Feel Real by mayapadaeunoia
ENTAH sudah yang keberapa kalinya tubuh gadis itu tersungkur ke tanah. Disaat seragam SMA teman-temannya yang lain, oh salah, maksudnya, disaat seragam SMA murid kelas 10 lain terlihat putih bersih, seragam miliknya sudah kotor serta kekuningan. Dan kali ini ada sedikit bercak darah di kemejanya.
Rasa sakit kembali ia rasakan ketika rambutnya ditarik seseorang. "Liat, muka lo tuh nggak ada pantes-pantesnya deket sama Alex, nggak usah sok kecantikan deh!" Sekali lagi tubuhnya terhempas ke tanah.
Mikayla nama gadis itu. Gadis yang sudah berbulan-bulan ditindas oleh kelompok anak-anak popular disekolah barunya, SMA Mutiara. Alasannya tetap sama, yaitu kedekatan Kay dengan Alex sang pentolan sekolah yang memiliki banyak fans itu. Alex sahabatnya. Dari dulu selalu begitu. Namun semua orang-orang ini tidak pernah menyukai kenyataan bahwa Kay bersahabat dengan Alex.
Baru setengah berdiri, Kay kembali terjatuh. Kepala Kay dijadikan tumpuan bagi kaki seseorang. Semakin lama tumpuan itu semakin bertenaga dan berubah menjadi injakan. "Liat aja kalo sampe lo masih deket-deket Alex, gue bakal ngasih yang lebih parah dari ini," ujar Lita, orang yang sedaritadi menindasnya itu. "Girls, beresin dia."
Para sidekick Lita mulai berjalan mendekati Kay, lalu menuangkan tepung di kepala Kay serta satu ember air comberan yang baunya bisa memancing lambung untuk mengeluarkan segala isinya. Setelah itu, mereka semua pergi meninggalakan Kay. Hampir setiap harinya seperti itu. Atau mungkin memang setiap harinya seperti itu.
Dulu saat Kay baru masuk SMA Mutiara dan belum mengenal Alex, hal semacam ini kerap kali ia rasakan. Awalnya penindasan ini memang seperti ujian untuk semua murid baru, yah semacam tradisi. Tetapi lama kelamaan para senior—terutama perempuan—lebih sering menindas Kay, dengan atau tanpa alasan.
Sebenarnya Kay cukup bersyukur, karena penindasan itu, Ia mengenal Alex. Alex yang peduli. Alex yang selalu menjaga. Alex yang menjadi pelindungnya. Alex sahabatnya. Penindasan itu berkurang karena mereka semua takut pada Alex yang selalu menempel dengan Kay kemanapun. Dan sekarang, saat Alex sedang pergi mengikuti pertukaran pelajar di Jerman, hidup Kay kembali berantakan. Ini salah Kay yang terlanjur menggantungkan hidupnya pada Alex. Padahal baru tiga hari Alex pergi dan hidup Kay sudah berubah.
Dalam tiga hari, Kay hancur.
***
ANTARA takdir yang kejam atau semesta yang suka bercanda, Kay tidak tau. Yang Kay tau adalah hidupnya yang terus berputar dalam lingkaran bernama sendu, dengan poros bernama penderitaan. Kay tidak pernah bisa keluar dari lingkaran itu. Pada akhirnya, kebahagiaan hanya bersifat sementara dan penderitaannya bertambah berkali-lipat. Contohnya saja kebahagiaan sementaranya bersama Alex.
Seperti biasa, Kay sampai dirumah dengan keadaan yang sangat kacau. Baju yang terdapat banyak noda. Tubuh dengan luka dan lebam. Rambut berantakan. Jalannya Kay pun sudah sempoyongan karena rasa pusing dahsyat yang sedari tadi melandanya. Ah, rasanya biarpun begitu tidak akan ada yang mempedulikannya. Orang tua Kay? Mereka pasti sibuk bertengkar.
Dari kecil, kedua orang tuanya selalu bertengkar tanpa memperdulikan ada atau tidaknya Kay. Setiap Kay membuka pintu rumah, tidak akan ada ucapan "Anak mama udah pulang, gimana hari ini?" dari seorang ibu, atau sambutan dari seorang ayah seperti "Sini nak, kita nonton bersama." Bahkan sekedar salam singkatpun tidak pernah Kay dapatkan.
Hari ini juga sama. Bahkan lebih dahsyat dari biasanya. Dari luar rumah, Kay sudah bisa mendengar teriakan mama. Cepat saja Kay masuk dan melihat apa yang terjadi. Disana mama sedang menangis sambil memaki papa. Disebelah papa terdapat satu koper besar yang resletingnya terbuka, menampakan isinya. Barang-barang pecah bertebaran di lantai. Mulai dari vas bunga, lampu, sampai pigura foto. Yang paling mengejutkan, di lantai, tepatnya di depan Kay, terdapat amplop coklat yang disekitarnya tercecer foto papa dengan seorang wanita secara sporadik.
YOU ARE READING
Challenge Debut
RandomSemua kenangan indah, berawal dari satu cerita di awal pertemuan. Berikut ini adalah karya-karya dari member dan staff Fingers Writer untuk pertama kalinya di grup ini. Semoga dapat memuaskan pembaca setia Fingers Writer. Salam hangat, -Fingers Wri...