Extra Part

3.3K 189 2
                                    

Sebelumnya minta maaf klau part kmrn nggak begitu jelas tokohnya. Jadi Eca itu nama panggilan dari Biancca Bella, teman kecil kak Pras. Extra part update😊 Sesuai comment kalian💕
.
.
AZZA POV

Aku tak berkutik dalam diamnya malam, sudah 40 hari berlalu setelah tersebar luasnya berita tewasnya beberapa pasukan TNI AL yang melaksanakan tugas di perbatasan negara.

"Za," panggil sosok yang sedikit aku kenali nada bicaranya.

"Hmm," dengungku masih sibuk dengan pikiranku.

"Aku datang ke Indonesia dan kamu hanya merespon seperti itu?" tanyanya membuatku sedikit jengkel.

"Apa aku perlu membuat acara penyambutan untukmu?" Tanyaku sedikit jengkel.

"Nggak sih, seenggaknya main kerumahku, ibu kangen kamu za," kata kak Ridwan dengan nadanya lembut.

"Za, setelah ini kita main yuk! Kemarin-kemarin kamu nggak main sama aku," katanya layaknya anak kecil.

"Kak Ridwan kalau nggak bisa diem pulang aja deh!!" rengekku. Kebiasaan cerewet kak Ridwan membuatku sedikit teringat kak Pras.

"Yaudah aku pulang ya," katanya pamit. Entah tiba-tiba aku merasa ada yang beda darinya sejak pulang dari Lebanon.

"Kak Pras dimana? Kak Pras belum meninggal dan aku percaya itu," tangisku pecah mengingat semua momen yang pernah aku lalui bersama kak Pras. Aku tahu, dia sosok yang dingin tapi mampu membuatku hangat itulah kelebihannya.

Aku selalu menghabiskan waktuku di kamar. Entah kenapa disinilah aku merasa kak Pras selalu ada bersamaku.

Bunyi ketukan pintu kamar membuatku semakin terlelap dalam indahnya bunga tidurku.

"Sayang, maafkan aku... Ini bukan masalah kita, ini hanya masalahku. Maafkan aku membuatmu terluka malam itu, tidur yang nyenyak ya," bisikan lembut dan elusan lembut di puncak kepala membuatku nyaman. Walaupun hanya samar-samar aku mendengarnya.
.
.
.
Kicauan burung mengingatkan hari sudah pagi. Tapi masih belum tampak raja siang menyongsongkan sinarnya. Segera ku ambil air wudhu dan sholat subuh.

"Bunda, semalem kak Pras udah pulang ya? Dimana bun?" Tanyaku membuat seisi ruang makan melirikku bergantian.

"Emm, salah mungkin sayang... Ayah kasih tau ya, Pras sudah lama dikabarkan meninggal. Mana mungkin dia ke sini? Itu hanya halusinasi kamu sayang," Kata ayah mendekatiku. Pernyataan membuatku tidak bersemangat pagi ini.

"Makan dulu ya za," perintah kak Kayla mengambilkanku dua lembar roti selai padaku.

"Enggak ah, mau ke taman samping yang katanya baru itu loh kak, Aura mauu ikut aunty?," kataku dan menggendongnya dan memberikan persetujuannya untuk ikut denganku.

"Kak Pras, Azza belum bisa kasih temennya Ara, tapi kak pras sekarang udah nggak ada di sini," rintihku tiba-tiba teringat candaan kak Kayla saat itu.

"Nty nanaa yoyo(aunty ke sana ayo)," ajak Ara menarik tanganku.

Terlihat dr dekorasi taman sangat indah. Kemungkinan besar ada acara besar disini. Tapi acara apa??

Tiba-tiba handphoneku yang sejak tadi ku genggam berbunyi. 'Mama'
Hampir setiap hari Mama kak Pras menelfonku. Entah kami saling curhat ataupun menanyakan kabar. Aku sudah bolak balik Surabaya Salatiga lebih dari 10 kali. Kadang saat aku rindu kak Pras aku memilih untuk menginap di Surabaya. Tapi kadang Bunda juga memintaku sesering mungkin pulang ke Salatiga takutnya aku merasa bosan di Surabaya.

"Assalamualaikum sayang," sapa mama dari kejauan.

"Waalaikumsalam mama, udah sarapan ma? Hari ini agenda mau kemana ma?" Tanyaku runtut.

You Are My Destiny!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang