D' Queenka
By HanKook-ieDahaga yang teramat sangat membakar tenggorokanku. Batang tenggorokanku terasa panas. Aku terbangun dari tidurku dengan perasaan lapar yang menyiksa. Aku sangat tidak suka ini.
Dia disana. Memandangiku dengan mata birunya tanpa berkedip. Ah, aku lupa. Dia memang tak perlu mengedipkan matanya.
Kurang dari sedetik, dia berada di sampingku. Duduk disamping ranjang dan membantuku bangun.
"Kau lapar?" Dia bertanya dengan suara maskulin yang membuat orang-orang bergetar hebat.
Aku mengangguk. "Rasanya sakit," ujarku jujur.
Dia—Kim Taehyung— tersenyum dan menepuk puncak kepalaku. Sosok itu membuka simpul pita yang melilit di lehernya, mengekspose leher jenjang itu hingga urat nadinya terlihat.
Aku ... lapar
Tenggorokanku semakin panas. Ada sesuatu yang tumbuh di gusiku, itu membuat mulutku terasa tidak enak.
"Jangan ditahan. Biarkan dia tumbuh." Taehyung berkata pelan dan tersenyum.
Senyumnya sangat manis. Andaikata dia tersenyum kepada setiap sosok yang memujanya, aku yakin Taehyung tidak akan mendapat predikat 'penguasa yang kejam' dari rakyatnya.
Aku cukup yakin jika yang tumbuh di gusiku adalah taring. Rasanya aneh karena aku tidak pernah memiliki gigi taring sepanjang ini.
Tapi sekarang aku harus terbiasa. Aku sudah bukan lagi seorang makhluk fana. Aku sekarang adalah Yang Terpilih.
Mereka bilang, akan ada malam dimana reinkarnasi ratu mereka terlahir kembali dalam wujud fana. Malam yang ditandai dengan adanya bulan purnama, tapi tak ada sesosok Werewolf pun yang akan mengaum ataupun menampakkan batang hidungnya untuk kawin.
Malam itu akan terasa sunyi senyap. Hanya terdengar suara burung hantu yang bersahut-sahutan di sisi timur hutan terlarang.
Mereka bilang, enam belas tahun lalu. Kejadian aneh itu terjadi. Werewolf sama sekali tidak keluar padahal sedang bulan purnama.
Mereka bilang ... malam itu aku dilahirkan.
Mereka bilang ... aku adalah reinkarnasi ratu mereka.
Awalnya aku tidak menyangka. Gadis enam belas tahun sepertiku ditakdirkan menjadi pendamping hidup dari penguasa puncak tertinggi dari rantai makanan, Bangsa Vampire.
Awalnya aku tidak percaya dan meminta Taehyung untuk berhenti mengatakan omong kosong. Namun, sosok di hadapanku ini membuktikannya.
Dia meluluhlantakkan sebuah desa kurang dari sepuluh menit. Dia menakhlukkan dua pejantan werewolf di musim kawin hanya dengan satu jentikan jari.
Pembuktian terakhir. Dia menggigitku.
Taehyung bilang, jika aku memang ratunya, aku akan berubah menjadi sepertinya. Namun jika aku bukan ratunya, aku akan mati. Racun Taehyung terlalu kuat untuk ditampung makhluk fana yang lemah sepertiku.
Ini hari ke enam dari proses perubahanku. Selama enam hari aku tidak makan dan minum. Aku hanya tidur dan menahan gejolak aneh dalam diriku.
Kali ini, aku merasa lapar. Lapar yang menyiksa.
"Minumlah, ini akan membuatmu menjadi lebih baik."
Taehyung mempersilakan aku mengigit lehernya yang terlihat sangat menggiurkan. Aku tidak tahu. Aku bingung. Aku ingin makan tapi aku merasa jijik dengan diriku sendiri. Kenapa aku malah tertarik dengan darah Taehyung.
"Tidak apa-apa. Kau hanya perlu meminum darahku. Ini adalah hal yang wajar untuk bangsa kita," ujarnya sabar.
Aku terdiam. Aku tidak bisa menahannya lagi.
Aku mengigit leher Taehyung. Taringku menancap tepat di pembuluh darahnya. Aku bisa merasakan sesuatu yang sangat lezat membasahi tenggorokanku hingga dahaga yang membelitku tadi hilang entah kemana.
Aku minum banyak. Aku baru bisa berhenti saat tawa Taehyung terdengar di telingaku.
"Ternyata kau benar-benar ratuku," bisiknya tepat di telingaku.
Aku tersipu.
Ya. Taehyung benar. Sepertinya ... aku benar-benar ratunya. Miliknya.
Aku bukan lagi seorang gadis fana berusia enam belas tahun. Aku yang sekarang bahkan mampu mengalahkan satu pasukan Sparta yang tengah mengamuk dalam perang.
Aku ... ratu bangsa Vampire.
YOU ARE READING
Challenge Debut
RandomSemua kenangan indah, berawal dari satu cerita di awal pertemuan. Berikut ini adalah karya-karya dari member dan staff Fingers Writer untuk pertama kalinya di grup ini. Semoga dapat memuaskan pembaca setia Fingers Writer. Salam hangat, -Fingers Wri...