Aku senang bisa bertemu dengan orang-orang hebat disini. Tak sedikit alumni yang meneruskan ke militer seperti kak Pras. Aku hanya menunggu dan mengikuti kak Pras saja, sesekali aku ditanya apa hubunganku dengannya, siapa namaku, dari mana asalku, bagaimana bisa kenal dengan orang yang terkenal sebagai mantan ketua PKS yang sekarang menjadi Danton resimen AAL. Dan hanya dijawab senyuman olehnya. Walaupun baru 2 jam disana dan jam sudah menunjuk pukul 10 kami langsung pamit dan balik lagi ke Kota Pelajar. Dan aku berfikir bahwa ini kesempatanku untuk melarikan diri darinya dan pergi menemui Om Rezs dan Tante Mayanh. Tapi ia menyuruhku sampai dia di Bandara untuk pulang nanti.
Aku pun mengajaknya ke Chatime di salah satu mall terkenal di Jogja. Tapi bingungnya dia malah mengajakku ke salah satu toko es krim di Jogja yaitu Roemi X-traordinary ice cream. Ia mengajakku kesini dengan alasan salah satu fans ask.fmnya yang memberitahu dan ingin bertemu dengannya.
Baru kali ini nemuin cowok kayak kak Pras, batinku heran.
Bahkan ia benar-benar menyayangi anonnya itu. Jangan-jangan dia ke Jogja juga untuk anon yang ask dia. Sesampainya di sana kami langsung memesan ice cream yang ada di menu. Tak lama kemudian sosok wanita menghampiri meja kami dengan senyuman. Kak Pras langsung berdiri dan mempersilahkan orang itu duduk di kursi sampingnya. Mereka mengobrol cukup lama dan aku gantian sibuk dengan ponselku yang diramaikan oleh kak Rafly yang terus menerus menyuruhku untuk cepat pulang. Aku berfikir kalau kak Rafly menyuruhku cepat pulang seharusnya ia yang datang untuk menjemputku disini. Haha
Kak Pras terus mengkodeku untuk bersalaman dan memperkenalkan diriku pada orang yang dia kenal dari ask.fm tersebut. Baru ingin memperkenalkan diri dia sudah mengetahui biodataku secara tidak langsung. Menurutku mereka berdua tipe yang sama, dan aku rasa mereka beruntung idola dan penggemar memiliki hobi yang sama yaitu stalking orang. Dan bahkan dia juga menyebutkan bahwa aku adalah kekasih kak Pras. Sebelum aku mengelaknya kak Pras sudah menanggapi dengan ucapannya yang cukup bermutu. Aku juga bersyukur dengan aplikasi itu kak Pras memiliki adik dengan tipe yang sama.
Tak terasa sudah 1 jam aku menunggu mereka mengobrol. Kak Pras yang sedari tadi menyuruhku untuk memakan es krim langsung ku turuti. Dia masih saja mengobrol dengan asiknya hingga es krimnya hampir menjadi jus. Akhirnya teman ask.fmnya itu pun pamit pulang dengan berfoto bersama kita berdua. Aku merasa seperti menjadi seleb ask.fm setelah mendengar percakapan mereka berdua yang terlalu sering memujiku.
"See you next time", jabatku dengan senyuman.
Seusai wanita itu pergi kak Pras langsung bercerita tentang orang yang selalu memberikan pertanyaan-pertanyaan anonim padanya itu. Baru beberapa suap nasi goreng cheese pesananku sampai perut, aku melihat om Rezs yang datang dengan senyuman menunjukkan deretan giginya yang rapi itu. Om Rezs datang bersama Tante Mayang. Kak Pras yang bingung dengan kedatangan mereka langsung menyambut jabatan mereka dengan senyuman.
"Ini tempatku bertemu dengan adik tingkatku dulu, bagaimana aku bisa tidak tahu?", ucap om Rezs dengan tertawa.
Mereka berdua pun juga mengobrol dengan asik. Entah apa yang membuat obrolan mereka nyambung dengan sendirinya walaupun berbeda matra dan angkatan.
"Jadi kamu kakak kelas Azza yang dulu itu kah? Matranya Laut nih jadinya bukan udara?", tanya om Rezs pada kak Pras yang terdengar jelas di telingaku.
Kak Pras hanya menggelengkan kepala tanda bukan dan menceritakan dirinya pada Om Rezs. Sepertinya om Rezs lupa dengan foto yang aku tunjukkan beberapa tahun yang lalu adalah foto kak Ridwan dan kak Rafly.
Hingga akhirnya pun om Rezs dan Tante Mayang yang duluan pamit karena sudah ditelfon dengan anak-anaknya yang sengaja mereka tinggal untuk menemuiku. Kami juga langsung mencari masjid terdekat untuk melaksanakan sholat dzuhur dan melanjutkan tujuan kami ke Bandara Adi Sucipto untuk mengejar jam terbang pesawat yang akan ditumpangi kak Pras hingga tiba di Bandung.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny!
Romance"Jadilah dirimu sendiri. Saat itulah, aku mencintamu apa adanya. Jika kau mampu setia, maka setialah. Kesetiaan tidak hanya memerlukan kepercayaan dan pengakuan. Kesetiaan juga membutuhkan pengorbanan. Disaat aku pergi untuk mengabdi pada negara, ak...