31

2.9K 219 12
                                    

Udah 3... buat nepatinnya bakal di post... happy reading 😊

"3 bulan lagi kita nikah ya?," teriaknya setelah aku berjalan 5meter didepannya. Aku langsung berhenti dan menengok ke arahnya. Ia hanya melemparkan senyuman kebahagiaan atas anggukan kepalaku.

Aku tak menyangka pikiran negatifku tentangnya malah berubah 180° melenceng dari perkiraanku.
.
.
"Ma, Pras mau nikah 3 bulan lagi", kata Kak Pras sesampainya di rumah mamanya.

"Ha? Kemarin-kemarin nggak mau  sekarang bilangnya 3 bulan lagi", kata mama sambil membalas pesan di handphone beliau.

"Kemarin nggak ada calonnya, sekarang ini calonnya ma," kata kak Pras membuat mamanya melihat ke arah kami.

"Wahhh... masyaAllah kalau mama sih yes", kata mama dengan memelukku. Aku pun membalasnya dengan pelukan juga.

Beberapa saat kemudian muncul lah anak berumur sekitar 3 tahunan dan itu adalah Arsyi.

Tanpa basa basi dan tak tahu kenapa Arsyi meminta gendong padaku. Kak Pras hanya tersenyum dan malah ijin mengajakku dan arsyi pergi.

"Mau kemana?," tanyaku pada kak pras.

"Belanja, besok aku dinas lagi," katanya membuat Arsyi sedikit jengkel.

"Ayii mauu mainann omm," katanya sedikit kesal.

"Iya arsyi ntar beli," kata Kak Pras menenangkannya. Arsyi masih sibuk dengan gadgedku yang dimainkannya.

Sesampainya di Tunjungan Plaza kami langsung berbelanja kebutuhan kami. Sudah hampir satu jam kami berbelanja, awalnya Arsyi merengek dan meminta untuk ku gendong. Malah ia tertidur pulang dalam gendonganku.

"Loh kok malah tidur siih arsyi," kata kak Pras bingung.

"Nggakpapa kak, mungkin capek," kataku.

"Aku udah kok belanjanya kamu mau belanja juga nggak? Biar arsyi aku gendong," kata kak Pras mengambil Alih Arsyi dalam gendonganku.

Setelah aku berbelanja kamipun sampai di kasir. Tak lupa kami tetap membelikan Arsyi mainan.

"Hai kak, gimana kabarnya" tanya seorang cewek dengan dress diatas lutut.

"Alhamdulillah baik, caca ya?" Jawab kak Pras dengan tersenyum. Aku langsung memutarkan badanku 180° menuju tempat kek Pras berdiri memilih mobil-mobilan untuk Arsyi.

"Anaknya ya?", katanya dengan sok akrab.

"Keponakan saya, 3 bulan lagi saya nikah datang ya," kata kak Pras pada Caca.

"Ohh jadi udah ada calonnya nih? Kirain belum," jawabnya dengan gayanya yang kecentilan. Aku hanya membeku melihat adegan ini.

"Azza sini, nah ini calonku," setelah kak Pras menyuruhku mendekatinya seketika caca langsung pamit meninggalkan kami dalam toko mainan itu.

"Kok ada bau kebakaran ya?" kata kak pras dengan menggangguku.

"Apaan?" jawabku cuek.

"Kebakar api cemburu," katanya sambil tertawa pelan. Aku langsung mencubit lengan kekarnya itu. Dia hanya menjerit kesakitan.

"Duduhh sakit," katanya. Aku tak peduli dan setelah membayar mainan Arsyi kami langsung masuk ke mobil.

Arsyi masih tertidur pulas dan memelukku. Kak Pras hanya mengekspresikan hatinya dengan senyuman.

"Kalo nikah mau anak berapa?" Katanya memecah keheningan dalam mobil.

"Ah dasar ngeselin diem," kataku judes. Kak Pras tertawa melihatku.

You Are My Destiny!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang