Title : My Puzzle
Author : Rickjelfan
Cast : Kim Taehyung
Kang Nara
Min Yoongi
Kelly Jasmine Wu
Genre : Sad, Romance.
Lenght : 979-words fiction.Disclaimer : Cast is belong to their parents and god. Exc kth is mine. Story is belong to me.
***
Lelaki berparas tampan dengan jaket denim, dan celana jeans sobek di bagian lututnya itu, tampak suram. Wajahnya tertekuk, dan alam seperti ikut tenggelam dengan keadaannya, begitu gelap dan mendung.
Bebatuan kecil yang di pijakinya, tampak lebih menarik dari apapun saat ini hingga pandangannya sedikitpun tak teralih dari bebatuan tersebut. Kursi taman di belakang pohon, menopang bobot tubuhnya yang lunglai---yang bisa roboh kapan saja---dan menahan debaran sakit yang terus berlomba menusuk-nusuk, membabi buta, hatinya.
Lelaki itu, Kim Taehyung. Lelaki yang cinta mati kepada kekasihnya, yang baru saja ia lihat berselingkuh dengan mantan pacarnya yang bajingan. C'mon, dude. Itu sungguh menyakitkan.
Ia tak ingin percaya dengan apa yang ia lihat di depan kepala dan matanya sendiri. Nara---kekasihnya---berjalan menggelantungi lengan mantan pacarnya, sesekali menempelkan badan dan tertawa sambil berjalan menjauhi taman.
Oke, mungkin tepatnya, ia harus memanggil Nara sebagai, mantan kekasih. Dengan alasan bosan, Nara memutuskan Taehyung dengan mengatakan kalau ia kembali berpacaran dengan mantan kekasihnya---Yoongi. Sungguh, rasanya ia ingin datang ke hadapan mereka, dan bertanya apakah mereka sungguh berpacaran di belakangnya selama ini, atau ia hanya salah paham sekarang. Namun, hatinya sudah terlanjur pedih, dengan perasaan tercabik-cabik layaknya daging segar dan darah yang rasanya, akan mengucur di setiap incinya.
Rintikan hujan mulai membasahi tubuhnya. Airnya mengalir menutupi wajah, juga badannya. Suara rintikannya terasa begitu sendu sekaligus merdu di dengar. Jaket serta jeansnya telah di basahi oleh tangisan awan. Sedangkan airmatanya bahagia karena tumpah dan dapat bertemu dengan jutaan kawannya---air hujan.
Ya, ia menangis.
Lelaki yang kuat, dan tegar itu, menangis hanya karena ini.
"Aku tetap mencintaimu." Bisiknya kecil, kembali berjalan melalui derasnya hujan yang berlomba menerpa dirinya. Merasakan betapa sakit dan dinginnya yang ia rasakan saat ini.
Bukan tubuhnya.
Tapi,
Hatinya.
.
.
.
Taehyung membuka lembaran demi lembaran bukunya dengan malas, lalu menaruhnya di atas meja, di depan beberapa gadis SMA yang menatapnya penuh binar. "Taehyung oppa. Mengapa kau tidak berkencan?? Kau terlalu tampan untuk sendirian, tahu." Ujar salah satu gadis yang ada di meja itu---Kelly.
Taehyung hanya tersenyum menanggapinya, kemudian menggeleng dan menepuk pelan pucuk kepala Kelly. "Aigoo anak ini, malah membahas kencan,"
"Ya! Cepat belajar, atau aku tidak akan membantu kalian belajar lagi lain kali." ujarnya berkeliling di antara kursi untuk meneliti pekerjaan para gadis-gadis yang merupakan teman Kelly.Kelly merengut, kemudian kembali tertawa lagi. Ia adalah tetangga Taehyung dan beberapa orang lainnya, adalah teman sekolahnya yang juga tertarik dengan lelaki yang lebih tua namun tampan itu.
"Ya! Ya! Kalau kalian hanya memelototiku terus, bukannya belajar," Taehyung membuat huruf V sign dari jari tengah, dan telunjuknya, dan ia arahkan kepada matanya. "Akan kucolok mata kalian." lanjutnya yang kemudian membuat para gadis menunduk sambil terkekeh di masing-masing kursi mereka.
Inilah keadaan lelaki tangguh itu saat ini.
Taehyung sudah lebih baik sekarang. Beban hatinya tak seberat, dan semenyakitkan di waktu itu. Meski ia selalu merasa ada yang hilang dari dirinya, tapi itu semua lebih baik. Di banding rasa sakit, ketika mempunyai seseorang yang kau cintai sepenuh hati, tetapi sesungguhnya kau tak sungguh-sungguh memilikinya.
Kang Nara. Itu adalah nama gadis yang ia cintai sejak dulu---bahkan hingga sekarang---rasanya gadis itulah satu-satunya yang dapat mengisi hatinya. Ia dan Nara bagaikan sebuah puzzle, dan Nara adalah potongan puzzle yang terlepas dari dirinya.
"Anakku, ada tamu yang mencarimu," teriakan ibu Taehyung dari pintu depan, terdengar hingga ruang tamu, dan berhasil menyadarkan Taehyung dari lamunannya tentang Nara.
Taehyungpun dengan segera beranjak dari ruang tamu rumahnya, dan berjalan mendekati pintu itu, juga membukanya perlahan.
"Taehyung, H-Hai?"
Jantung Taehyung tiba-tiba berdetak jutaan kali lebih cepat dari biasanya. Darahnya mengalir dengan lebih kencang, dan kencang, juga matanya hampir meleleh ketika melihat seseorang yang sebelumnya hanya dapat ia pikirkan dan menyakiti hatinya, kini telah berada di hadapannya. Terlebih lagi, menangis menatapnya.
"Nara?" ujarnya terkejut.
"Ada apa di sini?" Lanjutnya.Gadis itu menutup mulutnya, menahan tangis yang sepertinya hampir tumpah lagi dari balik mata indahnya, sebelah tangannya lagi menyentuh perutnya yang datar. Nara tampak lebih kurus dari terakhir Taehyung melihatnya. Gadis itu tampak lebih cantik, dan yang paling ia benci adalah, karena ia masih terpesona dan akan jutaan kali terus terpesona oleh gadis di hadapannya ini, walau ia berubah menjadi kurus, gemuk, atau bahkan menua sekalipun.
Tanpa aba-aba, ia langsung menarik lengan Nara yang masih membeku di tempat, bersamanya. Menggenggam jemarinya erat, dan berjalan menuju taman terdekat dari komplek rumahnya.
Sejak tadi, beribu-ribu kali benaknya bertarung. Di kubu kanan, mengatakan kalau ia harus mengacuhkan Nara, dan kembali ke rumah tanpa peduli padanya. Sedangkan di kubu kiri, mengatakan kalau ia harus mendengar penjelasan gadis ini dahulu, kemudian memutuskan sesuatu setelah mendengar suaranya---setelah kurang lebih 1,5 tahun lalu tak pernah ia dengar lagi.
"Taehyung-ah. mianhae," gadis itu mengusap airmata dari pipinya dan menutup mulutnya demi menahan isakan tangisnya tumpah.
"Jeongmal mianhae. Nan jalmotaesseo." lanjutnya dengan suara lirih dan sengau yang terdengar begitu memilukan di telinganya.
Mengapa gadis secantik ia menangis begini? Mengapa gadis ini baru kembali kepadanya sekarang? Mengapa setelah sekian lama, gadis ini baru mengatakan kata maafnya? Mengapa ia merasa semua belum terlambat ketika orang sekelilingnya mengatakan ia begitu tolol karena terus berharap pada gadis yang mencampakkannya satu setengah tahun yang lalu ini.
"Gwaenchana," adalah kata yang selanjutnya di ucapkan oleh Taehyung dengan begitu lembut, dan penuh kehangatan. Angin juga menabrak mereka dengan begitu damai, dan tenang semilirnya, membawa kenyamanan. Lelaki tampan itu menarik tubuh gadis itu, dan memeluknya dengan lembut, membiarkan gadis itu mengisakan tangisnya, menumpahi sebagian hoodie merahnya.
Biarlah semua tahu, biarlah semua mengatainya tolol, bodoh, atau idiot. Yang jelas, dan yang ia percaya, saat ini ia mendapatkan potongan puzzlenya terasa terpasang kembali ke dalam dirinya.
Dan akhirnya, ia merasa begitu lengkap.
*kkeut.
Ps : Sisakan satu cowo kek Taehyung yawloh T_T
Aku padamu Tae ❤
YOU ARE READING
Challenge Debut
De TodoSemua kenangan indah, berawal dari satu cerita di awal pertemuan. Berikut ini adalah karya-karya dari member dan staff Fingers Writer untuk pertama kalinya di grup ini. Semoga dapat memuaskan pembaca setia Fingers Writer. Salam hangat, -Fingers Wri...