But Why? By hestidestri
Hujan, mengguyur kotaku. Kupandangi hujan itu mulai dari gerimis hingga menjadi deras. Air mataku mulai berjatuhan, akhirnya aku menangis lagi ditengah hujan. Teringat kejadian beberapa bulan lalu, yang harus diakhiri dengan pahit. nafasku. Kuhembuskan nafasku pelan. Kini aku siap menceritakan kisah cintaku yang takkan pernah ada jalan keluarnya.
Dulu, saat ayah ibuku memilih untuk berpisah akhirnya kami ditinggalkan begitu saja. Kami berdua hanya bisa berdiam diri menatap pasrah. Dari situlah mulainya kisah rumitku ini.
Jadilah rumah itu hanya ditinggali aku, dia dan bi Ijah. Akhirnya kami menjadi sangat dekat lagi,—dulu aku enggan untuk mendekatinya karna satu hal yang tak bisaku ceritakan—. Usia kami terpaut 5 tahun. Usiaku 19 tahun dan dia 24 tahun. Dia bekerja sebagai CEO diperusahaan ibuku.
Akhir-akhir itu dia jadi lebih sering menghabiskan waktunya bersamaku, dibandingkan kertas kerjanya yang menumpuk itu. Setiap weekend kami habiskan untuk berlibur bersama. Awalnya biasa saja,
tapi lama-lama ada sesuatu yang ganjil dihatiku. Perasaanku mulai berubah. Dan aku tau itu adalah sesuatu yang sangat dilaknat. Aku mulai mencintainya.Sampai pada suatu saat, mulutku sudah sangat gatal untuk menyatakannya. Saat itu bi Ijah sedang pulang ke kampungnya, jadilah kami hanya berdua dirumah itu. Dia sedang menonton tv dengan tertawa, aku yang berada disebelahnnya terdiam menggigit bibir, bingung. Sebagian hatiku mengatakan untuk bilang saja, tapi sebagiannya lagi tidak.
“Bang, gue tau ini sesuatu yang paling dilaknat banget. Tapi gue gabisa mungkirin hati gue sendiri. Gue jatuh cinta sama lo.” Hanya 3 kalimat, tapi itu membuat sikapnya berubah drastis.
Dia terdiam menatapku, lalu bangkit dari posisinya, “Gue pergi, dulu ada urusan dikantor.”
Sejak saat itu dia mulai berubah. Tak ada lagi dia yang dulu. Sering kali aku melihatnya menghabiskan waktunya bersama wanita lain, bukan bersamaku lagi. Sesak sekali rasanya dadaku. Dia seperti orang yang tak pernah kenal denganku. Selalu acuh denganku. Terserah jika dia mengganggapku apapun, karna waktu itu aku hanya ingin mengatakan hal itu, tidak lebih. Aku tak ingin jika dia bersikap seperti ini denganku, ini sungguh menyakitkan.
Segala cara ku coba untuk dapat mendekatinya lagi, namun nihil, dia tetap acuh. Aku tak tahan lagi, apa yang harus kulakukan? Yang bisa kulakukan hanyalah berdoa.
Match! Tuhan mengabulkan doaku. Sebulan dari peristiwa itu dia berubah lagi. Entah angin apa tiba-tiba ia kembali baik padaku. Tapi aku tak peduli, yang penting semua masalahku selesai.
Tidak. Ternyata aku salah besar. Masalahku dengannya semakin bertambah rumit karna pengakuannya padaku. Lagi-lagi saat kami hanya berdua.
Tiba-tiba ia memelukku. Aku terkejut dan bingung. Dan diapun mengatakannya, “Maafin sikap gue, maafin juga perasaan gue. Gue juga gak bisa mungkirin, kalo gue juga cinta sama lo. Tapi gue tau, keinginan kita gabakal pernah terjadi, gue gamau nambah luka dihati lo.”
“Itu semua gapenting bang, yang penting kita tetap sama-sama udah lebih dari cukup buat gue.”
Dan sialnya keinginan itu lagi-lagi tak terwujud. Lusanya ibuku datang mengabarkan berita pahit bagiku, bahwa dia akan dinikahkan dengan anak kolega bisnisnya.
Setelah pernikahannya, kami tak pernah bertemu lagi. Bahkan untuk berkomunikasi saja tak penah lagi. Oh tuhan, kenapa kisah cintaku harus serumit ini?
![](https://img.wattpad.com/cover/92509750-288-k598191.jpg)
YOU ARE READING
Challenge Debut
RandomSemua kenangan indah, berawal dari satu cerita di awal pertemuan. Berikut ini adalah karya-karya dari member dan staff Fingers Writer untuk pertama kalinya di grup ini. Semoga dapat memuaskan pembaca setia Fingers Writer. Salam hangat, -Fingers Wri...