Kau tak perlu takut
Salah satu tujuanku terlahir adalah
untuk selalu bersamamu
Selamanya
* * * *Untuk kedua kalinya Prilly kembali merasakan rasanya memangku orang yang disayanginya dalam keadaan bersimbah darah. Dan untuk kedua kalinya juga Prilly menangis dengan keadaan baju yang hampir terbanjiri darah.
Tubuhnya terasa gemetar memeluk Ali. Bahkan matanya mengeluarkan air mata kesedihannya. Kenapa permasalahan keluarga nya tak kunjung berhenti? Sampai kapan semua ini berakhir?
Ketahuilah
Tadi, saat Prilly mendengar pembicaraan Adit bersama Ali lewat ponsel. Prilly menyimaknya, dan Prilly mengetahui satu fakta kalau saat itu posisi Ali sedang dalam bahaya.
Dan saat sambungan panggilan tak lagi menyambung, disitu jantung Prilly langsung berdetak tak beraturan. Apalagi melihat bagaimana ekspresi yang diperlihatkan Adit.
Tadinya Adit meminta Prilly untuk tidak ikut bersama nya ke tempat kejadian. Bahkan Adit juga meminta padanya dan anak-anak agar pulang saja ke rumah.
Tapi bagaimana bisa?
Bagaimana bisa Prilly pulang ke rumah sedangkan perasaannya sedang tak menentu memikirkan nasib suami nya?
Untung saja, disana ada Alya. Jadi dengan keras kepala nya, Prilly tetap pada pendirian. Ia ingin ikut bersama Adit untuk menghampiri suaminya, dan menitipkan anak-anak pada Alya.
Awalnya Adit sudah berulang kali mengingatkan pada Prilly jika ini bahaya. Tapi ketetapan pendirian seorang Prilly membuat Adit luluh juga.
Ternyata Adit memanglah berkata benar. Adit yang tadi membawanya ke titik terlemah dalam hidupnya. Mengharuskan Prilly menggunakan kedua matanya untuk melihat langsung tubuh Ali yang terkapar lemah tak berdaya dengan darah yang menodai kemeja maron nya.
Dan sekarang tak ada yang bisa Prilly lakukan selain menangis membangunkan Ali. Sampai saat dimana Adit mulai mengendarai mobil nya menuju rumah sakit seperti orang kesetanan.
"Abii..." Prilly terisak, kembali memanggil Ali agar membuka kedua matanya. Tapi sepertinya itu terasa mustahil.
Lihatlah kondisi Ali saat ini. Lelaki itu pasti kehilangan banyak darah.
Tak kuat menatap wajah Ali yang terpenuhi noda merah, Prilly beralih mendekap wajah damai itu kepelukannya.
Mengeluarkan air mata deras disana. Dan tangannya yang bergetar mengusap lembut rambut Ali. Lewat perlakuannya itu, Prilly meyakinkan jika dirinya tak ingin kehilangan lelaki yang dicintainya.
Bibir Prilly perlahan didekatkan ke telinga Ali. Dan membisikan sesuatu disana. "Jangan pernah tinggalin kami. Jangan tinggalin umi, anak-anak, dan seseorang yang kembali diamanahkan Allah pada kita, abi. Umi mohon.. bertahanlah buat orang-orang yang menyayangi abi."
"Abi..."
Prilly menjeda sejenak.
"Umi udah maafin abi. Abi jangan takut... sekarang umi butuh abi. Kami butuh abi. Tolonglah bertahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect CEO
FanficSeorang CEO dengan sejuta pesonanya -Aliand Praditya- Garis takdir Prilly membuktikan jika dirinya akan akrab dengan Alya. Dan lewat Alya, Prilly bisa mengagumi sosok lelaki yang dimatanya begitu sempurna. Tapi,, Hukum alam selalu mengatakan jika di...