29

2.8K 198 20
                                    

Maaf ya sebelumnya, updatenya sering telat😁 diusahain selalu up kok😂 doain aja inovasinya ngalir terus😆
.
.
.
Aku memang jarang senyum, tapi aku ingin kamu membuatku tersenyum-Kak Pras

Smsnya memang sedikit tidak mutu, tapi memang benar sih, dia jarang senyum. Dingin banget orangnya, mentang-mentang kerjanya di laut kok ya kayak air gitu, batinku. Aku tidak membalas smsnya satupun. Malam hari kak Kayla datang bersama kak Rizky dan keponaanku, yaitu Ara.

"Galau mulu nih, lihat dong Ara makin besar, pengen punya temen," Kata Kak Rizky menggangguku lembur kerja.

"Biarin aja lah mas, ntar kalau udah mantep sama perwira mah udah pasti ntar nikah," kata Kak Kayla sambil menidurkan Ara.

"Yayaya, makanya doain dong," kataku mengetik keybord leptopku.

"Juga usaha Za, percumah diem doa aja kalau enggak ada usaha nggak dateng juga," kata Kak Rizky menasehatiku.

Malam ini dipenuhi kata-kata mutiara dengan sepasang suami-istri yang kebetulan kakakku ini. Bel rumah bunyi beberapa kali, sepertinya Ayah dan Bunda sudah pulang dari pengajian malam ini.

"Tapi ini masih jam segini lho kak,"kataku memperlihatkan jam tanganku yang menunjuk pukul 19.15.

"Yakali nggak jadi," kata Kak Kayla.
Mereka curang dan tidak mau membukakan pintu rumah. Mentang-mentang paling tua, mereka seenaknya menyuruhku. Beberapa menit kemudian terlihat Kak Pras dengan mobil rentalannya. Dan sudah ada di atas balkon dengan menaiki tangga.

"Heiheii ngapain, turun!!! Dasar kurang kerjaan!! Pintunya udah kebuka!!," teriakku dengan jengkel. Ia hanya mengulaskan senyuman liciknya itu.

"Nggak bukain sih, salah siapa," katanya menjulurkan lidahnya. Beberapa menit kemudian ia turun melewati tangga itu lagi, dasar kurang kerjaan, batinku.

Baru sampai setengah tangga tiba-tiba..brruuukk!! Aduuuhhh!! Pekiknya sedikit keras.

Aku yang sedang mengabadikan moment di snapchat tertangkap ekspesi kak Pras yang jatuh dari tangga. Aku hanya tertawa dan membantunya berdiri lagi.

"Tuh kan, bilangin juga apa," Kataku menertawakannya.

"Nggak sakit kok, kalo sakit mah enggak lulus jadi perwira," katanya dengan menjaga ekspresinya yang dingin.

"Untung udah rapi gini, langsung aja yuk!" Katanya menarikku ke dalam mobil dan ia pun mengemudikan mobil ke arah yang tidak aku ketahui.

"Eh.. kemana?? Leptopku belum aku matiin," kataku.

Jangan-jangan Kak Pras ngajak ke Jogja? bisa bayangin nggak? Dengan kedipan mata dia bolak balik jogja 3 kali, (kalau fakta sih kayaknya mungkin nggak mungkin😁 mungkin aja ya😂)

"Aku enggak mau ke jogja lagi, udah capek," katanya seperti mendengar suara batinku.

"Kak, kok nyeremin gitu sih? Dari dulu kerjaannya mbaca pikiran orang," kataku ketus padanya.

"Ya taulah, biar kapok ngomongin aku terus... Tapi nggak kapok-kapok ternyata," katanya dengan nada sombongnya.

"Udah sampai! Selamat datang roro jonggrang," katanya membuka pintu mobil ini.

"Enak aja roro jonggrang, jelas-jelas nafas berartikan bukan patung," bisikku kesal dan membuka pintu.

"Yakan cantiknya," katanya membuatku berhenti dan meliriknya kejam.

"Sinis amat, padahal habis ini kamu harus buat aku senyum," katanya dengan menggandengku keluar.

"Buat kamu senyum iya tapi buat aku monyong tiap hari lihat aku diejek mulu dari dulu," kataku dengan kesal.

You Are My Destiny!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang