First Anniversarry

216 35 36
                                    

First Anniversary by pnawangwulan 

Hari ini adalah hari yang spesial. Spesial bagi kami berdua. Akan ku sebutkan lagi, hari ini adalah hari yang special, karena hari ini adalah our first anniversary. Aku sangat mencintainya, apalagi dia? Tapi aku sangat yakin dia juga mencintaiku. Dan aku akan mengajaknya ke suatu tempat yang spesial.

"Letisha, I am coming!" teriakku yang kesembilan kalinya saat diriku sudah berada di depan gerbang rumahnya yang minimalis. Namanya yang cantik sama seperti parasnya, langsung menghampiriku dengan sumringah.

"Mama, aku pergi dulu," teriaknya saat turun dari teras tangga.

"Jeneviero, kamu udah nunggu berapa jam?" tanyanya, saat aku membukakan pintu mobil supaya dirinya segera masuk. Aku pun masuk ke dalam mobil dan mulai mengemudikan mobil ku ke tempat tujuan.

"Hm.. kira-kira seperempat jam," jawabku ketika mobil yang ku kemudikan berjalan keluar kompleks.

"Maaf ya," balasnya sambil mengusap tanganku yang sedang memegang kendali stir mobil. Aku pun tersenyum melihat dirinya yang merasa bersalah dan mengusap kepalanya. Hari ini dia cantik sekali. Ia mengenakan dress putih pendek di atas lutut dan kalung hitam yang melingkari lehernya, terlihat manis sekali.

"Habis, filmnya seru banget, Jen! Kemarin, aku belum sempat nonton sampai ending. Akhirnya, tadi aku ngelanjutin sampai selesai. You have to watch it! Dan kamu tau? Kemarin kan aku udah ceritain yang aku tonton sebagian ke kamu, dan kamu nebak pembunuhnya pasti yang ngga terlalu kontras di ceritanya. Tebakan kamu tepat Jen! Si Joanne ternyata pembunuhnya! Aku kira pembunuhnya itu si Alfred," ucapnya begitu menggebu-gebu. Aku sudah hapal dengan dirinya, ia memiliki hobi menonton dan membaca novel yang berbau thriller, psikopat, dan kekejaman. Aku khawatir akan berdampak pada psikologisnya dan aku harap itu tidak terjadi pada dirinya. Dan aku yakin ia bukanlah seorang psikopat. Tiap bertemu dengannya, ada saja bahan pembicaraan mengenai cerita yang ia baca atau yang ditonton. Pastinya, yang ia tonton beraliran thriller. Lalu ia pun mengambil sebotol air mineral yang ada di boks.

"Lama-lama kamu psikopat juga ya?" candaku sambil mencubit hidungnya yang mancung. Botol minum yang ia pegang diperhatikannya baik-baik, kemudian dikocok pelan-pelan. Hal sederhana dan tidak penting, yang berhasil membuatku ingin bertanya.

"Ngapain sih, botol minum diratapi gitu? Dikocok-kocok pula? Boring, ya?" tanyaku sambil menekan pipinya dengan telunjuk tangan kiriku.

"Waktu itu aku pernah nonton, masa jahat banget! Jadi mereka pacaran, tapi awalnya si cewek ngga tau kalo cowoknya itu orang jahat yang mau ngebunuh dia. Nah, si cowok ceritanya punya masa lalu kelam gitu deh. Terus si cowok akhirnya ngelampiasin masa lalunya sama pacarnya. Adegan yang bikin aku menghela napas panjang itu, pas si cewek dikasih sebotol air mineral yang dicampur air raksa sama cowoknya. Untung si cewek ngga bego, dia ngeliat ada yang aneh gitu di airnya, ya kayak ada cairan yang pekat gitu. Cowoknya juga bego, mau ngebunuh tapi caranya ngga rapi. Akhirnya dia tau kalo cowoknya jahat dan—"

"Dan kamu kira aku bakal ngelakuin itu?" balasku kesal dengan sikapnya yang aneh.

"Ya, ngga, lah. Gila aja kali. Kamu kalo punya cewek psikopat gimana?"

"Hahaha, ngga ngebayangin aja sih,"

"Tapi kalo kamu punya cowok psikopat gimana?"

"Gimana ya? Ya, walapun aku suka sama gitu-gituan, ya serem juga sih. Nanti disakitin, kan sakit! Tapi, seru juga kali ya? Heheh," balasnya dan meletakkan botol minumnya ke dalam boks setelah meneguk isinya.

Challenge DebutWhere stories live. Discover now