas pengungkapan cinta di hati Ali kepada Prilly. Dan Ali Prilly sangat mengingat betul kejadian itu. Tepatnya di area kolam renang dengan Yudha, Marissa, Alya, dan Adit sebagai pengintipnya.
"Waah... Ada abang, kak Prilly, sama keponakan-keponakan nya kak Alya." Antusias alya dan menghampiri mereka di ruang keluarga.
Alya menyalim abang dan kakak iparnya. "Apa kabar abang? Kak Prilly? Hmm... Alya kangen banget."
Alya memang tak pernah berubah.
"Alhamdulillah baik Al." Jawab Ali dan Prilly bersamaan.
"Alhamdulillah. Kalau keponakannya kak Alya ini gimana?" Tanya Alya pada keponakan-keponakan nya.
"Baik kak Ayaaa..." Jawab mereka serempak.
"Mau gendong siapa ya? Daehan, Ando di gendong Mama papa. Jadi siapa yang mau kak Alya gendong?" Ujar Alya sembari menatap Zidan dengan seringai menggodanya.
Kedua tangan Zidan terulur kearah Alya meminta agar Alya menggendongnya. "Zidan aja kak Aya. Zidan pengen di gendong kak Aya."
Alya terkekeh dan mengambil alih Zidan dari gendongan Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect CEO
Fiksi PenggemarSeorang CEO dengan sejuta pesonanya -Aliand Praditya- Garis takdir Prilly membuktikan jika dirinya akan akrab dengan Alya. Dan lewat Alya, Prilly bisa mengagumi sosok lelaki yang dimatanya begitu sempurna. Tapi,, Hukum alam selalu mengatakan jika di...