23

2.3K 175 8
                                    

Keesokan harinya aku bangun pagi walaupun aku hanya tidur beberapa jam saja. Handphoneku berbunyi tanda telfon masuk.

"Waalaikumsalam, iya di jogja", jawabku.

"Baiklah, inshaAllah nanti ya kak", kataku dan kususul mematikan telfonku.

Yang barusan tadi adalah kak Ridwan. Ia memberitahu kalau hari ini dia pesiar. Kami akan bertemu siang nanti setelah para taruna diizinkan untuk keluar resimen. Aku mencoba membangunkan kak Pras namun tidak ada jawaban apapun. Aku pun langsung mengirim pesan untuk memberitahu bahwa aku pergi keluar untuk menemui kak Ridwan. Setelah mandi dan bersiap-siap, aku pun langsung menuju ke Plaza Ambarukmo.

Sesampainya di sana aku langsung menuju cafe terdekat sekalian mencicipi es krim gelato disana. Beberapa saat kemudian aku melihat kak Ridwan keluar dari XXI yang memang janjian bertemu denganku setelah menonton film. Kak Ridwan langsung menghampiriku sedangkan aku masih sibuk menghabiskan es krimku ini.

"Udah lama?", tanya orang yang mengenakan pakaian coklat Tarunanya dan menenteng tas hitam.

"Belum, es krimku belum habis berarti baru saja", jawabku tersenyum padanya.

"Jadi kenapa kamu telfon aku?", tanyanya.

Aku pun menceritakan apa perkataan Naura beberapa hari lalu tentang kak Citra. Kak Ridwan awalnya tak percaya dan akhirnya ia pun semakin penasaran dan katanya ia akan menanyakan pada kak Rafly jika mereka bertemu nanti. Kami langsung melanjutkan jalan ke Pizza Hut dan memesan makanan di sana.

"Oh ya, kamu ke Jogja sama siapa za?", tanyanya padaku.

"Sama kak Pras", jawabku.

"Wahh... siapa tuh? Pacar baru ya? Ternyata diam-diam menghanyutkan", kata kak pras mengejekku.

"Dia itu anaknya temennya Bunda, kemarin habis praspa terus mampir deh ke jogja", jawabku.

"Oh gitu, matra apa? Siapa namanya?", tanyanya.

"Ada deh", kataku menjulurkan lidah mengejeknya.

"Setelah kamu mengenal laki-laki, aku berharap kamu bisa jaga diri ya za. Aku laki-laki dan aku kenal kamu kayak apa, jadi kalau ada apa-apa nggak usah sungkan-sungkan cerita sama aku", ucapnya sambil mengusap ubun -ubun kepalaku seperti biasa.

Aku hanya memamerkan senyumanku padanya. Kami langsung saja menyantap makanan siang serta sore kami. Kami juga sempat jalan-jalan ke gramedia seperti biasa dan bermain di timezone kebiasaan kami dulu. Hingga tak lupa juga kami menyempatkan sholat di mushola terdekat. Di dalam mall sebenarnya adalah isi dunia yang tidak dapat kita tebak diluarnya. Seperti sekarang ternyata matahari sudah mulai menggelincirkan dirinya ke arah barat. Langit mulai berwarna sedikit orange dan bercampur biru.

"Time's up, see you Azza. Yang bener ya sekolahnya, sering-sering kabarin. Salam buat Ayah dan Bundamu", katanya saat kami sama-sama mendapatkan taksi pesanan kami.

"See you kak Ridwan, semangat biar cepetan jadi letda hahaha", kataku membalas senyumannya.

Kami langsung masuk ke taksi kami masing-masing. Aku lupa seharusnya aku pulang ke Salatiga hari ini. Aku pun mempertimbangkan keputusanku ini. Taksi baru jalan beberapa meter dari Plaza Ambarukmo. Aku langsung mengecek handphoneku yang sedaritadi ku pendam dalam tas coklatku ini.

10 panggilan tak terjawab
4 pesan
12 panggilan whatsapp
10 pesan whatsapp

Wow banyak sekali, batinku.

Dan itu dari kak Pras semua, ia memberitahu bahwa hari ini dia akan pulang ke Surabaya. Karena liburannya diganti menjadi 4 hari saja. Rasanya aku merasa kesal hari ini, tahu gitu aku tidak akan pergi bersama kak Ridwan. Entah apa yang membuat kak Pras meracuni pikiranku ini, aku langsung saja menuju Bandara Adisucipto. Siapa tahu dia belum berangkat.

You Are My Destiny!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang