Mungkin ini part terakhir😊 jangan lupa vote sebanyak"nya yaa, comment kalian juga sangat dibutuhkan😊😊
.
.
"Makasihh sayang," ucapnya lantas mengecup puncak kepalaku."Sama-sama pras," kataku tersenyum. Dia hanya membalas dengan ekspresi tidak sukanya karena aku langsung memanggil dengan nama panggilannya dan terlihat tidak sopan menurutku juga tapi sebenarnya aku hanya bercanda saja.
"Lain kali jangan gitu nanti dikira aku temanmu," bisiknya lalu ku cubit pinggangnya dia meringis kesakitan.
"Makanya jangan usil," jawabku.
Malam ini kita membuat dinner kecil-kecilan di Bangka Belitung. Katanya Bunda dan Ayah ingin menyusul tapi mereka disibukkan dengan kelahiran anak kedua kak Rizky dan kak Kayla.
Disini cukup dingin, perlahan kuusap tanganku dan mencoba menghangatkan udara malam ini. Sentuhan tangan kak Pras membuatku tersadar di tengah lilin yang menyala.
"Kedinginan? Ayo kita pulang saja sayang," ajak kak Pras masih menggenggam tanganku.
"Tidak sedingin di Salatiga, mungkin adaptasiku yang kurang," jawabku mencari alasan untuk bisa merasakan pacaran halal setelah menikah.
"Aku semakin hari semakin merindukanmu sayang," kata kak Pras yang tiba-tiba mendekatkan kursinya di samping kursiku.
"Mulai kan alaynya, lembeknya di depan istri doang ya," jawabku memeluknya.
"Sekarang yang manja siapa?" Tanyanya mengejekku. Baru beberapa menit aku memeluknya dia sudah berdiri dan mengajakku untuk cepat pulang.
"Kenapa?" Tanyaku padanya.
"Kita pulang sekarang," katanya menggandeng tanganku seperti yang dia lakukan beberapa bulan lalu.
"Pras!!! Kenapa kamuu sering menghindar dariku?!" Teriak wanita asing yang mengejar kami.
"Ingat janji kita dulu! Aku terima lamaranmu sekarang!," deg, kakiku tiba-tiba terasa lelah untuk berjalan, mataku sudah dipenuhi rasa pedas, bibir ini masih terkunci dan mencoba mencerna setiap kata yang masuk dari telingaku.
"Apa kamu tidak mendengarku? Aku terima lamaranmu," ulang wanita tadi.
Lalu siapa aku? Siapa dia? Aku semakin tidak mengerti apa peranku saat ini. Ya! Drama apa yang sedang ku jalani? Gelengan kepala kak Pras mengisyaratkanku agar tidak usah mendengarkan kalimat wanita itu.
"Ku mohon berhentilah bersandiwara di depanku, kalimatku tidak seperti yang kamu pikirkan saat itu kak Pras," kata wanita itu.
"Apa maksudmu? Aku sudah menikah dengannya, lupakan masa lalu kita! Yang sudah terjadi biarlah," kata kak Pras baru kali ini menggunakan nada tinggi.
"Diamm kaliann!! Aku nggak ngerti deh dengan pembicaraan kalian," kataku membalas obrolan mereka.
"Aza, aku sudah bilang jangan dengarkan perkataan dia! Dia hanya membuat hubungan kita tidak baik. Aku mohon pergi dari kehidupan kami, apa kau tidak melihat cicin yang melingkar di jari manis kami Eca?" Kata kak Pras dengan urat di sekitar kepalanya.
"Lalu? Apa kau tak ingat janjimu kak Pras? Dasar penghianat! Aku yakin kau tidak mencintainya, cintamu hanya untukku," kata wanita yang disebut namanya Eca.
Aku masih berdiri membelakangi wanita pembawa rokok elektrik itu.
"Berhentilah bersandiwara di depanku kak Pras, aku Bella... Aku pikir setelah memutuskanmu dan melupakan semua janji yang kita ukir di dalam botol surat kita membuatku lebih tenang untuk menjadi sosok yang bisa ditinggalkanmu. Aku memang benar tidak suka sendirian sejak ayahku meninggal. Kenapa saat itu bertepatan dimana saat Kak Pras mendapat pengumuman untuk melanjutkan sekolah di SMA Taruna Nusantara Magelang, apa itu tidak membuatku sendirian, dimana kak Pras yang selalu menemaniku?" Katanya langsung mengalir setetes rengekan hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny!
Romance"Jadilah dirimu sendiri. Saat itulah, aku mencintamu apa adanya. Jika kau mampu setia, maka setialah. Kesetiaan tidak hanya memerlukan kepercayaan dan pengakuan. Kesetiaan juga membutuhkan pengorbanan. Disaat aku pergi untuk mengabdi pada negara, ak...