"Hai, aku bosan di dorm. Jadi tak apa kan aku datang kesini?"
Taeyeon tak menjawab pertanyaan pria itu dan lebih memilih duduk di kursi kerjanya. Ia benar-benar tak berniat bahkan hanya untuk melihatnya.
"Pergilah," ucap Taeyeon tanpa melirik sedikit pun ke arahnya, matanya lebih memilih berfokus pada berkas-berkas untuk rapat dokter besok.
"Joohyun-ssi bisakah kau pergi sebentar?" pinta pria itu. Joohyun hanya mengangguk dan pergi karena merasa canggung berada di antara mereka.
Setelah Joohyun pergi, ia duduk di hadapan Taeyeon untuk mendapatkan perhatian Taeyeon. "Hei aku ada di sini, jangan sibuk sendiri."
Taeyeon mendongak dan melihat lawan bicaranya, "Jiyong-ssi ini ruanganku, kau tidak seharusnya masuk ke sini."
"Memang kenapa? Tak bolehkah aku masuk ke ruangan kekasihku sendiri?" tanya Jiyong sambil mendekatkan wajahnya ke arah Taeyeon.
Taeyeon memutar bola matanya malas, terlalu jengah dengan sikap pria di hadapannya itu yang terlalu mengganggunya. Padahal mereka sudah tak pernah berhubungan lagi beberapa tahun belakangan ini.
"Kita sudah putus." Taeyeon menjauhi wajah Jiyong dan memilih duduk di sofa membuat Jiyong mengekori Taeyeon lalu duduk di hadapannya.
"Tak bisakah kita kembali seperti dulu?" tanya Jiyong penuh harap.
"Aku sudah muak melihatmu, setiap melihat wajahmu hanya kenangan buruk yang dapat aku rasakan."
"Taeㅡ" ucapan Jiyong terputus karena Taeyeon pergi dari ruangannya seakan tak ingin mendengar apapun dari Jiyong lagi.
Taeyeon memutuskan pergi ke ruang istirahat para dokter, berbaur sesekali saja tak apa kan? Saat sampai, disana ada Joohyun, Tiffany, Sooyoung dan satu dokter magang Yeri. Merekaㅡkecuali Joohyunㅡyang melihat Taeyeon masuk langsung membungkuk memberi salam.
"Kau ke sini? Tumben sekali," komentar Joohyun. Biasanya Taeyeon memang tak suka keluar ruangannya.
Gadis berambut panjang itu mendudukan dirinya di kursi sebelah Sooyoung. "Dia tak mau diusir."
"Dia? Siapa?" tanya Sooyoung penasaran. Tiffany menyikut lengan Sooyoung keras, seakan mengode agar tak seharusnya gadis jangkung itu menanyakan hal tersebut.
"Musuhku," dingin Taeyeon, yang lain hanya terdiam mendengar jawabannya tak berani bertanya lebih jauh.
"Kalau begitu beristirahatlah di sini," ucap Tiffany sembari memperlihatkan eye smile-nya. Ia memang selalu ramah seperti biasanya.
"Tidak perlu, aku akan menemani kalian."
🏥🏥🏥
Setelah jam kerjanya selesai, Taeyeon memutuskan segera pulang ke rumah. Tapi sebelumnya ia memilih pergi ke supermarket dulu untuk membeli bahan makanan di rumah.
Taeyeon memasuki lorong makanan berisi permen dan coklat, di sana terdapat banyak sekali jenis permen dan coklat yang begitu menggugah seleranya. Jujur Taeyeon memang menyukai makanan manis seperti itu. Ia memilih bungkus permen lolipop kesukaannya. Saat ingin mengambilnya, ada tangan lain yang ikut memegang permen lolipopnya. Taeyeon menengok ke arah pria di sebelahnya yang juga sedang melihatnya.
"Eh? Taeyeon-ssi?"
Taeyeon memperhatikan penampilan pria di hadapannya, ia memakai masker dan topi jadi Taeyeon sedikit sulit mengenalinya. Tapi dari suaranya Taeyeon seperti mengenalnya.
"Siapa?"
Pria itu melihat ke sekitarnya. Dirasa tak ada orang, ia membuka maskernya dan memperlihatkan wajah tampannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospital Love ✔
Fanfic[COMPLETE] Karena sebuah masa lalu yang menyakitkan, Kim Taeyeonㅡseorang dokter di sebuah rumah sakit terkenalㅡmemilih menutup diri dari orang-orang di sekelilingnya. Namun semuanya sedikit demi sedikit berubah sejak ia diharuskan merawat seorang id...