Senja yang menemani, ketika aku dan Bibi(Pembantu rumah tangga yang mengurusku) memilih untuk memasuki sebuah wahana permainan.
Rumah hantu, aku yang terlalu takut pada hal-hal mistis hanya sanggup bersembunyi di belakang tubuh Bibi yang lumayan bongsor.
"Bi, aku takut," ucapku merengek ke arah Bibi.
"Ndak papa Non, ndak ada apa-apa!" bisik Bibi dengan logat Jawanya yang khas.
"Tapi aku takut Bi," rengekku lagi kepada Bibi yang kini memegamg bahuku dan mengelusnya dengan sayang.
"Ndak papa Non!"
Kita pun antri setelah mendapatkan tiket, lima menit berselang giliran aku dan Bibi yang masuk.
Ruangan itu gelap, karena lampu sengaja di matikan. AC-nya menyala dan membuat bulu kudukku merinding. Juga suara-suara gaib, yang memenuhi ruangan kecil itu.
"Bi, itu apa?" tanyaku sambil menunjuk ke belakang Bibi.
Di sana ada sebuah patung yang melekat di dinding. Mulutnya lebar dan nampak mau memakan Bibi.
Bibi menoleh dan tersentak kaget. "Sontoloyo, sampean njaluk di apakne?" (kamu mau diapain?)
"Bikin kaget aja, ayo Non jalan lagi!"
Kami jalan bareng lagi, aku masih setia berada di belakang Bibi sampai aku mencium bau obat berhembus dan suara seperti 'srek-srek' dari belakang tubuhku.
Aku tersentak dan langsung menjerit, "AAA BIBIII!"
Bibi mengikuti arah pandangku dengan seenaknya dan dia berkacak pinggang, "Minggat kowe!"(pergi kamu!)
"Udah ayo jalan lagi!"
Aku takjub sendiri pada Bibi yang nampak berani, dan sampai semua setan-setan kw itu sudah terlewat. Aku selalu sembunyi di belakang Bibi.
Di luar, Matahari sudah tenggelam dan tengah adzan Magrib. Bibi dengan iseng duduk di kursi yang ada Pocongnya.
Bahkan Bibi tanpa ragu memeluk pocong itu. Aku pun berinisiatif untuk mengabadikan momen itu.
"Bi, aku foto ya!"
"Iya Non, boleh!"
Bibi pun berpose dengan pocong-pocongan itu, saking eksisnya aku hanya terfokus pada gaya Bibi.
Tak tahunya ada yang ganjil, aku berhenti memfoto sambil melihat hasil jepretanku.
Bagus, nggak ada yang salah, foto Bibi terlihat jelas tapi foto pocongnya mana?
Loh?
Aku tersentak dan memanggil Bibi. "Bi!"
"Apa Non?"
"Pergi yuk Bi!"
"Lah Non nggak mau foto sama si pocong?"
"Ndak Bi, besok-besok aja kalau kesini lagi."
Bibi mengangguk dan menggeretlu yang udah merinding dari tadi. Sekitar jarak 200meter aku berhenti.
"Kenapa Non, ada yang ketinggalan?"
"Ndak ada Bi," ucapku terdiam sebentar sebelum berkata, "Bi yang tadi itu pocong asli, nggak bisa aku foto!"
Bibi sepertinya mau menyangkal tapi aku langsung menujukkan hasil jepretanku barusan.
Bibi terkejut dan langsung menarikku untuk mengikuti dia yang berlari. "Mlayu Non!"(Lari Non)
-Tamat-
Judul : Jalan ke Rumah hantu
Oleh : Riria Alfiria Alf_17
YOU ARE READING
Challenge Debut
RandomSemua kenangan indah, berawal dari satu cerita di awal pertemuan. Berikut ini adalah karya-karya dari member dan staff Fingers Writer untuk pertama kalinya di grup ini. Semoga dapat memuaskan pembaca setia Fingers Writer. Salam hangat, -Fingers Wri...